BRAKK!!
Agler mendobrak pintu kamar hingga membuat suara nyaring, Glamora sontak melihat ke arah Agler. "Ada apa?". Tanya nya kuatir
PRANKK!!
Glamora menghindari pecahan vas bunga, ulah Agler yang barusan membanting vas bunga itu. "Kau kenapa Agler..". Glamora menghampiri Agler.
Ia menangkup kedua pipi Agler, agar pria yang didepan nya ini menatapnya. Agler melihat Glamora dengan wajah yang masih kesal, dan otot yang masih mengetat.
Glamora berjinjit dan memeluk Agler, mengusap rambut Agler yang sedikit pirang itu. "Aku menyukaimu..". Lirih Agler. Ia membalas pelukan Glamora.
"Huh?". Glamora sedikit bingung harus menjawab apa, bukan karena ragu, dia yakin memang dia juga menyukai pria yang barusan mengatakan perasaannya, namun rasa takut akan kehilangan seseorang yang ia sayangi itu sangat melekat dihatinya.
Agler merenggangkan pelukannya, lalu menatap kedua mata coklat milik Glamora. "Aku jatuh cinta padamu". Ujar nya menjelaskan lagi.
"Apa alasanmu?"
"Karena kau ciuman pertamaku"
"Bohong"
"Jangan-jangan kau menganggapku pria yang suka bermain dengan wanita ya?".
"Bukanya memang benar?".
Agler menggeleng. "Aku terlalu sibuk untuk mengurus hubungan, tapi saat aku bertemu denganmu.."
"Ah sudah.. aku sudah muak dengan kata-kata manis"
"Aku serius, kau mau kan menerimaku?"
Glamora sedikit berpikir saat itu. "Tapi.."
"Apa?"
"Aku takut kehilanganmu". Terukir senyuman dibibir Agler. "Ah, bukan.. maksudku, aku takut merasakan kehilangan orang yang ku sayang".
"Apa tadi? Berarati kau sudah mempunyai perasaan untukku juga kan?". Agler mencolek dagu Glamora.
"Tidak"
"Besok kita jalan". Ujar Agler tersenyum manis
"Kemana?"
Agler mendekatkan wajahnya ke wajah Glamora. "Honeymoon". Lalu menjauhkan dirinya lagi.
Glamora bergidik geli.
.
.
.
.Malam ini, Glamora sedang santai membaca buku-buku yang baru ia beli, sebelumnya dirumah Agler ini tidak ada satu pun buku, tetapi saat ada Glamora disini, rak yang tadinya kosong diruang tamu, menjadi penuh dengan buku-buku Glamora, disitu pun juga ada sebagian buku karya nya.
BRAKK!!
"GLA! AYO IKUT DENGANKU". Agler yang tiba-tiba datang langsung menarik tangan Glamora, ia membawa Glamora berlari ke mobilnya.
"Ada apa, kenapa kau seperti dikejar oleh hantu". Glamora menatap Agler bingung.
"Sudah tidak aman disini, musuhku, polisi, sudah mengetahui keberadaanku". Agler manancapkan gas dari situ.
DORR!! PRANKK!!
Glamora dan Agler saling menundukan kepala nya, untuk melindungi dirinya dari pecahan kaca mobil yang terkena tembakan.
"KAU TIDAK APA?". Suara Agler meninggi, ia kuatir pada Glamora.
"Tidak.. sudah cepat saja mengemudinya". Didepan mereka terdapat jalanan buntu yang sedang diperbaiki.
"Gla, rem nya blong, gimana ini?!". Agler berusaha mengerem dan menahan mobilnya agar tidak terus ke depan sana.
"Lompat saja". Ujar Glamora enteng.
"Kau gila?". Tanya Agler heran.
"Sudah, hitungan ketiga, langsung loncat dari pintu mobil". Ucap Glamora. "Satu.. dua.. TIGA!". Mereka langsung melompat keluar dari pintu mobil, badan mereka berguling-guling, dengan cepat mereka berdiri, dan lari dari sana.
Agler menggenggam tangan Glamora agar tidak berpisah dari dirinya.
"Kau keren". Agler masih sempat-sempatnya memuji wanita yang sedang mendampinginya berlari.
DORR!! DORR!!
"Hei, kalian berhenti!". Teriak seorang pria yang sedang mengejar mereka sembari menodongkan pistol.
Mereka dengan cepat bersembunyi dibalik dinding rumah orang yang lumayan besar, untung nya disana sedikit tertutup oleh gentong, karung yang besar-besar.
Mereka akhirnya duduk bersandar di dinding itu, menormalkan nafas mereka, lalu menatap satu sama lain. "Huh.. hahahaahha". Mereka tertawa kecil karena entah kenapa dimalam ini sedikit seru dan menantang.
"Hei, kau kira bisa kabur dari ku?". Ujar seorang pria yang dirinya tak jauh dari duduknya Agler.
Glamora dan Agler berdiri, Agler menghampiri sosok pria itu, mereka menyodorkan pistol masing-masing, badan Glamora bergetar, sekaligus takut kalau Agler akan ditembak.
"Aku akan menembak mu lebih dahulu". Ucap pria asing tersebut.
"Coba saja". Agler meremehkan pria itu, ia memunculkan semirik nya.
Klek..
DORRR!! BRUKK!!
Pria itu jatuh terkapar ditanah, terkena luka tembak dibagian kepala nya, ya pria asing itu langsung mati di sana.
Agler langsung membalikkan badannya ke arah Glamora, ia melihat Glamora yang terpaku masih menodongkan pistol. "Gla?". Agler menghampiri Glamora
Brukk
Tubuh Glamora ambruk seketika, perasaan takut, sedih, cemas, bingung, menjadi satu.
"Kau dapat pistol darimana?" Agler bertanya heran.
"D-di meja saat tadi kau menarikku, tak sengaja aku melihatnya, lalu ku bawa, ku simpan di.." ucapannya terhenti.
"Di?"
"Didadaku". Glamora menyengir kecil, mengatakan nya sedikit malu.
"Pffftt, coba aku mau lihat". Agler sedikit bergerak melirik baju area dada Glamora.
"Cih, kau masih saja mesum". Glamora menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Aku bercanda, ayo kita pergi, sepertinya sudah aman".
Mereka pun beranjak pergi dari situ, karena sudah tidak aman dirumah Agler, mereka bermalam disebuah apartemen milik Agler.
.
.
.
.Apakah mereka tidur satu ranjang? Ya.
Gimana kelanjutan kisah mereka?
Apakah Glamora akan berakhir bersama Agler? Atau malah bersama Liam
Apakah akan ada perempuan lain yang datang? Ya.
Terus baca ceritanya ya!
Jangan lupa untuk vote and komen
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fellin Love With a Criminal [END √]
Fanfiction"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin" Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis. "kau.. Aku tidak ingat" "Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buron...