Vengeance | Treasure

EXTRA PART

；HOW COULD HARUTO SURVIVE?

DIKEMBANGKAN DARI PART 24.

Pijakan kaki Haruto terhenti saat ingin masuk. Laki-laki itu diam disana cukup lama. Meneliti bentuk gagang besi pintu kaca toko Yoshi lebih detail.

Persis seperti yang ia baca dan lihat semalam, ada empat lubang kecil di kedua sisi handle pintu bagian luar yang dikencangkan oleh semacam baut kecil seukuran peluru.

“Ada yang salah, To?” tanya Yoshi lebih dulu berada di dalam membuat Haruto tersadar.

“Ah enggak,” geleng Haruto masih mencuri-curi lirik gagang pintu disana. Seakan benda itu begitu menarik.

****

DIKEMBANGKAN DARI PART 25.

Haruto berdecak lalu mengamit walkie talkie di meja. “Yosh.”

“Iya?”

“Masih lama?”

“Bentar lagi. Ini udah sembilan tujuh.”

“Mata gue tinggal sepuluh watt in—”

“Oh selesai, To!”

“Oke!”

Haruto tegakkan punggung dan kenakan kacamata beningnya. Jemarinya dengan tangkas menari-nari di atas keyboard komputer. Mengkombinasikan angka-angka dan aljabar rumit untuk banjiri sistem dengan kirim data anonim hingga overload.

Processing code ....

Server attack ....

Haruto ketukkan telunjuknya ke meja selagi menanti hasil. Pupilnya bergerak nanar pada layar komputer. Degup jantungnya dua kali lebih cepat.

Successful.

“NICE!” pekik Haruto lirih sambil meninju udara.

“Pa! Papa gak akan kecewa sama anakmu ini!” monolognya girang di toko Yoshi yang minim pencahayaan itu.

Diraihnya benda pipih dari saku hoodie, Haruto dial nomor seseorang untuk dihubungi.

“Halo! Udah berangkat belum?”

“Belum. Gue ambil jadwal flight yang nanti malem,” jawab Renjun di ujung sambungan.

“Tugas gue udah beres. Segera ya!”

“Iya. Tapi temen-temen lo gimana? Jangan sampe ada yang tau nanti rencana ancur.”

“Soal itu mah gampang. Anak-anak biar gue yang urus,” kata Haruto.

“Pastiin itu.”

“Aman, gak akan ada yang tau.”

“Halo?”