10. VENI, VIDI, VICI

446 81 17
                                    

10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10. VENI, VIDI, VICI.

Aku diam bukan berarti tidak tahu.
Justru aku lebih mengetahuinya dibanding dirimu.”
Vengeance, 2023.

Tiga tahun lalu.

Choseungdal Junior High School, 2020.

Jungwon menggoyangkan sebuah spidol papan warna hitam untuk diisi ulang tintanya di ruang guru. Langkahnya tertahan di tangga kala penglihatannya secara kebetulan menangkap Jaehyuk dan Jake mengintip sesuatu dari balik tiang beton penyangga. Jungwon penasaran dan menelisik arah pandang mereka.

Jungwon menyipitkan mata. “Yuri?”

“Yuri ngapain nangis di gudang?” Jungwon terus memperhatikan adik kelas tujuhnya itu dari atas tangga. Melihat sekelebat orang lain di gudang, Jungwon memiringkan kepala. Matanya melebar begitu tahu ada orang lain di gudang bersama Yuri.

Tiga orang. Sunoo, Yedam dan Niki.

Dengan mata kepala sendiri Jungwon menyaksikan perundungan ketiganya pada Yuri. Disini, mereka memang terkenal gemar menindas siapapun yang dianggapnya lemah. Tidak peduli teman seangkatan atau adik kelas.

Termasuk Jungwon yang acap kali dipalak oleh Sunoo.

“Sini duit lo,” minta Niki pada Yuri yang berdiri menunduk di pojok gudang.

“Cepetan mana?!” Yedam menendang tulang kering Yuri membuat gadis malang itu memegangi kakinya.

“Gak usah drama. Mana duit lo,” tagih Sunoo.

Yuri cepat-cepat merogoh saku dan menyerahkan seluruh uang sakunya pada Yedam.

“Duit si bisu gede juga,” ucap Yedam girang pada Sunoo dan Niki seraya mengipas leher dengan selembar uang lima puluh ribu dari Yuri.

“Kenapa? Gak bisa teriak minta tolong ya?” ejek Sunoo pada Yuri yang merupakan penyandang tunawicara.

“Hei? Teriak! Masa teriak doang gak bisa?” imbuh Niki lalu tertawa.

“Bentar, kalau gue giniin bisa teriak gak ya?” Sunoo jambak rambut Yuri kencang membuat air mata Yuri luruh.

“Nangis doang lo! Teriak!” Sunoo semakin menariknya.

“Noo, udah lepasin. Sampe kapanpun lo nyoba gak bakal bisa. Kan bisu,” cerca Yedam.

“Denger, apa gunanya lo hidup kalau gak bisa ngomong huh?” hardik Niki pada Yuri. Mata perempuan itu berkaca-kaca. Harusnya mereka iba. Setidaknya jika masih punya hati nurani.

“Udah udah lepasin. Ngantin aja,” ajak Yedam hengkang dari sana.

Jungwon melihat pula Yedam sempat meludahi rambut Yuri sebelum pergi mengekor Niki dan Sunoo ke kantin.

Vengeance | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang