40

534 19 0
                                    

Giu berjalan mengendap-endap diantara kegelapan, bersiaga dibalik pintu. Dan saat pintunya terbuka, dia menarik kepala salah seorang yang menyelinap masuk lalu mematahkan lehernya dengan cepat.

Penyelinap lainnya berusaha melawannya, tapi gerakan Giu jauh lebih gesit darinya. Tendangan tingginya mampu melumpuhkan lawan dalam sekejap.

Dia kemudian menutup kembali pintu yang sudah dibobol secara perlahan. Dan saat itu juga, seseorang meninju pintu dengan kuat hingga mengenai wajah Giu.

Tubuhnya sedikit goyah, tapi kembali bangun dengan cepat. Lawannya kali ini 2x lipat lebih besar dan kuat dari sebelumnya, jadi dia menggunakan teknik bela diri campuran untuk melumpuhkannya.

Tapi di saat yang sama, seseorang dengan pisau di tangannya mengendap di belakang Giu dan menusuknya tepat di bagian perut.

Saat terkena tusukan, hantaman keras pun 'ia dapatkan dari pria besar tadi. Tanpa sempat merasakan rasa sakitnya, Giu berlari ke dalam kamar, lalu menghampiri Bella,membuka selimutnya dan menarik tubuhnya keluar jendela "Lari! Secepat yang kamu bisa! Lari ke tempat ramai! CEPAT!!!"

Belum sempat dia mengkhawatirkan Giu, Bella segera berlari secepat mungkin tanpa menoleh kebelakang. "DOR!" suara tembakan sempat membuatnya berhenti dan menoleh, melihat tubuh Giu yang sudah lemah diangkat oleh pria berukuran besar.

Tak lama kemudian, banyak yang berlari mengejarnya. Bella pun kembali mengerahkan seluruh kekuatannya untuk berlari.

"RAI SIALAN!!! KENAPA SAAT KAYA GINI DIA GA ADA!!" Ocehnya dalam hati.

Lalu sebuah mobil putih yang tak asing berhenti tepat di hadapannya "NAIK!" Teriak Takahiro dari dalam mobil.

Bella segera membuka pintu mobil dan Takahiro menancap gasnya.
"Lu ga apa-apa?" Tanya Takahiro memastikan keadaan Bella. Tapi Bella masih terkejut, terbayang-bayang Giu.

"Semoga dia baik-baik aja. Kumohon" doanya dalam hati.

"Kita harus segera ke Jepang. Di sini ga ada gunanya, ga ada yang bisa ngelindungin lu"

Bella melirik wajah Takahiro, lalu berterima kasih. Apapun maksudnya nanti, tapi setidaknya Takahiro sudah menyelamatkan nyawanya.

Saat dia pikir keadaan mulai tenang, 3 mobil mengikuti mereka dari belakang. "Hiro!" Teriak Bella setelah menoleh ke belakang.

"Gue tau!" Takahiro semakin menancap gas, melakukan berbagai cara untuk menyelamatkan diri.

Salip-menyalip tidak terelakkan. Bella berpegangan kuat pada pintu, menutup matanya yang tak sanggup melihat jalanan. Karena terlalu cepat, pemandangan di luar mobil terlihat sangat menyeramkan baginya.

Lalu Takahiro menghentikan mobilnya tepat di parkiran bandara, menarik lengan Bella keluar dari mobil dan berlari langsung ke dalam pesawat.

"Tapi gue ga bawa paspor" ucap Bella mengikuti Takahiro.

"Sini" Takahiro menunjuk tempat duduknya dan Bella. "Peduli amat soal paspor. Suami lo orang terkaya di Jepang, siapa yang berani ngegubris itu" ucapnya merelakskan tubuhnya, bersandar santai.

"Yang bener aja. Sama aja gue datang ilegal ke sana dong"

"Bisa diem ga? Lebih baik lu datang kesana secara ilegal daripada lu mati di sini, kan?"

Pesawat pun lepas landas dengan tenang. Tapi hati Bella sama sekali tidak tenang. Pikirannya gelisah memikirkan ini dan itu.

..

My Husband is PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang