35

579 20 0
                                        

Kediaman Neo, pukul 22.00

Neo dengan ekspresi datar dan pipi lebam yang menghiasi wajah tampannya, menatap cangkir tehnya yang sudah kosong.
Melirik Rai, yang sedang duduk dengan menyandarkan seluruh tubuhnya di sofa, kedua tangan yang tidak bertenaga disandarkan di kedua sisi sofa kecil.

"Lu ga mau pulang?" Tanya Neo setengah kesal, melihat wajah depresi Rai

"Ga mau pulang. Gue takut di perkosa" ucapnya lemah

"Ap- hah~" Neo menghela nafas, menatap langit-langit rumahnya, memikirkan eksistensi dirinya sendiri dan berusaha membuat dirinya tetap waras
"Gue dapat kabar, ayah Ny.Bella sudah dipindahkan ke Abashiri. Dia ditempatkan di penjara bawah"

Penjara bawah adalah tempat paling menjijikan bahkan bagi kriminal kelas kakap sekalipun.
Tempat di mana, para kriminal telah kehilangan kewarasan mereka.
Sodomi, pembunuhan, pengeroyokan, semuanya bebas di sana tanpa aturan.

Tidak ada pengawas di sana, pintu yang menghubung ke penjara bawah selalu terkunci rapat, dijaga oleh puluhan sipir berperalatan lengkap yang selalu berjaga 24jam secara bergantian.

Kriminal yang berada di sana, adalah kriminal-kriminal kelas atas yang bermasalah dengan pemerintah, ataupun dengan orang-orang penting lainnya.

Dengan kata lain, para kriminal di sana adalah orang yang sengaja dikirim untuk dibunuh secara perlahan, kriminal yang mendapat hukuman mati yang akan dibunuh secara keji tanpa campur tangan dari polisi ataupun oknum lainnya yang ingin 'bertangan bersih'

Dan sebagian besar kriminalitas di sana adalah kiriman dari Rai, ada warga biasa, wartawan, bahkan oknum pemerintahan dan polisi sekalipun, yang mencari masalah dengan Rai.

Meskipun mereka dikabarkan bunuh diri atau mati, nyatanya, mereka dikirim ke penjara bawah untuk disiksa secara perlahan.

Dan kengerian itu hanya disaksikan oleh oknum Abashiri. Mereka adalah orang-orang yang sudah bersumpah akan menutup mata mengenai kekejaman Rai dibalik wajah polos tak berdosanya di 'dunia luar'.

Rai menjaga tangannya tetap bersih sekalipun dia telah menyiksa puluhan bahkan ratusan orang yang dia anggap pengkhianat atapun musuh.

Dan tanpa berpikir ulang, dia telah mengirim ayah mertuanya sendiri ke 'neraka gelap' itu tanpa sepengetahuan istri tersayangnya.

Tapi, sesuai pepatah 'bangkai akan tercium, meskipun dikubur dalam-dalam' .

Rencana yang dia atur sedemikian rupa hancur seketika, satu minggu setelah dia mengirim ayah mertuanya ke dalam penjara bawah, Bella menghampirinya, menyiramnya dengan segelas air minum yang ada di atas mejanya di hadapan seluruh koleganya, saat dia sedang mengadakan rapat.

"Bunuh aku, dan kirim aku ke tempat itu kalau kamu ingin!" Ucap Bella ketus lalu keluar dari ruang rapat setelah selesai membuat malu Rai.

*"T-Tuan.." seorang kolega menghampiri Rai dan menyeka tetesan air yang ada di wajahnya.

Rai menarik wajahnya, menepis tangan yang menghampirinya dan memberikan sorot mata tajam.

*"Sampai mana tadi?" Tanya Rai bertingkah seperti tidak ada yang terjadi, melanjutkan rapatnya.

Para koleganya memberikan tatapan khawatir dan cemas, tapi mereka berusaha fokus pada rapat sebagaiman yang dilakukan oleh Rai.

..

2 hari sebelum insiden itu, pukul 14.00

Seperti biasa, Bella membaca manga di ruang keluarga, kaki lurus di atas sofa, satu tangan menahan kepalanya, satu tangan lainnya memegang manga.

My Husband is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang