Glamora menghentakkan kaki nya berlari kecil di ikuti langkah Agler. Mereka masuk ke dalam kamar dilantai dua.
"Tidur". Suruh Agler. Glamora yang masih kesal tetap mau menuruti perintah Agler.
Ia menghampiri ranjang empuk itu, lalu tidur membelakangi Agler yang masih berdiri dibelakangnya.
Glamora memeluk bantal guling, agar bisa tertidur pulas. Agler menutupi tubuh Glamora dengan selimut.
"Aku tidak mau". Ucap Glamora, karena memang dirinya tidak pernah suka tidur menggunakan selimut, itu membuatnya gerah dan pengap.
"Nanti kau sakit". Agler masih berusaha menarik selimut itu untuk Glamora. Glamora selalu membuka selimut itu.
"Sudah dibilang aku tidak mau!". Kesal nya, pipinya menggelembung, dan tangan nya mengepal gemas.
Agler terkekeh, melihat Glamora seperti itu membuatnya hilang akal, ingin sekali rasanya mencoba Glamora sekarang juga. Tapi dengan cepat pikirannya dibuyarkan.
"Kalau gitu biar aku saja yang menjadi selimutmu". Agler naik ke atas ranjang lalu memeluk Glamora.
Glamora membalikan badan nya. "Keluar sana". Usir nya.
"Ini untuk pengganti hadiahku, kau lupa atas ucapan mu tadi?". Agler memeluk perut Glamora, merapatkan badan Glamora ke tubuhnya.
"Terserah".
"Baju ini.. Kau mengambilnya di lemari kamar bawah?". Tanya Agler.
"Eee.. Iy-ya..". Jawab Glamora gugup, ia takut jika Agler akan marah.
"Punya mendiang ibuku, kau sedikit lancang ya rupanya". Agler merenggangkan pelukannya.
Glamora yang tadinya kesal, seketika melemah, saat tahu bahwa ibu Agler sudah meninggal dunia.
Ia membalikan badanya, menatap iba pada Agler. "Itu.. Maaf". Ucap nya
"Tidak ap-". Sahutan Agler terpotong. Saat tiba-tiba Glamora meninggikan posisi tidurnya, sehingga dada nya sejajar dengan kepala Agler.
Glamora meraih punggung Agler, ia menenggelamkan wajah Agler ke dadanya. Maksudnya untuk menjadi dinding. Mungkin saja Agler selama ini rindu terhadap ibu nya.
"Sudah.. Mari kita tidur". Ujar Glamora yang sekarang sedang mengusap lembut rambut Agler.
Agler yang merasakan itu menjadi djavu. Dulu saat ia sedang sedih atau kesal, mendiang ibu nya pasti langsung memeluknya seperti ini. Ibu Agler sudah meninggal sejak ia masih berumur 4 tahun, dan saat ia mulai sekolah dasar, ayah nya menikah lagi dengan seorang janda. Semenjak itu Agler menjadi jarang berbicara dengan ayahnya.
"Kau nyaman dengan posisi ini?". Tanya Agler takut leher Glamora sakit karena setengah duduk, dan punggungnya tertahan kepala kasur yang keras.
Glamora yang sudah memejamkan matanya hanya menggeleng kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fellin Love With a Criminal [END √]
Fanfiction"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin" Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis. "kau.. Aku tidak ingat" "Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buron...