Glamora melangkah kan kaki nya untuk pergi keluar rumah Agler, namun Agler yang melihat itu dengan cepat menahan tangan Glamora yang hendak membuka pintu nya.
"Kau tidak boleh pergi dari sini". Glamora menoleh pada Agler, dengan mengernyitkan dahi nya. "Kenapa?"
Agler menatap mata Glamora intens. "Kau harus tetap disini menemaniku, kau sudah nekat mengikutiku, jangan sampai jika aku melepas kau, kau melapornya kepada polisi". Ujar nya serius.
"Harusnya saat kemarin dipukul aku amnesia saja, biar tidak harus repot-repot seperti ini". Glamora memutarkan bola mata nya.
"Itu lebih bahaya". Jawab Agler sembari mengunci pintu, agar Glamora tidak bisa keluar.
"Kenapa begitu?, Bukanya bagus, jadi kau tidak perlu kwatir aku akan melaporkanya". Glamora berjalan ke ruang tengah. Ia duduk disofa yang empuk itu. Lalu menyetel siaran TV.
Agler menyusulnya dan ikut duduk disofa. "Tidak, suatu saat pasti kau akan mengingatnya". Agler menaruh tangan nya dibahu Glamora, ia hendak merangkulnya.
"Kau tidak sepenting itu dihidupku tahu". Jawab Glamora ketus. Ia berpindah ke sofa yang lain, sengaja menjauh dari Agler.
"Kejam sekali bicaramu". Agler mendekatkan diri nya pada Glamora. Tangan nya bertumpu pada sofa bagian kanan dan kiri, sehingga Glamora tidak bisa melarikan dirinya.
"Dasar wanita mesum". Tambah Agler yang sengaja berbisik ditelinga Glamora.
Glamora memalingkan wajahnya. "Kau yang mesum, selalu menciumku!". Kesal nya.
"Kau mau lagi?"
"Tidak lagi." Glamora mendorong dada bidang Agler, dan langsung beranjak pergi dari situ, ia membuka kulkas dan minum air untuk menghilangkan ketegangannya barusan.
Saat Glamora berbalik, Agler sudah ada didepan nya, ia memajukan langkah nya, sedangkan Glamora memundurkan langkahnya hingga kepala nya hampir terpentok kulkas, tapi terhalang oleh tangan Agler yang dengan cekatan melindungi kepalanya.
Agler dan Glamora kini saling menatap satu sama lain, namun berbeda, tatapan Agler seakan-akan ingin memakan Glamora, sedangkan Glamora menatap Agler takut, Glamora menahan nafas nya, seketika tangan Agler menarik pinggang rampingnya mendekat.
"Kau mau apa!" Seru Glamora sambil berusaha melepaskan tangan kekar Agler yang memeluk pinggangnya. Wajah nya memerah.
"Kenapa wajah mu merah begitu?". Pertanyaan yang dilontarkan Agler membuat Glamora salah tingkah. Glamora menundukan kepala nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fellin Love With a Criminal [END √]
Fanfiction"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin" Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis. "kau.. Aku tidak ingat" "Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buron...