31. MAUERBAUERTRAURIGKEIT

386 75 31
                                    

31

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

31. MAUERBAUERTRAURIGKEIT.

Jangan bercerita tentang kekuranganmu pada siapapun karena tidak semua orang peduli padamu. Bisa jadi mereka hanya sedang mencari celah untuk menghancurkanmu.
—Vengeance, 2023.

Kabut tebal pagi yang selimuti bumi menghantar suasana sejuk dan damai. Tidak heran, semalam memang hujan cukup deras dan baru reda sekitar pukul dua dini hari.

Dedaunan masih basah, begitu juga rumput dan jalanan panjang kota akhir pekan ini.

Dan disinilah Doyoung berada. Mengetuk sambil meneriaki kata permisi di depan gerbang kediaman Jaehyuk.

Yang mengherankan adalah setelah lima belas menit berlalu, tidak ada sahutan atau tanda-tanda orang di rumah yang tak begitu luas namun nampak elegan dan asri itu.

Rumput di pekarangan depan rumah sampai ke samping mulai panjang. Daun-daun yang gugur dari pohon belimbing juga tidak disapu. Sama halnya lantai teras tampak kotor.

Rumah bercat putih dengan sentuhan warna krem itu terlihat tak terawat di mata Doyoung.

Melirik samping, Doyoung menjumpai seorang ibu-ibu membawa tas anyam baru keluar dari rumahnya tepat di samping hunian Jaehyuk.

Dengan senyum ramah, Doyoung hampiri ibu-ibu tersebut. Berharap ibu itu tahu sesuatu.

“Pagi, Bu.”

“Iya?”

“Maaf, saya mau tanya, yang punya rumah ini dimana ya?” Doyoung menunjuk rumah Jaehyuk dengan kelima jari kanan sekaligus. Supaya terkesan sopan.

“Kamu siapa?”

“Ah, saya Doyoung temannya Jaehyuk.”

Ibu itu lantas manggut paham. “Dua hari setelah kematian Jaehyuk, mereka sekeluarga pergi ke kantor polisi. Katanya mau buat laporan pembunuhan Jaehyuk.”

“Kantor polisi yang dekat monumen?” tanya Doyoung diangguki.

“Iya. Tapi sejak sore itu, mereka nggak pulang lagi,” ujar sang ibu-ibu.

“Kira-kira kemana ya, Bu?” kulik Doyoung belum puas.

“Saya juga kurang tau. Tapi mungkin pergi ke rumah kerabatnya sekalian pemulihan pasca trauma. Biasa, orang kalau baru kehilangan orang tersayang, kan, butuh ditemani dan dihibur.” Ibu itu tersenyum hangat di akhir kalimat.

“Kalau sekiranya Ibu tau, boleh saya minta alamat kerabat Jaehyuk?”

“Aduh. Jauh, Nak,” ucap ibu yang sebagian rambutnya sudah memutih itu. “Semua kerabat Jaehyuk ada di luar kota. Keluarga Jaehyuk juga dulu pendatang baru disini.”

“Kalau begitu—” kalimat Doyoung terhenti ketika telepon di saku hoodienya berdering nyaring.

Usai diperiksa, ternyata panggilan dari Yoshi.

Vengeance | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang