14. PAGE 225

537 87 9
                                        

14

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

14. PAGE 225.

“Ji.” Jungwon bersama Doyoung menghampiri Jihoon yang tengah meneguk jus jeruk langsung dari botol membuat cowok itu menghentikan kegiatannya dan menatap keduanya dengan mulut penuh terisi cairan ekstrak jeruk tadi.

“Kita izin ke perpustakaan kota,” pamit Doyoung.

Jihoon menelan minumannya. “Berdua doang?”

“Iya.”

Tanpa mengatakan sepatah kata, Jihoon justru layangkan sorot sengit pada Jungwon maupun Doyoung.

“Kenapa lo ngeliatin kita gitu banget, Ji?” Doyoung risih ditatap demikian.

“Cuma ke perpus doang?” tanya Jihoon mengacuhkan pertanyaan Doyoung.

“Kayaknya pas pulang mampir dulu ke toko jam sekalian benerin jam tangan gue.” giliran Jungwon menjawab.

“Oke tiga jam cukup. Kalau udah sampai perpus, shareloc,” final Jihoon.

“Lo gak mau titip apa-apa?” Doyoung basa-basi menawari Jihoon yang minum dari botolnya lagi.

“Gak.”

“Oke kita cabut dulu.”

Jihoon menyeruput minumannya lagi ketika punggung keduanya semakin jauh kemudian merogoh ponsel di saku. Jihoon mendial nomor seseorang dan menempelkan benda elektronik itu di telinga.

Halo, Ji?

“Doyoung sama Jungwon ke perpus. Buntutin dan cari tau mereka ngapain aja.” tatapan horor Jihoon serta suara berat membuat kesan misterius terpancar jelas dari dirinya.

****

Langkah Yoshi yang membawa korek api dan sapu lidi itu memelan saat mendapati seorang ibu-ibu asing celingukan di ambang pintu asrama. Rambutnya disanggul rapi dengan gaun warna biru tua selutut dan tas jinjing hitam keluaran brand ternama di lengan kiri. Membuat Yoshi menepis dugaan bahwa ibu-ibu ini seorang pegawai sales atau peminta-minta.

“Ada yang bisa dibantu, Bu?” ramah Yoshi.

Senyum ibu itu melebar. “Ah iya, Jeongwoo di asrama ini?”

“Oh iya,” angguk Yoshi. “Jeongwoo tinggal disini.”

“Anaknya ada?”

“Ada, Bu. Jeongwoo lagi istirahat di kamar,” jawab Yoshi sejujurnya.

“Masih sakit ya?”

“Udah mendingan, Bu. Tadi pagi habis sarapan saya cek suhunya udah turun.”

“Kamu teman sekamarnya?”

Yoshi reflek menggeleng. “Bukan, Bu. Teman sekamar Jeongwoo namanya Jungwon.”

“Kalau gitu bisa panggilkan Jeongwoo sebentar?”

Vengeance | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang