Dengan berdiri dan bersandar di pintu, Rai menyilangkan tangannya, menatap Bella yang tak bergerak sedikitpun dari posisinya.
Mereka berdua tenggelam dalam pikirannya masing-masing."Ini bukan seperti yang kamu pikir, aku ga pernah bikin scenario menjijikan di dalam otakku, justru kamu yang membuatku bertingkah seperti ini" ucap Rai acuh
"Kamu lagi nyalahin aku? Kamu lagi berusaha bikin aku merasa bersalah?" Tanya Bella dengan tatapan kesal
"Menurut kamu? Siapa yang bikin aku kaya gini? Kalau kamu ga pernah dateng ke sini, kalau kamu ga pernah ngikutin aku, kamu ga akan ada di sini"
"Kamu sendiri kenapa banyak rahasia dari aku?! Harusnya kamu mikir kenapa aku bisa kaya gini. Seandainya kamu selalu cerita masalah kerjaan, atau masalah keluarga, aku ga akan ngikutin kamu!"
"Apa lagi yang harus aku ceritain?!"
Mereka berdua mulai saling berdebat di dalam sel tahanan, nada Bella semakin tinggi siring dengan rasa bingung dan rasa kesal yang 'ia alami. Sementara Rai merasa dirinya tidak merahasiakan apapun tentang keluarga dan perusahaan ataupun kerjaannya.
Yang 'ia rahasiakan hanyalah mengenai dirinya yang sedang melakukan berbagai cara untuk tetap mengurung ayah Bella tanpa diketahui oleh Bella."Kamu masih belum puas dengan semua yang aku ceritain?" Tanya Rai
"Udahlah!"
"Ga ada tuh udah-udah. Kamu duluan yang mulai, kita harus selesain ini disini sekarang juga. Apa lagi yang mau kamu tau dari aku?"
"Kenapa kamu di sini? Kenapa mereka semua bilang kamu penting?"
Rai menghela nafas dan memejamkan mata, kepalanya 'ia sandarkan di pintu, lalu membuka matanya kembali dan menatap Bella ya g sedang melihatnya penuh harap
"Ada yang harus aku urus di sini" ucap Rai
"Apa yang harus di urus?"
"Soal kerjaan"
"Kerjaan kamu berhubungan sama penjara?"
Rai melirik ke langit-langit, berusaha menahan ekspresi kesal. "Kenapa dia ngikutinnya pas lagi ke sini sih" gumamnya
"Tuh, kan. Kamu ga mau jawab lagi!" Ucap Bella merengek
"Aku akan jawab, tapi dengan satu syarat"
"Engga! Aku ga mau syarat-syaratan!"
"Yaudah"
"Apa syaratnya?" Ucap Bella setengah berbisik
Rai tersenyum, lalu menatap Bella dengan tatapan nakalnya.
"Sini" Rai menggunakan isyarat dengan lirikan matanya.
Dengan berat hati, Bella mendekatinya. Rasa penasarannya mengalahkan rasa kesalnya.
"Apa?" Tanyanya ketus
"Cium aku"
"Ap- GA MAU!"
"Aku ga akan minta lebih, aku cuma mau kamu cium aku, akhir-akhir kamu jarang banget cium aku duluan. Apa kamu mulai bosen sama aku?"
"Hah! Yang bener aja" Bella semakin kesal dengan ucapan Rai yang asal.
Saat itu, Rai melirik dari balik pintu dan melihat 4 orang sipir membawa seorang tahanan, kedua tangannya di borgol, bagian atas kepalanya di tutup kain hitam tebal.
Seorang sipir melihat wajah Rai dan menunduk, lalu dia menunjukkan wajah di balik kain hitam tersebut, dan ternyata tahanan tersebut adalah ayahnya Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is Perfect
De TodoKarena perceraian orang tuanya, Bella merasa tidak percaya diri dalam menjalani pernikahan. Ketakutan akan rasa cinta yang lama-kelamaan pudar selalu menghantui pikirannya, membuatnya menjadi pribadi yang keras dan tidak konsisten dalam hubungan. Hi...