5. ENIGMA

571 87 48
                                    

5

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5. ENIGMA.

Cowok jangkung bername tag Kim Doyoung itu dalam perjalanan pulang setelah merampungkan ujian kala bertemu Mashiho, Haruto dan Niki di persimpangan koridor.

“Eh, Doy!” sapa Niki menunjukkan telapak tangan kanan.

Join basket bentar?”

“Enggak deh gue capek, ngantuk juga.” Doyoung menolak halus tawaran Mashiho. Ia sulit fokus lantaran kurang tidur usai membantu Mashiho membuat proposal basket semalaman.

“Bentar aja,” bujuk Mashiho.

Setelah beberapa detik Doyoung mengangguk juga akhirnya. Sulit menolak permintaan orang lain merupakan salah satu kekurangan cowok itu.

“Gitu dong.” Haruto memeluk bahu Doyoung dan berjalan bersamanya.

“Eh lo wangi banget pakai parfum apa?” tanya Haruto pada Doyoung.

“Bottega Veneta.”

“Beli dimana?”

“Toko kelontong, Har,” sahut Mashiho tidak habis pikir dengan pertanyaan Haruto.

“Har Har Har Har.” Haruto tidak terima.

“Nama lo, kan Haruto.”

“Panggil To dong biar keren,” ucap Haruto.

“Rut,” kikik Niki.

“Didiemin ngelunjak.” Haruto mencekik tengkuk Niki yang berjalan didepannya. Tidak erat. Hal itu justru membuat Niki kegelian.

Didepan pintu ruang olahraga, Mashiho urung memutar kunci dan malah mengendus-endus sekitar. “Bau apaan ya? Kalian nyium juga nggak?”

Pertanyaan Mashiho membuat Niki, Haruto dan Doyoung turut membaui sekeliling. Benar saja, samar-samar tercium anyir darah menyeruak masuk lubang hidung.

“Jangan-jangan ulah cewek-cewek nih,” gumam Niki berburuk sangka.

“Tapi toilet cewek jauh dari sini,” cekal Doyoung.

Tanpa pikir panjang Mashiho meneruskan tindakannya memutar kunci ke arah kanan. Begitu pintu terbuka, empat pasang mata disana terbelalak. Mashiho mundur dan jatuh karenanya.

Entah sejak kapan mayat Yedam telantar didalam sana. Yang pasti, darah di lantai hampir mengering.

Haruto yang berdiri di belakang Doyoung menutup mulut dengan tangan. “Y—Yedam?”

Pantas saja sejak fajar Yedam tidak ditemukan dimanapun. Ia juga absen dari ujian yang membuat guru mempertanyakan keberadaan laki-laki bersuara merdu itu pada teman satu asramanya yang sama-sama tidak tahu.

“Kalian tunggu sini biar gue lapor ke guru.” Doyoung lekas berlari ke ruang guru dan tak berselang ia kembali bersama beberapa guru dan massa penasaran.

Vengeance | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang