15. PREPOSTEROUS

401 72 4
                                    

15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15. PREPOSTEROUS.

Niki berdeham singkat berniat memecah keheningan di ruang tengah. Tetapi sepertinya ia salah ambil tindakan dan membuatnya diserbu atensi beberapa anak disana.

Jihoon di depan sofa, berdiri mengabsen satu persatu wajah temannya.

“Haruto mana?” Doyoung lebih dulu bertanya sebelum Jihoon sadar satu orang tidak hadir.

Sontak saja satu ruangan saling tatap. Dan benar saja, Haruto tidak ditemukan di manapun.

“Lo teman sekamarnya, harusnya lo tau,” ucap Jay pada Doyoung.

“Gue dari tadi keluar sama Jungwon,” balas Doyoung.

“Gak ada yang dipamitin sama dia?” tanya Jeongwoo membuat semua perhatian tertuju pada Jihoon.

Cowok itu penanggung jawab asrama ini. Menurut peraturan yang telah Jihoon buat sendiri bahwa tiap anak wajib lapor padanya ketika ingin kemanapun, semestinya ia tahu dimana keberadaan Haruto.

“Dia izin pulang tapi udah gue suruh balik,” ujar Jihoon menanggapi sorot tagih yang teman-temannya tunjukkan.

“Jadi nunggu dia dulu nih?” tanya Hyunsuk.

“Harusnya gak usah lah. Dia, kan gak di asrama pas kejadian,” sahut Jake.

Belum kering bibir Jake usai berkata demikian, sosok yang sedang dibicarakan masuk sambil menenteng tablet kesayangannya.

Kaki jenjang Haruto berhenti di sebelah Jihoon. Menghela berat, Haruto tatap balik semua orang di ruangan bercat putih itu.

“Lagi? lagi?” Haruto buka suara. “Kenapa sih dari dulu kalau gue telat pada ngeliatin? Gue gak suka ya kalau gue telat dikit terus kalian ngeliatin gue kayak habis bunuh orang.”

“Duduk sana, To.” Jihoon mengendik kepala ke kanan, kode supaya Haruto bergabung dengan Mashiho dan Hyunsuk yang berdiri di kiri sofa.

“Gak ah gue sini aja.”

Jihoon tidak lagi ambil pusing. Toh, posisi berdiri Haruto tidak ada pengaruhnya bagi kasus ini.

“Coba jelasin kronologinya,” pinta Jihoon pada Mashiho dan Sunghoon sebab keduanya lah yang berada di tempat kejadian tadi.

Mashiho dongsok pundak Sunghoon di sampingnya. “Jelasin.”

Sunghoon tatap sekilas Mashiho lalu kembali pada Jihoon. “Tadi gue baru nyalain kompor, tiba-tiba keluar api gede gitu. Gue juga kaget.”

“Bentar. Gue rasa-rasa tiap kejadian biang keroknya lu mulu dah,” celetuk Niki menunjuk Sunghoon.

“Iya,” Jake sepemikiran. “Kecelakaan kemarin juga gara-gara lo, kan?”

“Jangan-jangan lo sengaja ya pengen bikin kita celaka?” Junghwan ikut-ikut.

Sunghoon yang merasa terpojok hendak berbicara dan membela diri tapi tidak diberi celah. Wajahnya mulai tegang seakan tidak terima dituding demikian.

Vengeance | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang