23

597 22 0
                                        

Siang hari, dikamarnya.

Bella duduk di kursi meja riasnya, melakukan video call bersama Elle, kakaknya. Melalui laptop miliknya yang baru saja dibelikan oleh Rai.

Bella terlihat sangat bahagia, menceritakan banyak momen pada kakaknya, terutama momen saat dia kerumah Kepala Keluarga terdahulu, dan yang paling terutama adalah menceritakan kehamilannya yang sangat mengejutkan

"Btw, gue belum sempet ngasih congrats yang bener buat lu. Selamat ya, atas kehamilannya"

"Haha thank u thank u. Semoga lu juga bisa cepet punya baby ya kak. Biar baby gue ga kesepian" ucap Bella dengan raut wajah bahagia

"Ah.. soal itu... Gue belum kasih tau ya?" Mendadak ekspresi Elle menjadi murung

"Eh? Kenapa?"

"Sebenernya .. ada masalah di kandungan gue, kata dokter bakal sulit buat punya anak"

"Apa?!!! Kak! Kenapa lu baru bilang ke gue soal masalah penting kaya gini?"

"Itu... Tadinya waktu gue ke apart lu, gue mau cerita soal itu. Eh, malah liat kondisi lu yang mengkhawatirkan, jadi gue ga ada waktu buat cerita"

"Astaghfirullah.. maafin gue kak!"

"Hehe.. ga apa-apa, gue sama Kevin juga lagi usahain yang terbaik kok. Oh btw, bulan ini rencananya kita pindah ke Bali"

"Bali?"

"Iya.. Kevin pindahin kantor pusat ke Bali supaya lebih deket sama keluarganya, jadi di Indonesia, dia punya 2 perusahaan, keren, kan? Hehe.. suami gue ga kalah keren dari suami lu ternyata"

"Waaahh.. syukurlah kalau gitu. Rai juga disini tambah keren banget, mungkin karena ini tempat asalnya, jadi dia lebih leluasa"

"Kalau suami lu sih ga perlu diraguin lagi, dimanapun dia keliatan keren!"

"Hahahah"

"Tok..tok.." terdengar suara ketukan pintu dari kamar Bella saat mereka sedang berbincang dan tertawa bersama, Bella pun menoleh ke arah pintu dan bertanya "siapa?"

Tapi tidak ada suara siapapun yang menjawabnya. Bella pun kemudian menggunakan bahasa Jepang yang sangat baku yang 'ia bisa *"siapa?" Tapi masih tak ada jawaban sama sekali

"Ada orang, Bel? Coba buka" ucap Elle dari layar laptop.

"Emh...ga tau siapa, kak. Tapi... Kok ga ada yang jawab ya?"

"Bukannya disana banyak pelayan? Mungkin salah satu pelayan?"

"Sebenernya.. semalem Rai sempet ngasih tau gue, kalau gue ga boleh kemana-mana dulu tanpa persetujuan dia. Karena wajah dia lagi jadi topik pembicaraan utama di Jepang sebagai penerus perusahaan besar, jadi.. pasti banyak pesaing yang nyari celah untuk ngejatuhin dia"

"Ternyata jadi pengusaha ga semudah di tv tv ya.. banyak banget rintangannya. Kalau gitu biarin aja jangan dibuk..."

"Tok..tok" lagi-lagi terdengar suara ketukan dari pintu kamarnya

"Kak, gue penasaran banget. Gue buka dulu ya" Bella beranjak dari kursinya

"Hei! Lu gila?! Jangan! Telepon Rai sekarang!"

"Gue cuma mau ngece...k ...eh?" Ucapan Bella terhenti ketika dia membuka pintu kamarnya

"Bel? Bella!!!!! Hei!!! Kenap..." "Bruk!" Video call mereka pun terputus ketika laptopnya tertutup, Elle sangat shock karena tiba-tiba dia melihat tangan seorang pria berpakaian rapih menutup laptopnya dengan begitu kasar

Berkali-kali dia menghubungi balik Bella tapi tak ada jawaban satupun darinya.

.

Disisi lain, Bella sudah duduk di ranjangnya menatap orang yang sudah menutup laptopnya dengan kasar. Kedua tangannya berada di samping badannya, menumpu badannya, dia terlihat seperti didorong di ke atas kasur sebelumnya

Dengan wajah shock dia berkata "itu kan laptop baru!!!" Teriak Bella

"Nanti aku beliin lagi!" Ternyata pria yang menutup laptopnya adalah Rai. Dia sepertinya datang terburu-buru karena nafasnya terengah-engah. Dan ada yang aneh dengannya saat itu, wajahnya merah, dan dia tidak berani menatap Bella lama-lama

"K...kamu kenapa?" Tanya Bella kebingungan melihat Rai

Kebingungannya semakin bertambah saat Rai mendekatinya dan langsung memeluk tubuhnya dengan erat, "maafin aku!"

"Eeehh? Kenapa minta maaf?"

"Tapi... Aku ga mau kerja sama cewek lain selain kamu. Apa boleh kamu kerja sebagai asisten pribadi aku? Aku ga tahan, Bel! Tiap kali orang lain yang nyiapin aku teh atau minuman, atau kasih tau jadwal aku, aku muak dan malah mikirin kamu!
Aku tau kamu lagi hamil, tapi aku ga bisa!! Aku mau kamu yang ada di sebelah aku! Bukan orang lain" Rai menjelaskannya dengan menggebu-gebu di pelukan Bella, dia seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Merengek dengan lucunya.

Bella pun tersenyum dan tersipu melihat tingkah manja suaminya. Padahal baru satu hari semenjak Neo mempekerjakan asisten pribadi untuknya.

"Hmmm? Apa kamu jangan-jangan punya perasaan macam itu ke asisten baru kamu?" Tanyanya meledek dan cemburu

"Mana ada! Aku bersumpah, cuma kamu yang aku anggap perempuan! Aku bisa buktiin semuanya!!"

"Pfftt...haha..hahahahhaha" Tawa Bella pecah melihat suaminya menjelaskan sesuatu padanya seperti anak kecil yang dituduh mencuri barang milik orang lain.

"Kok ketawa, sih? Aku seriusan! Aku mikirin ini dari tadi, tapi aku takut dikira suami ga punya hati minta istrinya yang lagi hamil kerja"

"Haha.. iya iya maaf. Abisnya lucu. Oke! Aku bersedia, lagipula aku disini bingung mau ngapain. Toh, kehamilan aku juga masih terlalu muda, jadi kayaknya engga masalah buat kerja"

Rai menyentuh kedua bahu Bella dan menatapnya dengan tatapan yang sungguh-sungguh dan bertekad, "aku bersumpah, aku ga akan bikin kamu kelelahan! Aku akan menjaga kamu dan anakku dengan baik"

"Oke, papa!" Ucap Bella dengan nada yang imut sambil tersenyum sumringah

Wajah Bella sangat berbinar dan berseri-seri di mata Rai, hati dan dirinya tidak mampu menahannya, dan langsung mencium Bella

"Ummh?" Bella mengangkat alisnya

"Sshhh..."
Rai melanjutkan ciumannya, dan meminta Bella untuk tidak mengganggunya dan menggubrisnya.

Ciuman mereka dilakukan dengan sangat intens, Bella menarik coat Rai dan menggenggamnya dengan sangat erat seraya ciumannya yang semakin dalam.

Dengan terengah-engah Bella memotong ciumannya dan menyentuh pipi Rai dengan satu tangannya "Rai..." Ucapnya sambil menatap Rai dengan tatapan yang lembut

"Haaa~ Bel.. aku cuma punya waktu 15 menit sebelum kembali ke kantor" ucap Rai menundukkan kepalanya

"Eh??? B..bukan itu... Kamu ciumnya terlalu dalem, aku susah nafasnya"

"Oh..maaf.. t...tapi, boleh engga kalau ..."

"Engga! Kamu harus balik ke kantor sekarang!" Bella mendorong Rai keluar kamar, dan ternyata ada Neo di depan sedang menunggu Rai karena waktu mereka tidak banyak.
"Baguslah lu disini, nih...bawa dia!"

"Bel!"

"Sana.. sana!" Bella menutup pintu kamarnya sebelum Rai semakin dipenuhi nafsu.

"Pfftt,, anda di tolak?" Ledek Neo

"Seringai lagi, gue robek mulut lu" lirik Rai sinis

"Maaf, pak"
Neo pun tertunduk dan berjalan menuju mobilnya bersama Rai.

"Hari ini ga ada jadwal sampe malem, kan? Gue harus pulang cepet" ucap Rai saat Neo membukakan pintu untuknya

"Tidak ada, pak"

.
.

Tbc ~

My Husband is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang