Sabtu siang, suasana di kantor lebih sepi dari biasanya dikarenakan banyaknya karyawan yang mengambil 'day off' .
Karyawan yang masuk hanya orang-orang yang sedang dikejar target, atau tugasnya belum selesai, ataupun yang tidak punya kesibukan lain selain bekerja.Jadwal kerja pun lebih longgar dari biasanya.
Hanya Rai, Neo, dan Bella yang masuk sangat pagi untuk membuat project baru dengan beberapa artist manga yang sudah Rai pilih sebelumnya.
Di dalam ruangan Rai terlihat dirinya dan Neo sedang membahas tipe manga seperti apa yang akan mereka rilis, dan juga mereka membahas kontrak lanjutan dengan beberapa artist yang sudah merilis banyak manga melalui management mereka.
Sementara Bella terlihat lebih jutek dari biasanya sedang duduk di sofa menatap layar Hpnya yang kosong tanpa ada notif chat ataupun telepon dari teman-temannya.
Alasannya karena sudah dua hari sejak dia pulang dari rumah sakit, Rai semakin over protektif padanya, setiap dia melakukan aktivitas kecil, Rai pasti memarahinya dan mengalihkan pekerjaan itu pada Neo ataupun sekretarisnya.
Sehingga membuatnya dalam posisi saat ini sekarang, menatap layar Hp seperti orang bodoh yang tidak punya pekerjaan sama sekali, bergelut dengan kebosanan.
Bella melirik Rai yang sedang fokus bekerja, lalu berjalan mengendap-endap keluar menuju toilet.
Tingkah lakunya tersebut diawasi Ume, tanpa pikir panjang, Ume mengikutinya dan mengawasinya dari jauh. Tapi dia mendekati Bella setelah melihat Bella menghela nafas panjang berkali-kali menatap dirinya sendiri melalui cermin
*"Oh? Kamu ada di sini juga?" Ucap Ume dengan tata bahasa yang lebih formal dan ejaan yang lebih jelas supaya Bella bisa mengerti apa yang 'bicarakan.
Ume pun menutupi fakta bahwa dia sudah mengetahui identitas Bella sebagai istri Rai.*"Oh halo." Ucap Bella canggung dan membungkukkan sedikit badannya
*"Kenapa? Aku liat kamu menghela nafas terus, kamu capek?"
*"Ung... Sedikit? Umm sebenernya aku cape karena bosen ga ada kerjaan dan cuma duduk. Aku mau kerja sesuatu" ucap Bella merengek
*"Ah.. omong-omong, soal kemarin..."*"Oh itu... Pak Neo sudah menjelaskan semuanya, ternyata kalian sodara jauh ya?! Haha aku paham" Ume berbohong dan membuat alasan yang aneh
*"E...hahaha..i .iya, aku sod..sodaranya!" Tawa Bella canggung
*"Btw, kamu bilang bosen, kan? Gimana kalau kita beli kue di belakang kantor, ada toko kue yang enak banget disana. Pak Rai juga biasanya beli kue disana"
*"Emang boleh kita keluar sekarang?"
*"Kenapa engga? Ini kan hari bebas"
Bella melirik ke arah ruangan Rai dan sedikit ragu dengan ajakan Ume. Tapi keraguannya tersebut bisa dikalahkan dengan rasa bosan yang sudah lama 'ia tahan.
Diapun mengiyakan ajakan Ume dan pergi berdua ke toko kue tersebut.
Benar saja yang Ume bilang, dari tampilannya saja kue-kue disana tampak sangat nikmat, ditambah dengan berbagai pilihan rasa dan bentuk yang membuatnya semakin bersemangat. Dia tak sabar mencicipinya.*"Kamu mau yang mana?" Tanya Ume mengajukan diri untuk membuat pesanan di kasir.
Bella menunjuk beberapa potong kue berukuran kecil dan sedang dengan perasaan yang gembira.
*"Banyak banget, emangnya abis?"
*"Aku kan punya seseorang yang bantu ngabisin, hehe"
Ume tersenyum ketika melihat Bella tersenyum sembari menyentuh perutnya. Dia memang belum pernah hamil, tapi dia paham bahwa porsi ibu hamil pasti lebih besar dari porsi biasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/343596363-288-k823795.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is Perfect
SonstigesKarena perceraian orang tuanya, Bella merasa tidak percaya diri dalam menjalani pernikahan. Ketakutan akan rasa cinta yang lama-kelamaan pudar selalu menghantui pikirannya, membuatnya menjadi pribadi yang keras dan tidak konsisten dalam hubungan. Hi...