Glamora mengendap endap agar dosen yang mengawas kelas nya tidak mengetahui bahwa Glamora telat, dengan cepat ia berlari dan asal duduk dimana saja, mau itu tempat orang lain, ia tak peduli.
"Hei, wanita mesum, kita bertemu lagi" Suara pria yang menjulurkan tangan. Terlihat sekali bahwa pria itu cukup berotot dari lengan nya yang dimana urat dan jemari nya mungkin lebih besar dari tangan mungil Glamora, walaupun tangan Glamora juga sedikiy berurat.
"Apa kau bilang?!" Glamora menatap wajah itu dengan intens, pria itu tersenyum tipis, tapi terlihat jelas wajah pria itu memang tampan, rahang yang terbentuk dengan sempurna, rambut yang pendek namun ikal sedikit, bibir dan alis yang tebal, serta hidung yang lancip itu, membuat pria itu benar-benar sempurna.
Glamora mengerjap mata nya, sedang memikirkan apa ia tadi? Lalu dengan cepat wajah Glamora berubah menjadi tidak senang, dan mengabaikan uluran tangan itu untuk menyalaminya.
"Wanita mesum" Jawab pria itu. "Salam kenal, namaku Agler" Tambah nya tersenyum jail, sembari melihat wajah cantik, sexy, manis, badas sekaligus, pada wajah Glamora.
Dengan cuek, Glamora tidak menghiraukan omongan orang itu, ia lanjut fokus pada pandangan didepan nya, yang ada sang dosen sedang menerangkan sesuatu.
"Kalau kau tidak menyebut namamu, aku kan memanggilmu dengan sebutan wanita mesu-" Ucapan nya terhenti.
"Glamora" Sahut nya cuek.
...
Glamora tidak fokus dengan pembelajaran hari ini, karena ia begitu kesal memikirkan kejadian kemarin, ia mengambil sketch book nya, yang berisi gambar cantik, yang ia buat, saat ia me-ngebet halaman selanjutnya, disana terdapat foto buronan yang ia gunting dari koran, Glamora menyumpahi buronan itu dengan kasar.
Bajingan gila, sialan, iblis, setan.
UHUKK UHUKK
Agler tersedak saat melihat Glamora yang sedang mengumpat dalam bisiknya, yang terdengar oleh Agler.
"Kau gila?" Tanya Agler meledek dengan menatap Glamora aneh.
"Berisik, kau ingin aku mencabik-cabik wajah mu?" Mata Glamora sedikit melotot.
Namun yang dilihat oleh Agler hanya wajah konyol dan lucu. "Coba saja kalau kau bisa" Ucap nya menantangi.
"Kata siapa aku tidak bisa? Huh?!" Glamora meloncat kan tangan nya yang hendak mencengkram wajah tampan Agler. Namun..
"HEII KALIAN!" Seru sang dosen. Sontak mereka mereka berdua menengok. "Keluar dari kelas ini, dasar anak nakal" Usir sang dosen pada Agler dan Glamora.
Wajah Glamora sedikit mengisyaratkan kalau ia menuduh bahwa ini terjadi karena Agler.
Karena kau! Pria sialan!. Umpat nya dalam hati.
Mereka bergegas keluar dari kelas tersebut, huh.. Melelahkan, masih pagi pun hari Glamora sudah sial.
Agler beranjak pergi dari samping Glamora, namun ditahan oleh nya. "Kau benar tidak pernah bertemu denganku?" Tanya Glamora masih penasaran.
"Mungkin kalau memang bertemu, itu di hotel, saat aku melakukan sesuatu dengan banyak wanita"
Ughh.
Glamora merasa jijik mendengar hal itu, pria murahan dasar.
"Apa kau pernah melakukan nya denganku?" Tanya Agler yang sengaja menunduk kan kepala nya agar sejajar dengan tinggi Glamora. Jarak mereka sekarang hanya beberapa cm.
Glamora menoleh ke samping, membuang muka dari hadapan pria yang ada didepan nya sekarang. "Tidak! Kau pikir aku wanita apaan, hingga melakukan nya dengan pria murahan seperti mu!". Agler tersenyum menggoda.
"Tapi, jika kau ingin merasakan nya, bisa saat ini juga denganku" Agler tak serius, ayolah.. Ia hanya bercanda.
"Cihh" Glamora pergi dari situ, melangkah kan kaki nya dengan gagah. Agaknya pria itu sudah kehilangan akal sehat nya.
.
.
."Heii, kenapa wajah mu begitu masam" Goda Liam menyentuh dagu Glamora dengan jari telunjuknya. Glamora mendongak. "Semenjak aku berciuman dengan buronan itu, hariku jadi sial Liam!" Kesal nya.
"Sudahlah, kau bisa mengganti nya dengan bibirku" Ujar Liam sedikit menggoda.
"Ewhh, denganmu? Rasa bibirmu itu mungkin seperti Kecap asin" Sahut Glamora meledek.
"Mulutmu itu ya.." Beo Liam mengusap rambut sahabat nya itu dengan gemas.
"Liam! Pokoknya kau harus membantuku mencari buronan itu. " Teriak Glamora sembari menggebrak meja, kamu tahu lah, itu refleks.
"Wanita gila, itu bahaya Gla." Ucap Liam mewanti-wanti.
"Oh, kau tidak mau membantu sahabatmu ini? Ya sudah kalau tidak mau aku akan memusu-
"Ya ya ya, aku bantu" Liam menyela ucapan sahabatnya itu, ia sudah hafal dengan Glamora yang akan bilang 'aku akan memusuhimu jika kau tidak menuruti permintaanku'. Dasar.
Wajah Glamora kembali ceria saat Liam mengiyakan nya, baguslah sekarang waktunya ia mencari buronan itu sampai dapat, dan ada satu orang yang ia curigai.
.
.
.Glamora menyiapkan print-an wajah sang buronan, yang hanya terlihat mata dan bibir nya.
Ia menyusuri satu gedung kampus, sembari menghentikan orang-orang yang menurutnya mirip dengan buronan itu, namun sudah 143 orang yang ia cek satu persatu, tidak ada yang mirip satu pun. Dan pikiran nya tertuju pada seseorang yang ia curigai. Ia mulai bermondar mandir lagi, untuk mencari pria tersebut.
Agler sedang duduk santai di taman kampus yang luas, yang ditengah nya berada kolam yang lumayan besar, namun tidak dalam, dan ada patung pancoran di sana.
Ia ditarik oleh seseorang ke pinggir kolam. "Apa apaan ini" Marah Agler yang sedang tenang nya mendengarkan musik, sekarang terganggu oleh wanita ini.
"Sebentar aku hanya mengecek". Glamora mendekatkan diri nya pada wajah tampan Agler, ia menatap lekat mata itu, bergantian dengan bibir, dan disama-samakan dengan gambar yang ia pegang ditangan nya. Memang benar ada tahi lalat didekat bibir Agler, dan juga digambar yang ia pegang.
"Wanita mesum" Celetuk Agler. Ia tersenyum, Glamora akui memang wajah nya sangat tampan dan sempurna, tak akan ada satu wanita pun yang bisa menolak nya.
Agler menarik pinggang ramping milik Glamora dengan satu tangan nya, Glamora dengan cekat menahan tubuh nya dan tubuh Agler, agar tidak terlalu dekat.
"Dasar pria murahan, lepas". Glamora berusaha mendorong pria itu, awal nya memang susah, namun saat Glamora mengeluarkan tenaga nya..
.
.
.
.Jangan lupa vote, komen, and sahre ya!
Thank you.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fellin Love With a Criminal [END √]
Fanfiction"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin" Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis. "kau.. Aku tidak ingat" "Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buron...