Liam dan Glamora sedang mengobrol di kantin kampus sebelum makanan yang dipesan datang. "Hei, bolehkah aku bergabung dengan kalian?". Tanya Agler yang sedang berdiri disamping Glamora.
Mereka berdua saling menatap bergantian, ingin menolak tapi tak enak, menerima juga tidak enak. Duh gimana ya
"Makasih". Ujar Agler yang langsung duduk disamping Glamora.
"Tidak sopan, belum juga dipersilahkan". Cetus Glamora. Liam tersenyum miring.
"Siapa dia?" Tanya Liam menatap sosok Agler yang ada didepan nya, yang berjarak oleh meja ditengah mereka.
"Tidak usah sok tak kenal". Agler tertawa ringan.
"Apa maksudnya?". Tanya Glamora sedikit bingung dengan ucapan Agler tadi.
Dengan kompak Liam dan Agler mengedikan bahu nya singkat.
Glamora berdecak sebal, sebelum iya menanyakan hal ini. "Agler, aku serius tapi bibirmu persis seperti buronan itu". Glamora mendekatkan wajah nya untuk melihat bibir Agler dengan detail. Entah kenapa Glamora teringat kejadian semalam saat ia bersembunyi di gang yang gelap itu.
Cupp
Agler mengecup bibir Glamora singkat. Liam melebarkan matanya saat melihat hal itu. "Hei! Apa apaan kau!". Geram nya.
Glamora berpindah tempat disamping Liam, untuk menghindari hal-hal lain yang akan terjadi.
"Kenapa? Tidak boleh?". Agler menantang Liam. "Tidak boleh, dia itu puny- . Ucapannya terpotong
"Sudahlah aku ingin pergi ke perpustakaan". Dengan malas Glamora berdiri dan beranjak pergi dari situ.
"Lihat, karena kau". Liam melototkan matanya pada Agler.
.
.
.
.
.Glamora duduk dibangku perpustakaan, yang letak nya tertutup oleh beberapa lemari buku, sengaja ia duduk di sana, karena ia tipikal orang yang tidak suka diganggu.
Dibuka nya tiap lembaran buku itu, sepi, dan ia suka, karena tidak ada yang mengganggu waktu santai nya.
Namun baru saja ia mengatakan itu, sudah ada seseorang yang gasak grusuk, hingga membuat lemari yang ada didepan Glamora bergoyang kencang.
Brukk
"Siapa itu?". Glamora berjalan ke depan lemari, mengecek apa kah terjadi sesuatu. Di Sana Glamora melihat seorang pria yang sudah terkapar, dan mendapatkan bekas luka sayat dileher nya.
Glamora melihat ke sekeliling ruangan, ia melihat Agler yang sedang bersembunyi dibalik rak buku. "Agler!". Panggilnya.
Agler yang tersadar langsung berlari ke arah gudang perpustakaan, dimana disitu disimpan buku-buku yang sudah rusak atau tidak bisa dipakai lagi.
Glamora mengejar nya, namun terhenti saat Glamora melihat pisau yang lumayan kecil, namun tajam, ditempat berdiri nya Agler tadi. Apa agler yang membunuh pria tadi?". Batin nya, bertanya-tanya.
"Bu! Tolong disini ada orang pingsan!" Teriak salah satu siswi.
Glamora refleks berlari ke gudang perpustakaan untuk bersembunyi, apa? Bersembunyi? Iya.. Karena ia takut jika ia yang malah menjadi tersangka.
Di Sana gelap, banyak debu, hingga Glamora mau tak mau bersin bersin terus. Tiba-tiba ada yang mendekap mulutnya agar tak bersuara. Sambil mengintip disela-sela pintu.
ILUSTRASI.
.
.Mpphh
Suara nya yg tertahan akibat tangan kekar Agler menyekap mulutnya.
"Shtt!". Ujar Agler lembut, mengasih isyarat untuk dirinya diam dahulu.
Dengan usaha yang kuat, dan Agler pun yang kasihan taku Glamora tidak bisa bernafas, akhirnya sekapan itu dibuka.
"Ini pisau punyamu kan". Tanya Glamora serius. Awalnya Agler menggeleng dan tidak mengakui, tetapi karena Glamora memaksa dan semakin menekan ia untuk menjawab yang sejujurnya, baru Agler mau menjawab yang sebenarnya.
"Ya itu punyaku, namun yang kau pikirkan itu tidak benar". Ucap Agler meyakinkan.
"Lalu mengapa kau kabur saat ku panggil?". Glamora menatap Agler tajam.
"Refleks, ku kira tadi bukan kau, dan aku takut jika menjadi tersangka pria yang tadi pingsan".
"Hem, baik". Glamora sebenarnya tidak percaya dengan ucapan Agler, cara bicara dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
Akhirnya karena dipikir diluar sudah tidak ramai, dan pria yang pingsan tadi juga sudah dibawa pergi dari situ, mereka memutuskan untuk keluar, untuk apa berlama-lama didalam bersama pria sialan, yang sering mengatai nya 'wanita mesum'. Cihh
.
.
.
.Janlup vote and komen
Dan ramaikan ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fellin Love With a Criminal [END √]
Fanfiction"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin" Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis. "kau.. Aku tidak ingat" "Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buron...