13

2.2K 29 0
                                    

Raut wajah yang biasanya mengumbar ekspresi bahagia dan senang sekarang mengumbar aura yang suram. Ya, wajah Pio, Lary, dan Harry tampak kusam karena tugas tambahan yang tak kunjung selesai. Mereka menatap pekerjaan mereka dengan tatapan seperti mayat hidup.

Bella bahkan tak sanggup melihat wajah mereka

"Apa ini? Kenapa wajah kalian gitu?"
Bella mengeluarkan 3 buah kotak bekal dari dalam kantong bawaannya dan menaruh di meja mereka.

"Jangan berisik! Pergi sana" ucap Harry ketus.
Tanpa memandang wajah Bella, Harry fokus pada manganya. Lingkaran hitam di matanya menjelaskan bahwa dia tidak tidur seharian hanya untuk membaca manga-manga tersebut.

"Iya! Pergi sana! Hush hush... "
Berbeda dengan Harry, suara Lary terdengar sangat lemas, matanya merah, dia bahkan tak mampu mengangkat tubuhnya dari atas meja, tapi tangannya terus-menerus menggerakkan kursor laptopnya.

Sedangkan Pio sama sekali tak bersuara, bibirnya kering, matanya iritasi, rambutnya diikat acak-acakan.

"Aku akan balik lagi kesini setelah ngasih ini ke Rai, ok? Btw, kalian liat Neo ga?"

Pio menunjuk ruangan Neo.

"Ok"
"Phew... Jadi inget masa lalu" gumamnya dalam hati

.

Pemandangan yang tak jauh berbeda bisa terlihat jelas di ruangan Neo. Neo bahkan tak menyadari Bella masuk ke ruangannya dan menaruh sekotak bekal makanan di mejanya karena dia tertidur begitu pulas.

"Um.? Taro aja" dia terbangun dengan ceplakan kertas di pipinya. Bella berusaha keras menahan tawanya melihat wajah Neo yang sangat kelalahan.

"Nih, gue bawain makanan"

"Oh. Thank u thank u"

Tak ingin berlama-lama, Bella berjalan membawa sekotak makanan yang tampak sangat spesial ke ruangan Rai.

Ruangan Rai memberikan atmosfer yang berbeda dari yang diluar ataupun di ruangan Neo. Bella bahkan sempat merinding ketika memasuki ruangannya.

Wajah Rai terlihat sangat tegang dan fokus, bahkan lirikannya terasa sangat tajam pada Bella.

Karena lirikannya, Bella sempat berhenti melangkah lalu kemudian dia memberanikan diri melangkah mendekat ketika Rai kembali fokus pada laptopnya

"Kamu lapar, kan? Taraaa~"
Wajahnya yang sumringah tiba-tiba ditekuk ketika melihat reaksi datar dari Rai.

Space meja Rai yang kosong dia buat menjadi tempat duduk, dan tanpa rasa bersalah, Bella mulai menyendok makanannya dan menyuapi Rai .

"Aku bisa makan sendiri" Dia hendak merebut sendok dari Bella tapi Bella tak memberikannya

"No! Kamu fokus kerja aja. Biar aku yang suapin"

Tanpa berpikir apapun, Rai membuka mulutnya setiap kali Bella menyuapinya.

"Tapi, Rai. Apa kamu ga keterlaluan sama mereka?"

"Aku juga gamau seperti itu. Tapi pihak korea, perusahaan yang jalin kerja sama dengan kita saat ini sangat perfectionist. Mereka bahkan mengerahkan segalanya pada kita tapi meminta hasil yang maksimal. Mereka hanya memberikan 1 tema"

"Sulit juga, ya"

Bella memahaminya. Terkadang pihak yang menjalin kerjasama dengan mereka terlalu mempercayakan segalanya pada mereka hingga tak menuntut banyak hal, tapi jika hasilnya tak memuaskan bagi pihak lain, mereka yang akan disalahkan.

My Husband is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang