5. pembunuhan

2K 158 69
                                    

"Humm, harum sekali wangi nya, kau masak apa?" Tanya Liam pada Glamora yang tengah sibuk memasak, dan bermondar mandir mencari bahan bahan yang ingin ia pakai.

"Bawang bombai dimana ya, aku lupa menaruh nya, tolong carikan". Suruh Glamora yang langsung direspon oleh Liam.

"Ini"

"ah makasi"

Glamora mengulurkan tangan nya untuk mengambil bawang bombai itu, namun Liam sengaja meninggikan bawang bombai yang dipegang nya.

"Ambil kalau kau bisa"

"Liam, tolonglah masakan ku keburu hangus" Ucap nya malas. Sembari berusaha meraih bawang bombai itu.

Hingga badan Glamora menempel pada tubuh Liam, hentakan dan loncatan Glamora membuat buah dada nya tergesek ditubuh Liam, Liam merasakan nya, ia menelan ludah, tubuh nya mengerang, tak kuat dengan cobaan yang ada didepan nya, ia akhirnya memberikan bawang bombai itu pada Glamora.

"Dari tadi dong!" Seru Glamora, matanya melirik sinis pada sahabatnya yang jail itu.

"Jalan jalan yuk". Liam berjalan ke samping Glamora, menatap Glamora yang masih fokus memasak.

"Kemana?" Tanya Glamora penasaran. "Ke festival, gimana?". Jawab Liam bertanya lagi.

"Boleh, tapi kita sarapan dulu".

.
.
.
.

Glamora dan Liam membeli tiket terlebih dahulu sebelum masuk ke acara festival itu, disana krumunan orang yang berlalu lalang, suara mereka yang ramai menjadi satu, itu terlalu mengganggu bagi Glamora.

Ia dan Liam sudah menaiki banyak wahana, seperti biang lala, galeon, carousel, ombak banyu, dan komedi putar, terakhir ia memainkan wahana berhadiah, pada saat bermain itu, mata Glamora gagal fokus pada rumah hantu yang ada diujung kanan, tanpa basa basi dengan Liam yang sedang sibuk bermain, Glamora langsung berlari ke wahana rumah hantu itu.

Ia membeli tiket lalu masuk, di sana banyak sekali macam macam hantu, entah itu, kuntilanak, pocong, hantu belanda, benda seperti kuris goyang, Glamora merinding sedikit terbawa suasana.

aaaaaa tolonggg!!!!!! Tolonggg!!

Glamora menengok ke asal sudut, ia mendengar seperti ada teriakan orang yang sedang meminta tolong, pikirnya kalau memang itu hanya teriakan histeris dari seseorang yang takut terhadap hantu bohongan disini itu tidak mungkin sampai meminta tolong.

Glamora berlari sampai ia merasakan jejak nya serasa lengket pada lantai. Ia melihat ke bawah kaki nya. Darah.

Kaki nya tak terluka sedikit pun, tidak mungkin itu darah dia. Ia membalikan badan nya dan melihat ada darah yang mengucur keluar dari salah satu ruangan. Rasa penasaran nya meningkat, Glamora memberanikan diri nya masuk ke dalam ruangan itu.

Glamora mengendap endap, dan bersembunyi dibalik lemari yang tinggi nya setengah dari badan dia, ia berjongkok dan mengintip dari kejauhan. Glamora melihat ada seorang pria yang sedang memutilasi tubuh seorang wanita, ia tertegun. Glamora ingin beranjak pergi dari sana namun sialnya saat ia berdiri, lemari itu terjatuh hingga mengeluarkan suara yang keras.

"HEI SIAPA DISANA?". Teriak pria yang memutilasi tubuh seorang wanita tadi. Glamora berlari terbirit birit, nafas yang semula tenang kini menjadi tak terkendali. Hingga akhirnya ia menabrak tubuh Liam yang sedari tadi sedang mencari keberadaanya.

"Ayo, pergi dari sini". Glamora langsung menarik pergelangan tangan Liam sambil tergesa-gesa.

"Kau kenapa, seperti dikejar hantu saja". Ujar Liam. "Bukan hantu, tapi pembunuh!". Sahut Glamora ngeri.

Mereka berdua akhirnya sampai diparkiran mobil, mereka masuk lalu langsung menancapkan gas.

Didalam mobil

"Huftt". Glamora menenangkan nafas nya yang terengah-engah.

"Maksud mu pembunuh itu siapa?". Tanya Liam tanpa melihat Glamora. "Mana ku tahu, aku melihat nya membunuh orang didalam wahana rumah hantu tadi". Jawab Glamora

"Rumah hantu? Setau ku, mereka menutup wahana itu". Liam mengernyitkan dahi nya bingung.

Mulut Glamora ternganga setelah mendengar hal itu, lalu yang tadi itu apa, masa iya dia hanya halusinasi.

"Apa ada orang yang sengaja ya". Liam berpikir. "Maksudmu.. Mereka sengaja membuat wahana rumah hantu itu sebagai tempat mereka melancarkan aksi nya?". Glamora menatap Liam serius.

"Bisa jadi"

"Sudah lah aku tidak mau membahas itu, lupakan saja"

Tining.. Tining..

'Aku sudah menyelesaikan apa yang kau suruh, karung nya sudah ku taruh ditempat biasa'

Isi pesan yang terkirim dinotifikasi handphone Liam. Glamora yang tak sengaja melihat nya, sedikit bingung, apa maksud pesan itu, walaupun masih penasaran, Glamora menahan diri nya untuk bertanya.

.
.
.
.

"Bye, selamat tidur". Ujar Liam sebelum ia balik ke rumah nya sendiri. Glamora tersenyum singkat, lalu masuk ke dalam, tak lupa untuk mengunci pintu nya.

Tak lama ia berjalan ingin ke kamar mandi, pintu nya terketuk, ia membalikan badan nya dengan malas lalu membuka pintu tersebut.

"Hai wanita mesum". Sapaan itu membuat diri nya geram, kenapa Agler selalu menyebutnya 'wanita mesum' saat bertemu.

"Sudah ku bilang, namaku Glamora. Glamora Edrea Sadina. Paham?" Ucap nya penuh penekanan.

"Nama mu terlalu panjang, lebih baik ku panggil wanita mesum, itu sudah bagus". Agler tersenyum tipis.

"Lupakan, untuk apa kau kesini?, tahu alamat ku dari mana?". Tanya Glamora beruntun.

"Aku mencari alamatmu diruang tata usaha". Ucap nya enteng.

"kau tidak izin? Itu privasi kau tahu?". Glamora sedikit geram, kenapa ada orang yang tidak memiliki sopan santun didunia ini.

"Siapa bilang aku tidak izin? Malah aku langsung izin kepada kepala kampus". Tebakan Glamora salah.

Glamora tak berkutip. "Ayo jalan bersamaku, kita cari makan" Ajak Agler yang langsung menggenggam tangan Glamora.

"tidak usah pegang segala". Glamora menepis tangan Agler. Lalu menutup pintu dan jalan beriringan dengan Agler.

Hening.. "Mengapa tiba-tiba mau mengajakku jalan?". Tanya nya penasaran.

"Salah?"

Glamora menggeleng pelan, mereka berhenti pada salah satu restaurant cepat saji. Mereka hanya memesan 2 paket yang sama, dan memakan nya dipinggir jalan, suasana malam yang indah, langit cerah dan bintang bintang terang terbentang di sana, hembusan angin yang selalu membawakan kesejukan.

"Kau sangat cantik". Pujian Agler berhasil membuat pipi Glamora sedikit memerah. Agler terus menatap nya dengan pandangan kagum dan mata yang berbinar.

"Bisakah kau berhenti menatapku begitu?"

"Tidak"

Ck

.
.
.
.

Jangan lupa vote and komen ya!

I Fellin Love With a Criminal [END √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang