18. Al & Ga (2)

377 74 8
                                    

18

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

18. Al & Ga (2).

Semburat jingga mulai tergambar di ufuk barat. Jalan raya dipadati oleh orang-orang yang baru pulang dari tempat kerja.

Sesuai rencana kemarin, Yoshi menyempatkan diri berkunjung ke Choseungdal. Berdiam di dalam mobil yang ia parkir di depan gedung sekolah bersama kendaraan roda empat lain disana. Mungkin milik para orang tua yang hendak menjemput.

Dari sudut ini, Yoshi bisa mengamati dengan jelas keseluruhan gedung berlantai dua itu. Terlebih ruang guru yang jadi target utama. Sekaligus memantau keadaan sekitar yang sejauh ini sudah sepi sejak satu jam bel pulang berbunyi.

Yoshi tentu tidak sendiri. Ia mengajak Haruto selaku paling andal dalam bidang peretasan diantara mereka. Cowok itu duduk di kursi sebelah kemudi. Berkutat dengan laptopnya. Jemari dan pupilnya bergerak cepat. Yoshi tidak mengerti. Tapi Yoshi juga tidak ingin mengusik.

Hingga terdengar suara dari walkie talkie di tangan Yoshi.

Cek!”

“Iya gak perlu teriak gue denger,” balas Yoshi datar.

Kak gue masih di kelas. Bentar lagi turun.”

“Iya. Udah aman juga.”

CCTV-nya ya, Kak.”

“Turun aja.”

Setelahnya, kembali hening. Junhyeok pasti tak lagi memencet tombol untuk bicara.

“To, dia udah turun.”

“Bentar, dua menit,” ujar Haruto tanpa berpaling dari layar.

Yoshi perhatikan Junhyeok menyusuri lantai satu. Kian dekat dengan radius ruang guru.

“To, belum?”

“Dikit lagi.”

Yoshi tekan tombol di samping walkie talkie. “Berhenti dulu, Jun!”

Tak berselang, Junhyeok berhenti di depan kolam ikan. Pertanda ia dengar perintah Yoshi.

“Tunggu situ dulu,” titah Yoshi lagi.

Junhyeok termasuk cerdik. Yoshi tidak melihat anak itu memegang walkie talkie. Benda itu jelas disembunyikannya entah dimana agar penampilannya tidak dicurigai meski terekam kamera pengintai.

Bunyi klik keyboard terakhir, “Oke beres.”

Yoshi mengangguk. “Sekarang, Jun.”

Tanpa banyak bertanya lagi, Junhyeok lanjutkan langkahnya yang sempat tertahan. Diliriknya CCTV di ujung lorong. Benar saja, lampu indikasinya tidak berkedip. Dapat dipastikan benda itu sepenuhnya mati.

Junhyeok raih gembok ruang guru. Walau sekolahnya sudah sunyi, ia tetap waspada. Dirogohnya saku jaket, Junhyeok keluarkan botol sampel kecil berisi cairan galium pemberian Yoshi kemarin serta alat suntik tanpa jarum.

Vengeance | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang