6. buronan mesum

2.1K 150 90
                                    

Drrttt drrtt drrtt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Drrttt drrtt drrtt

Agler mengangkat telpon itu. "Bentar ya" Ia berjalan menjauh dari Glamora.

Glamora yang sedang asyik mengunyah makanan nya, tersadar bahwa Agler tidak ada disamping nya. Agler ninggalin aku?. Batin nya.

Entah berpikir apa, Glamora meninggalkan tempat itu, dan berjalan sendirian ditengah malam, setengah berjalan, tiba-tiba turun hujan deras. Glamora bergegas mencari tempat berteduh.

Karena kedinginan, ia menggesekkan kedua telapak tangan nya, agar menciptakan rasa hangat, lalu ditempel nya ke pipi, sedikit menggigil namun tak apa.

Ditengah kabut yang agak tebal itu, Glamora melihat ada seseorang yang berlari cepat, seperti sedang dikejar-kejar oleh seseorang, karena sifat nya yang penasaran, akhirnya ia melangkah ke jalan dan masuk ke tengah rintikan hujan itu, ia mengikuti arah lari orang itu, sampai akhirnya ia melihat orang itu sedang bersembunyi di gang yang hanya muat satu orang untuk berjalan di gang itu.

Glamora menghampiri nya. Dan ia langsung mengenali orang itu. "Buronan sialan, sedang dikejar oleh sia-

"DIMANA KAU, AKU TAHU KAU ADA DISINI". Teriak seorang pria yang mungkin sedang mencari keberadaan buronan ini.

Tanpa aba-aba buronan ini menarik tangan Glamora masuk ke dalam gang, di sana gelap, dan sedikit sesak karena lebar yang hanya muat untuk satu orang, mereka berdua desak-desakan didalam situ, rebutan oksigen.

"Aku ingin keluar, disini pengap". Ujar Glamora menarik nafas nya kuat-kuat, mengambil oksigen sebanyak banyak nya. Entah mengapa dengan buronan ini bukan nya merasa takut, ia merasa biasa aja, seperti tidak ada bahaya menyerangnya.

"Jika kau keluar, dan terjadi apa-apa denganmu, itu bukan salahku ya". Ucap buronan itu menakut-nakuti. Glamora diam sejenak, benar juga kata nya, jika keluar, bukan aku saja yang kena tapi buronan ini juga. Tanpa sadar Glamora sedang menyembunyikan kriminal dari orang-orang.

Glamora mendongak ke arah pria yang ada didepan nya ini, jika ini orang lain, mengapa sangat mirip dengan Agler. Pikirnya.

Glamora menggelengkan kepala nya. "Kau kenapa?". Tanya pria itu heran melihat Glamora yang tiba-tiba menggelengkan kepala nya.

"Tidak"

"Kalau dipikir-pikir kita selalu bertemu, apakah jodoh?". Buronan itu tertawa kecil.

"Tidak akan."

"Apa kau yang selalu mengikuti ku ya". Glamora mengerjap, memang benar ia mengikuti buronan ini setiap tak sengaja melihatnya, namun bukan karena sengaja, melainkan ia sudah menandai buronan ini di list dendam pribadi nya.

"memang, aku selalu penasaran denganmu, kau mirip seperti.. coba aku ingin melihat wajahmu!". Glamora membuka paksa topeng yang menutupi wajah pria itu, sedangkan pria itu menahan dengan sekuat tenaga.

Karena geram dan tidak ingin ketahuan wajah nya, buronan itu memojokkan tubuh seksi Glamora ke dinding. Sontak Glamora memberhentikan aksinya.

"Apa apaan kau!" Seru Glamora.

"Kau yang aneh, kenapa ingin sekali melihat wajahku"

Lalu Glamora menatap mata pria itu. "Karena aku dendam denganmu tahu!".

"Apa salahku?". Tanya nya bingung.

"Kau lupa ingatan huh!, waktu itu kau menciumiku". Ujar nya sedikit malu untuk mengatakan itu.

Pfftt

Pria itu tertawa geli. "Namun kau menikmatinya juga kan?"

Cepat cepat Glamora menggelengkan kepala nya. "Tidak!"

"Apa perlu aku lakukan lagi disini?". Buronan ini langsung memeluk pinggang Glamora, kepalanya sedikit menunduk agar tidak terlalu jauh jarak wajahnya untuk mencium Glamora.

Glamora terpaku, hanya tangan nya yang mencoba menahan dada buronan itu agar tak mencapai bibir manis nya.

Buronan itu semakin mengeratkan pelukan tangan nya di pinggang ramping Glamora, hingga badan Glamora terhentak ditubuh buronan itu. Karena ini kesempatan nya, buronan itu langsung mencium bibir Glamora, melumat nya, dan mengabsen satu persatu setiap sudut mulut Glamora.

Glamora mengerang, ia mulai terbawa sensasi oleh ciuman hangat malam itu, yang masih ditemani hujan deras, perlahan tangan Glamora memeluk leher pria itu, membalas lumatan nya. Selang beberapa detik, lumatan itu berhenti, entah siapa yang mengakhirinya, karena wajah mereka saling menjauh untuk mengambil nafas yang hampir habis.

Dengan kesadaran nya yang mulai muncul, Glamora mendorong tubuh pria itu, dan langsung lari menuju rumah. Bagusnya orang yang tadi sedang mencari buronan itu sudah hilang.

.
.
.
.

Glamora berendam didalam bathtup kamar mandi, mencoba menghilangkan kejadian tadi diluar, entah kenapa ia malah menerima ciuman itu, sudah gitu dengan seorang buronan lagi. Glamora mengusap kasar wajah nya. "Apa yang kau lakukan tadi Glamora, itu gila". Ia mengatai diri nya sendiri.

Selesai mandi ia langsung mengeringkan badan dan memakai piyama tidur favoritnya yang berwarna coklat susu bermotif bunga. Lalu ia tidur untuk menghilangkan lelah nya.

Sudah berapa banyak ia menyaksikan pembunuhan, pencurian, apalagi ia seperti sedang menyembunyikan buronan dari polisi, apa yang harus dilakukannya?, apa ia harus ke kantor polisi dan mengatakan sejujurnya, atau harus diam saja seperti tak ada yang terjadi?. Huh itu melelahkan.

I Fellin Love With a Criminal [END √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang