6. PERGERAKAN EPHEMERAL

585 83 28
                                    

6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6. PERGERAKAN EPHEMERAL.

L'âme en peine
Il vit mais parle à peine.”
Love Story, Indila.

Yoshi takjub menerawang papan besar yang digantung pada dinding kamar Heeseung. Isinya penuh potret mayat Jaehyuk dan Yedam dengan benang merah melintang dimana-mana.

Setiap cetak foto tertulis tanggal dan waktu. Dibawahnya pula terdapat kertas bertuliskan tempat kejadian, luka yang dialami dan dugaan-dugaan seperti jenis senjata dan lain sebagainya.

“Kalian udah lama investigasi sendiri?” Yoshi masih betah melihat-lihat. Tidak, Yoshi tidak penasaran akan potret mayat mereka melainkan tulisan-tulisan dibawahnya. Hatinya terlalu lembut untuk menyaksikan hal semacam itu.

“Iya dan gue harap lo gak cerita ini ke siapapun,” ucap Doyoung.

“Maaf udah curiga sama kalian.” Yoshi mengembalikan salah satu foto mayat Jaehyuk yang masih ia genggam pada Heeseung.

“Lo bisa tutup mulut?” tanya Heeseung datar.

“Lo bisa percaya gue. Tapi kalian nggak curiga gitu sama gue?”

“Curiga?” kernyit Doyoung.

“Iya bisa aja gue pelakunya, kan? Kalian mana tau itu?” tanya Yoshi.

“Logikanya kalau lo pelaku, mungkin lo bakal bunuh gue sama Doyoung dulu sebelum lo bunuh Yedam setelah nemu foto ini,” ujar Heeseung ada benarnya.

“Ternyata lo bisa banyak bicara juga ya, Seung?” Yoshi tersenyum simpul.

“Terlalu banyak bicara bisa bikin kita kelihatan menonjol jadi gue milih diam kalau sama anak-anak.” Heeseung menempel kembali foto mayat Jaehyuk di tempat awal menggunakan paper pin.

“Nggak, lo dari dulu emang pendiam.”

Thanks, that's my talent.”

“Tapi lo harus udahan sama ini semua,” ujar Yoshi. “Gue denger Niki minta pindah sekamar sama lo.”

“Oh iya tadi Niki bilang gitu ke Jihoon. Dia minta izin sekamar sama lo.” Doyoung membenarkan.

“Kapan?”

“Tadi pas lo cabut dari dapur.”

“Bisa gue tolak.”

“Kalau lo nolak justru bikin anak-anak curiga sama lo dan pelaku bisa lebih ngawasin lo,” ucap Yoshi.

“Tapi udah sejauh ini. Kita gak bisa berhenti sebelum tahu pelakunya.” Heeseung menatap Doyoung.

“Oh gue ada ide.” Yoshi bersuara setelah hening sesaat. “Gue punya bangunan bekas toko yang lumayan jauh dari sini. Kita bisa pindahan dan pakai tempat itu buat penyelidikan. Anak-anak nggak mungkin tahu kita disana.”

Vengeance | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang