3. Ketemu

2.1K 178 76
                                    

Glamora mendorong Agler hingga terjatuh ke dalam kolam. Aghh teriak pelan dari Agler

"Hei wanita mesum, kau tidak lihat aku jatuh?"

"Biar, aku tidak peduli denganmu". Glamora menyelet.

"Sialan kau" Wajah Agler memelas, seakan memang meminta pertolongan pada wanita didepan nya. Agler menjulurkan tangan nya. "Tarik aku" Suruh nya.

Dengan malas namun kasihan, Glamora menerima uluran tangan itu, dan menggenggam nya kuat-kuat, tapi yang terjadi selanjutnya adalah, Glamora ditarik oleh tangan besar, yang meminta tolong pada nya tadi, Ia terjatuh masuk ke dalam kolam itu, dengan posisi diatas Agler. Tetapi tangan nya memberi jarak pada tubuh Agler.

"Hai, wanita mesum" Agler tersenyum geli. Dengan jarak dekat seperti ini, ia sedikit terpana oleh wajah cantik wanita didepan nya.

Tanpa menyahut, Glamora mendorong tubuh kekar itu, dan langsung berdiri, naik kembali ke darat. Kini baju mereka basah, baju dalaman yang dikenakan Glamora menerawang bra hitam yang dipakai nya. Memaluka.

Agler mau tak mau menatap lurus pada buah dada milik Glamora. Agler tertegun tatapan nya tak bisa beralih ke hal lain. Gimana pun ia laki-laki waras yang akan tergoda dengan hal seperti itu. Ia mengerjap lalu pergi ke bangku yang ia duduki tadi. Agler mengambil jaket nya yang masih kering karena tak terbawa saat ia jatuh ke dalam kolam tadi.

Berjalan menuju Glamora yang berdiri tegak. "Pakai" Ujar Agler menyodorkan jaket yang ia ambil tadi.

"Aku tidak butuh". Acuh Glamora

"Memang namun badanmu butuh" Ucap Agler yang melirik lagi ke arah buah dada milik Glamora, dengan peka Glamora sigap menutup dada nya dengan tangan. "Kau yang mesum tahu!" Pipi nya memerah.

Glamora menerima jaket itu, membuka blazer nya yang diganti oleh jaket putih milik Agler. Parfum milik pria itu sangat menempel pada jaket ini. Glamora tersenyum geli.

Tanpa satu kata pun, Glamora menghilang dari hadapan Agler.

.
.
.
.

"Mom.. Gla kembali"

Tidak ada sahutan dari dalam rumah, ia sangat rindu dengan ibu nya, sudah 4 tahun tidak bertemu, karena ibu dan ayah nya sudah bercerai, dan mempunyai keluarga masing-masing sekarang.

Huftt. Glamora mengehal nafas berat. Berusaha memejamkan mata nya untuk tidur, namun tidak bisa. Ia bangun dari ranjang mpuk nya, dan ke dapur untuk menyeduh kopi.

Sruupp

Bagian terakhir dari kopi, memang tidak ada dua nya, sangat nikmat.

Glamora bosan, memang karena kehidupan nya tidak ada yang menarik selama ia hidup, dari kecil sudah melihat orang tua nya bertengkar, hubungan percintaan yang kandas karena mantan kekasih nya berselingkuh, tidak mempunyai teman selain Liam, yang selalu setia berada disamping nya, hingga sekarang mereka beranjak dewasa.

Glamora mengambil sepatu hak tinggi nya yang bermodel tertutup hingga betis, memakai nya, dan keluar dari rumah nya. "Hidup membosankan sekali" Lirih nya, tatapan nya hanya tertuju pada jalan yang ia pijak.

BRUKK

"aghh". Ringis nya kesakitan, saat ada seseorang yang menabraknya, belum sempat ia membuka suara, karena menahan emosi nya, Glamora langsung ditarik oleh orang yang menabrak nya tadi, ke belakang bangunan kokoh besar.

Saat Glamora menatap orang tersebut, betapa terkejut nya ia, kalau itu buronan yang sedang ia cari-cari dan incar. "KAUU.."

Tangan pria itu menyergap mulut Glamora, menahan Glamora didalam badan nya yang besar, Glamora mendongak, menatap pria itu tajam. Berusaha melepas tangan besar yang masih saja menyergap mulutnya.

"Hmph, aku tidak bisa bernafas sialan, kau ingin membuatku mati!". Geram Glamora melototkan matanya.

Pria itu sedikit tertawa. "Lagi pula, sedang apa wanita cantik berkeliaran tengah malam begini".

"Peduli apa kau?, terserah ini hidup ku, bukan urusanmu!"

"Memang tapi-

DORR! DORR!

Glamora tersentak kaget, saat mendengar ricuhan suara tembakan, yang tidak jauh dari keberadaan nya sekarang.

"Ahaha ketemu kau!". Seorang pria menyodorkan pistol ke arah Buronan itu. Namun Glamora takut peluru itu akan mengenai nya. Ia memejam kan mata nya dan menutup telinga.

DORR!

Buronan itu lebih dahulu menembak nya. "Kau takut?" Tanya nya.

Glamora membuka mata nya perlahan, apakah dia sudah mati, yang dihadapan nya ini apakah malaikat?. Pria itu menggoyangkan bahu Glamora. Glamora tersadar dari halusinasi nya.

"hah? Apa? Dosaku berapa banyak?"

"Konyol, kau tidak mati". Pria itu menatap Glamora gemas.

"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin"

Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis.

"kau.. Aku tidak ingat"

"Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buronan itu hingga ia meringis kesakitan.

"Berhenti, wanita gila" Umpat nya.

"Kembalikan ciuman pertamakuu!!" Seru nya histeris, habis nya Glamora tak rela ciuman pertama nya diambil buronan sialan ini.

"Baik, kalau itu mau mu". Buronan itu mendekat kan langkah nya perlahan ke wanita yang ada dihadapan nya, sehingga Glamora terpojok dan tidak bisa kabur lagi, buronan itu mendekat kan wajah nya pada Glamora. Apa ini haruskah Glamora merasa terancam karena takut dilecehkan.

Cupp

Glamora melebarkan mata nya kaget, apa yang berusan terjadi, buronan itu tersenyum geli. Ia mengambil dagu Glamora dan menahan nya, lalu melumat bibir Glamora yang sedikit tebal. Glamora mendorong tubuh kekar buronan itu.

"Sialan kau!"

PLAKK

Glamora menampar nya, buronan itu tak merasa sakit malah mengucap. "Bibirmu manis". Tersenyum lalu pergi dari situ.

Hidup apa ini.. Sialan sekali. Niat ingin membalas dendam malah ia yang terkena sial.

.
.
.
.

Jangan lupa vote and komen ya.

I Fellin Love With a Criminal [END √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang