28. merencanakan dan beraksi

709 43 4
                                    


Setelah mereka melewati beberapa jam dikota, akhirnya mobil mereka menepi digedung besar, yang terlihat seperti apartemen namun tidak. Mereka bertiga keluar dari mobil, sembari menenteng barang bawaan mereka.

Mereka pun berjalan masuk ke pintu utama, pintu masuk ke dalam gedung ini terbuat dari besi dan hanya bisa masuk jika orang didalam membukakannya.

"Ini aku Asryad". Suara berat Arsyad seperti menyihir pintu itu, karena pintu itu terbuka tiba-tiba, lalu mereka berjalan masuk, disana ada banyak pria yang menyambut kedatangan mereka dan semua memberi hormat.

Disana banyak sekali pria-pria yang sedang berbincang, berlatih, tadi nya hanya ada beberapa diruang tengah ini, dan saat tahu bahwa Arsyad ada disini, semua yang masih dalam kamar, langsung turun ke bawah, kira-kira disana ada 2000 lebih pria.

Glamora menelan ludahnya kasar, saat melihat banyak pria-pria yang mengelilingi mereka bertiga, karena sedikit ngeri, Glamora memeluk lengan Agler dengan kuat.

"Heii.. tidak apa-apa, ini keluarga Kyller semua". Ujar Agler pada Glamora yang sedang mengumpat diketiak Agler.

Mendengar itu, Glamora langsung berdiri tegak dan melepas pelukan lengan itu, namun matanya masih terpejam dan sedikit-sedikit mengintip ke arah sekitarnya.

"Aku bukan takut karena itu keluarga mu, tapi aku takut karena hanya aku wanita satu-satunya disini, apakah kau mau aku berpoligami dengan mereka huh?". Ucap Glamora berbisik-bisik ditelinga Agler.

"Tidak mungkin, sudah buka matamu". Suruh Agler, Glamora pun membuka matanya perlahan.

"Hai Nona manis". Ujar sebagian pria disana serentak. Rasanya Glamora ingin pingsan, bagaimana bisa mereka kompak seperti itu, dan wajah mereka itu tak kalah tampan dari Agler, badan mereka pun cukup atletis.

"Lagi pula siapa bilang kau Perempuan sendiri disini?". Ucap Agler pada Glamora. Glamora menengok ke arahnya, lalu mengernyitkan dahinya. "Lalu siapa lagi?" Tambahnya.

"Lihat yang sedang berhadapan dengan ayahku itu siapa". Agler menunjukkan dagu nya ke arah Arsyad. Glamora kaget saat melihat ada 2 wanita yang mungkin lebih muda 3 tahun darinya. Bukan kaget karena apa, tapi bagaimana bisa 2 wanita tinggal bersama 2000 lebih pria digedung ini.

"INI GILA". Teriak Glamora, semua yang ada disana langsung menatap Glamora. Glamora menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Maaf haha.. Agler membuka kesal". Ujar Glamora memberi alasan. "Kenapa jadi aku?!". Heran Agler.

"Ah, Glamora, perkenalan ini Vera dan Frea, kalian berdua perkenalan ini Glamora". Arsyad memperkenalkan mereka bertiga. "Calon kakak ipar kalian". Tambah Arsyad kepada Vera dan Frea.

"Paman.." lirihnya malu, Wajah Glamora memerah. "Hai, Vera, Frea, anggap ucapan paman tadi hanya bercana ya..". Ujar Glamora pada mereka berdua.

"Tapi sepertinya mereka menganggapnya serius". Agler merangkul pundak Glamora. Glamora menurunkan tangan Agler yang merangkulnya barusan, karena Glamora menolaknya, akhirnya tangan Agler malah memeluk pinggang Glamora.

Glamora sedikit canggung jadinya. "Kaka sangat mirip dengan mendiang ibu Benetta". Ucap mereka berdua menatap sendu pada Glamora.

"Apa? Tidak..". Glamora melirih pelan. "Tunggu, bukanya Agler anak satu-satunya paman?". Tanya Glamora pada Arsyad yang sedang mengalihkan pembicaraan yang cukup canggung tadi.

"Benar sayang, mereka ini adik kembar angkat ku". Pernyataan Agler membuat Glamora tambah pusing. Namun tidak Glamora perpanjangan.

Setelah berbincang sebentar, akhirnya Arsyad memberitahukan kepada mereka semua apa yang membuat Arsyad mampir kesini.

"Keluargaku, aku ingin meminta tolong kalian agar bisa menolongku untuk mebalas perlakuan mereka pada kita, keluarga yang ada di distric 1, sudah ada 3 korban yang tewas karena serangan dari keluarga Regen." Ujar Arsyad yang didengarkan oleh mereka semua.

"Ini yang aku tunggu-tunggu!"

"Sudah lama aku menantikan ini!"

"Dengan senang hati!"

"Kenapa baru sekarang?!"

"Ayo lawan mereka bersama-sama!"

Beberapa pria disana bersorak senang karena akan melawan keluarga Regen, mereka sudah menunggu ini sejak lama, karena selama ini mereka hanya diam pada perbuatan keluarga Regen, selama ini mereka cukup sabar dan ini saatnya mereka membalas dendam.

"Kita rencanakan hari ini, semuanya, bersiaplah!!". Seru Arysad yang dibalas sorakan gembira pada semua orang yang ada disana.

.
.
.
.

Malam ini mereka akan melancarkan aksinya, sudah ada 1000 lebih mobil berisi keluarga Kyller.

"AKU TIDAK SIAP MEMAKAI PANAH ITU"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"AKU TIDAK SIAP MEMAKAI PANAH ITU". Teriak Glamora dalam mobil. Dalam mobil itu terisi oleh Arsyad, Agler, Glamora, Vera dan Frea. Mereka terheran-heran dengan antusiasnya Glamora.

Mobil mereka akhirnya menelusuri jalanan, mobil paling depan yang memimpin adalah keluarga Kyller untuk melindungi mobil Arsyad yang berada dibelakang mobil mereka dan selanjutnya sampai hambis itu mobil keluarga Kyller yang lain.

Dan akhirnya mereka sampai digedung yang sama besarnya dari gedung keluarga Kyller tadi, ya itu gedung keluarga Regen. 1000 mobil terparkir dihalaman yang cukup luas disana, mereka semua turun. Bayangkan 2000 orang yang sedang berkumpul dan melihat rumah kalian bersamaan.

Mereka berpencar jadi beberapa bagian seperti yang telah direncanakan siang tadi. Sebagian berjaga didepan, sebagian yang lain ada yang lewat samping kanan, dan ada yang lewat samping kiri.

Menggunakan tangga yang telah disiapkan, Glamora dan pria-pria yang menjadi tim dengan Glamora naik ke atas roof top, dan bagian yang lainnya lewat pintu belakang. Mereka semua melakukannya dengan baik, mereka akan menyerang jika sudah diperintahkan.

Sedangkan Arsyad dan Agler yang didampingi 50 pria masuk langsung lewat pintu utama. Saat mereka masuk disana sudah banyak keluarga Regen yang berkumpul, dan paling depan adalah tokoh yang dimana dalang dari semua ini, disana sudah ada David yang berdiri tegap, dan disampingnya ada Liam.

"Akhirnya kalian datang, rencanaku tidak sia-sia". Ujar David tersenyum lebar. Berbeda dengan Liam yang hanya diam menatap mereka.

"Cih, Liam, kau masih saja ikut dengan bajinga itu?". Agler tertawa mengejek.

"HEI, KURANG AJAR". Teriak David yang sudah kesal. "Ajarkan anakmu sopan santun, Arsyad". Ujar David kepada Arsyad.

"Harusnya kau bilang itu kepada dirimu sendiri, David". Arsyad menyindirnya dengan halus.

"Sialan". Umpat David yang sudah mengepalkan kedua tangannya.

I Fellin Love With a Criminal [END √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang