Glamora mengambil kue manis sederhana, dan minuman best seller, dari toko ia kerja, membawanya ke salah satu meja pelanggan yang berada disudut paling ujung. "Ini pesanan nya, silahkan dicoba tuan". Glamora menaruh hidangan itu diatas meja.
"Tunggu". Glamora menoleh pada tuan itu. "Ya tuan apa ada yang salah?". Tanya Glamora hati-hati.
"Ya" Ujar nya singkat
"Baik bisa tuan mengulang pesanan yang tuan ingin, biar saya menyiapkan nya kembali untuk tuan". Dengan sopan Glamora bertanya pada pelanggan nya itu.
"Kau"
"Huh? Iya.. Maksud tuan?". Glamora bertanya bingung. Tuan itu mendongakkan kepala nya, sampai Glamora melihat siapa orang itu.
"Buat apa kau disini Agler". Ucap Glamora ketus.
"Untuk melihat wanita mesumku". Glamora bergedik geli, bulu nya terangkat satu persatu helai, ia jijik mendengar hal itu.
"Makan, dan habiskan lalu pulang ke tempat asal mu, Agler." Usir Glamora.
Glamora hendak melangkah kan kaki nya pergi dari situ, namun tangan nya ditarik oleh Agler, hingga kini posisi Glamora, berada dipangkuan Agler. Sontak tangan Glamora refleks memegang bahu lebar Alger.
Glamora melotot kan matanya. "Kau gila?". Agler menggelengkan kepala nya.
Glamora salah fokus pada bagian leher Alger, disitu terdapat tanda, bertulis AHK. "kau.. Apa kau buronan yang selama 5 tahun ini dicari-cari?". Tanya Glamora serius, sembari bangun dari pangkuan Alger.
"Bagaimana kau bisa menuduhku seperti itu, apa ada bukti"
"Tidak, namun dileher mu terdapat tanda AHK, bukan kah itu juga tanda si pria buronan".
"AHK itu, nama panjang ku tahu, Alger Harcie Kyller, seenaknya saja menuduhku". Alger menjawab dengan tenang, mencoba meyakinkan Glamora.
Glamora melirik Alger tajam, berusaha mencari kebohongan dalam diri Alger, namun nihil, seperti nya Alger benar-benar jujur.
"Yasudah." Glamora melangkah kan kaki nya pergi, untuk melayani orang lain. Memang sedikit sibuk, karena walaupun sudah bertahun-tahun toko ini berdiri, pelanggan yang datang tidak berkurang sedikit pun, malah menambah setiap bulan nya.
Karena dari pekerjaan nya itu, gaji nya sebulan bisa menambah biaya kampus nya.
.
.
.
.Malam ini turun hujan dan badai, suara jangkrik dimalam hari, dan kicauan burung hantu, menambah kesan horor. Glamora yang berada didalam rumah sedang asyik menonton televisi yang masih berwarna hitam putih itu.
PRANGG
Suara benda jatuh, Glamora terkejut, ia merinding bulu kuduk nya berdiri, dengan iseng ia mencoba menyusuri dapur, piring kesayangan nya pecah.
"Masa.. Bisa jatuh sendiri, kan gak mungkin"
Dengan takut Glamora berlari terbirit-birit ke ruang tengah, ia melanjutkan menonton tv.
TOK TOK TOK
ketukan pintu terdengar keras, Glamora berjalan menuju pintu, ia mengecek dari jendela, tidak ada siapa siapa, namun ia melihat bahwa ada seorang pria bertopeng sedang menyeret karung besar, terlihat sangat berat.
BAAA!!!
Badan Glamora terpental jauh, karena saking terkejut nya. Dengan berani ia melihat ke arah jendela lagi.
"LIAM ABIZARRRR". Teriak Glamora geram. Dari balik jendela Liam hanya tertawa lucu, melihat sahabat nya itu terkejut hingga terpental jauh, seperti ada sosok yang mendorong nya.
Glamora membuka pintu dengan kesal. "Untuk apa kau malam-malam kesini". Tanya nya.
"Menjenguk sahabatku"
"Aku tidak sakit"
"Tidak, aku hanya merindukan mu, sedikit" Ujar Liam menunjukan jari telunjuk, dan jempol nya yang menggambarkan ukuran kecil. 🤏🏻
"Baju mu kenapa basah kuyup begitu?" Tanya Glamora heran.
"Ahh.. Tidak, lupa membawa payung tadi"
"Oh, masuk, nanti kau sakit, aku bikinin kamu teh hangat"
Liam tersenyum, lalu masuk ke dalam, dan duduk didepan tv. Glamora memberi nya handuk sebelum menyiapkan minuman untuk Liam.
"Nih minum"
"Pahit.. Gla"
"Memang, gula habis, kalau kau ingin yang manis, lihat saja wajahku". Ujar Glamora menurun naikan alis nya, dengan narsis.
Lalu selanjutnya, yang dilakukan Liam, menatap lekat wajah Glamora sembari meminum teh hangat itu. Ya wajah Glamora memang manis, apalagi ditambah anak lesung samping bawah bibirnya.
"Iya manis"
Pipi Glamora memerah, ya.. Bagaimana juga diri nya seorang wanita yang gampang termakan bujuk rayuan pria.
"Sudah, habiskan, lalu pulang"
"Tidak, aku mau tetap disini menemanimu"
"Kau tidur disini, aku dikamar". Glamora menunggu jawaban dari Liam. Ia hanya mengangguk.
Brukk
"Itu bantal dan selimut, untuk kau tidur"
"Terimakasih". Liam menerima nya.
Mereka akhirnya mematikan tv, dan juga lampu, dan bergegas tidur. Disaat itu Glamora tidak memikirkan yang aneh-aneh, ia hanya takut kalau Liam akan sakit jika dibiarkan.
.
.
.
.Vote & komen
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fellin Love With a Criminal [END √]
Fanfiction"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin" Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis. "kau.. Aku tidak ingat" "Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buron...