30

684 21 2
                                        

"Hei, nak. Kamu marah karena ucapanku tadi? Beraninya kamu membuat mamamu kesakitan, hah?! Yang berbicara kasar itu aku, tau. Jadi berhentilah menyakitinya." Ucap Rai menatap perut Bella

"Ukh!!!! Sakit!!!!!!" Erangan Bella semakin kencang, selembut apapun belaian Rai pada perutnya tak lagi berpengaruh padanya.

"Hei! Aku minta maaf, oke?! Maaf... jadi, tolong. Berhenti menyakiti istriku. Aku janji aku akan berbagi denganmu" Rai mengernyitkan kedua matanya.

Ajaibnya, keadaan Bella pun tak separah sebelumnya, rasa sakit yang 'ia rasakan pun mulai berkurang demi sedikit. Ikatan batin diantara mereka bertiga pun dimulai pada malam itu.

.

Setelah cukup lama menunggu, Rai yang setengah tertidur langsung terbangun setelah mendengar suara pintu utama yang terbuka,

"Tuan, saya Neo"

*"Oi! Kenapa tenang sekali di dalam?! Bagaimana Bella?! Apa dia tidur?!" Ucap Shizuku dengan nada paniknya membuka pintu masuk kamar dan berlari mendekati Bella

Segera 'ia mengeluarkan stetoskop dan mendengar denyut jantung Bella dan janinnya. Untungnya, keduanya terdengar baik-baik saja.

*"Syukurlah. Minum dulu obatnya, setelah itu kamu bisa tidur"

Shizuku dan Rai menopang tubuh Bella dan memberikannya sekapsul obat anti kram. Tak lama, Shizuku memperbolehkan Bella tertidur.

Karena kelelahan, seketika Bella tertidur pulas. Rai pun beranjak perlahan dari kasurnya dengan wajah depresi dan murung. Dia berjalan ke ruang tengah dan duduk di sofa.

"Apa ada sesuatu yang terjadi, Tuan?" Tanya Neo melihat Rai tampak sangat stress

"Bagaimana ini?"

"Apanya?"

"Aku sudah berjanji akan berbagi dengan anak itu"

"Eh?"

"Masih di dalam perut saja dia menunjukkan kepemilikannya atas Bella, bagaimana kalau dia keluar nanti!"

"Tunggu. Apa maksud anda... anak anda?"
Saking tidak percayanya, tubuh Neo merasa lemas dan duduk di sofa tepat disebelah Rai

"Iya! Dia menyakiti Bella karena kubilang Bella harus lebih adil terhadapku nanti!"

"Haaa~ apa anda serius?"Neo menghela nafas

"Kamu ga tau rasanya!!!!" Teriaknya merengek

"Tapi dia anak anda, Tuan. Ah tidak... maksudku, yah~ dia sangat mewarisi sikap anda meskipun masih berada di dalam perut dan masih berbentuk janin. Saya kagum dengan genetik anda" ucapnya lelah dengan sikap Tuannya tersebut

"Kamu sedang memujiku atau menghinaku?"

"Keduanya"

Rai menumpu kepalanya dengan kedua telapak tangannya dan menghela nafas berkali-kali dan merengek.
"Aku melindungi Bella dari musuh, padahal musuh utamanya ada di dalam perutnya" rengeknya

"Berhentilah, Tuan. Anda terdengar sangat tidak waras sekarang"

*"Oi! Aku harus menjaganya, jadi aku akan tidur bersamanya malam ini" Teriak Shizuku dari dalam kamar lalu menutup pintunya.

Setelah menatap Shizuku dengan berekspresi shock, Neo melirik Rai dan melihatnya tersulut emosi.

"Musuhnya bertambah" ucap Rai dengan nada rendah

My Husband is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang