22. DATA & SYSTEM

361 65 9
                                    

22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

22. DATA & SYSTEM.

Sesekali kita harus pura-pura bodoh dan nggak tau apa-apa biar gak dicurigai.”
Watanabe Haruto, Vengeance.

Semalam Junghwan tidur di kamar Asahi. Keduanya bernasib serupa, kehilangan teman sekamar. Junghwan yang kehilangan Jaehyuk dan Asahi kehilangan Jake.

Junghwan, pemuda tinggi ini meminta izin pada Jihoon agar dapat sekamar dengan Asahi setelah cukup lama sendirian. Lagipula Asahi tidak keberatan.

Dan setelah satu malam sekamar dengan Asahi, Junghwan jadi tahu ternyata waktu Asahi lebih banyak dicurahkan di depan layar komputer daripada berinteraksi dengan sekitar.

Nampak Asahi sangat mencintai jurusannya. Seolah seni adalah jiwa seorang Hamada Asahi.

Entah setiap hari seperti ini atau karena terpukul ditinggal Jake, Asahi belum keluar kamar setelah debat panas di ruang tengah kemarin. Bahkan pagi ini, Asahi tidak keluar sarapan. Junghwan yang iba pun sampai mengambilkan sarapan untuk Asahi ke kamar.

Dan makanan itu belum disentuhnya.

Aktivitas Asahi sejak bangun tidur adalah menyalakan komputer, membuka aplikasi editing video, melakukan sunting dan menata klip-klip video hingga mengatur warna dan efek untuk pemanis.

“Sarapan dulu, Ash. Udah jam sepuluh,” ujar Junghwan entah yang keberapa kalinya.

Asahi hanya bergumam tanpa beralih dari layar. Seolah komputer itu lebih menarik daripada makanan yang Junghwan bawa.

“Ntar lo sakit.”

“Urusan perut bisa gue urus sendiri. Gue belum laper,” ucapnya.

“Terserah lo deh—oh iya!” Junghwan tiba-tiba menyeru dan mem-pause film genre thriller favoritnya. “Lo udah denger beritanya belum?”

“Berita apa?” kehebohan Junghwan bahkan tak mampu membuyarkan konsentrasi Asahi.

“Sekolah tanggung jawab. Pak Yejun bawa jenazah Jake ke rumah sakit buat diurus sebelum dibawa pulang,” bebernya.

“Tau dari mana?”

“Denger Jihoon telfonan sama Pak Yejun tadi pagi,” aku Junghwan nyengir.

“Lo nguping?”

“Gak sengaja, Ash. Namanya juga punya telinga dua masih fungsi belum tuli.” Junghwan menggerutu.

“Jangan diulang. Gak sopan.”

“Ya maaf.”

Asahi berdeham kemudian membetulkan kabel mouse-nya yang terlilit. “Dan harusnya lo bisa bedain mana tanggung jawab sama nyuap.”

“Maksud lo?” kernyit Junghwan.

“Ngurus jenazah sama pemakaman Jake doang gak bisa dibilang tanggung jawab sebelum HHS bener-bener selidiki kasus ini.” Asahi kembali bersandar pada kursinya. “Pengurusan jenazah Jake bisa jadi cuma alat pembungkam biar Ibu Jake gak protes atau buka suara.”

Vengeance | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang