23. AGATHOKAKOLOGICAL

410 76 3
                                    

23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23. AGATHOKAKOLOGICAL.

Daripada kita pakai hati buat kasihan dan sedih, lebih baik pakai otak kita buat mikir lebih kritis lagi.”
Hamada Asahi, Vengeance.

Doyoung memejam mata dan tarik napas panjang. Memberi sugesti pada diri sendiri bahwa segalanya akan baik-baik saja sehingga tidak ada yang harus ia khawatirkan hari ini.

Pemuda yang kini duduk di sofa ruang tengah itu menunduk saat merasa cukup tenang. Diamitnya tali hitam sepatu sekolahnya dan diikat rapi.

“Lo mau kemana, Doy?” tanya seseorang dari tangga membuat Doyoung terdongak sebelum berdiri tegak.

“Bukannya lo sendiri yang kasih info di grub hari ini anak-anak harus ke sekolah buat setor kartu keluarga?” jawab Doyoung tanpa ekspresi.

Tangan kanan Jihoon menengadah. “Sini, titipin gue aja.”

“Gue masih bisa ke sekolah sendiri.”

“Gue gak izinin lo berangkat,” kata Jihoon. “Lo stay di asrama.”

Doyoung tertawa ejek. “Kenapa? Karena pesan teror kemarin lo jadi cemasin gue?”

“Sejak kapan lo peduli gini sama anak asrama, Ji?” Doyoung usap leher belakang telinga. “Harus nunggu banyak korban dulu baru lo take action gini?”

“Kenapa posisi gue selalu salah disini? Acuh katanya lepas tanggung jawab. Peduli dibilang—”

“Kemana aja lo sampe udah ada empat korban gini?” potong Doyoung tajam. “Andai dari awal lo care sama kita gak mungkin kita tinggal lima belas orang doang, Ji.”

Doyoung ambil satu langkah, memangkas jarak dengan Jihoon. “Soal pesan teror kemarin. Gue gak takut sama sekali meskipun gue tau pelaku lagi ngawasin gue. I don't fucking care.”

“Dan kalaupun nyawa gue terancam. Gue gak butuh perlindungan dari lo,” tutup Doyoung segera melenggang dari ruang tengah menuju halte di seberang asrama untuk menunggu bus langganan dengan rute melewati gedung HHS.

****

Haruto berjalan cepat di koridor yang cukup ramai oleh teman-teman satu angkatan yang berkumpul di sekolah untuk mengurus kelengkapan administrasi.

Pandangannya terus waspada ke sekitar di sepanjang jalan menuju gudang sekolah di pojok gedung.

Usai memastikan tidak ada yang membuntuti, Haruto masuk ke gudang lalu mengeluarkan laptop dari tas yang dibawanya.

Sementara menunggu laptop kepunyaannya menyala, Haruto segera mengundang Yoshi, Heeseung juga Doyoung bergabung pada panggilan grub di jam tangannya.

“Doy, lo udah dimana?”

Jalan ke ruang TU.”

“Yosh?”

Gue udah standby dari tadi di depan ruang guru.”

Vengeance | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang