25

646 21 0
                                        

Tubuh Bella terjatuh sangat keras sehingga membuat suara menggema dan membuat semua mata tertuju padanya,

Dia melirik kesana-kemari dan menutupi wajahnya yang malu dengan menunduk dan menggunakan sebelah telapak tangannya. Dia melihat Ume terus berteriak dan berbicara kasar menggunakan bahasa Jepang, tapi bahasa yang 'ia gunakan sepertinya bahasa yang non formal jadi sulit untuk Bella memahaminya.

Bella hanya menatap Ume sambil sesekali menunduk, sementara tubuhnya masih dalam posisi duduk di lantai.

Karena kondisi kehamilannya, Bella tampak sangat sensitif, dia hampir meneteskan air matanya karena situasi tersebut, ditambah lagi saat dia melirik ke kakinya, terlihat darah menetes.

Tubuhnya membeku, menatap kakinya lalu melihat ke lantai, dia tidak bisa memikirkan situasi yang lain kecuali kondisi janinnya.

Ume juga melihat darah mengalir dari paha Bella dan sangat terkejut lalu dia bertumpu dihadapan Bella dan menatapnya *"oi, kamu hamil?" Bella tidak menggubrisnya dan masih dalam keadaan shock.

Segera Ume mengangkat tubuh Bella dan menopang tangannya di bahunya lalu membawanya keluar, saat diluar dia meminta security memanggil taksi dan menunggu.

Raut wajah Ume terlihat sangat khawatir.

.

Bahkan sesampainya mereka di rumah sakit, Ume masih berada di samping Bella dan mengkhawatirkan keadaannya.

*
"Kami harus menangani pasien, mohon anda tunggu diluar" ucap perawat pada Ume.

Ume menanti selama cukup lama di depan pintu ruang gawat darurat, hingga saat seorang dokter keluar dia langsung menanyakan keadaan Bella. Dokter pun menjelaskan padanya bahwa janin yang dikandung Bella baik-baik saja, tapi karena benturan yang keras, keadaannya sekarang menjadi sangat rentan dan lemah.

Mendengar yang dikatakan dokter, Ume langsung berlari ke dalam dan menemui Bella lalu meminta maaf padanya hingga dia berlutut di samping ranjang sambil menangis.

Dengan kebaikan Bella, dia pun memaafkan Ume dan memintanya untuk duduk di kursi yang ada disebelahnya, dia pun meminta Ume untuk tenang dan tidak perlu khawatir, meskipun dia sendiri dalam keadaan yang mengkhawatirkan dan sangat overthinking

Saat itu, seorang perawat masuk dan meminta seseorang untuk mengurus biayanya, tanpa berpikir, Ume langsung berdiri dan berjalan menuju pendaftaran untuk mengurus biayanya.

"H...hei!" Teriak Bella berusaha menahannya, tapi perutnya terasa keram dan kaku sehingga tidak memungkinkan untuknya berlari menahan Ume.

Setelah kembali dari pendaftaran, Ume tersenyum padanya dan berkali-kali meminta maaf pada Bella.

"Bella!" Tiba-tiba terdengar suara Rai dari kejauhan, sedang berlari dan langsung memeluk Bella dengan erat, dibelakangnya terlihat Neo juga tampak khawatir dengan keadaan Bella.

Ume terdiam dan membeku ketika melihat Rai memeluk Bella. Dia berkali-kali melirik Neo dengan ekspresi kebingungan.

Segera 'ia pun beranjak dari kursinya dan berdiri di pojok. Tapi tiba-tiba Rai menoleh dan menatapnya dengan sinis, Bella menyentuh pipi Rai dan membuatnya berhenti menatap Ume dengan tatapan yang menyeramkan.

Rai pun kembali fokus pada Bella dan tidak memperdulikan Ume. Selama itu, Bella melirik Neo dan memberikan isyarat padanya dengan matanya agar membawa Ume keluar.

Neo pun paham dan membawa Ume keluar dari sana.

Awalnya, di ruang tunggu, Ume dan Neo tidak saling berbicara, hingga akhirnya Ume meminta maaf dengan tulus pada Neo *"maaf, saya tidak tahu dia sedang hamil, saya memang mendorongnya cukup kuat. Dan saya mengakuinya" ucap Ume menundukkan wajahnya.

My Husband is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang