24. Pria misterius?

927 54 11
                                    

Glamora berjalan bersama Aletta, diwilayah yang cukup besar seperti kota itu, DISTRIC 1. Dan banyak juga orang yang ikut berlalu-lalang, Glamora melihat-lihat sekitar bahwa memang sangat banyak penduduknya, mungkin kurang lebih 1.153 Juta penduduk disana, bukan berarti disana hanya keluarga Kyller, namun juga banyak orang-orang biasa yang memang ditempatkan disini.

"Apakah tadi aku terlalu kasar, letta?". Tanya Glamora khawatir dengan omongannya tadi.

"Kalau boleh aku jujur, memang kasar nona". Pernyataan yang diucapkan Aletta membuatku raut wajah Glamora sedikit sedih.

"Apa yang cocok untuk permintaan maaf?". Tanya Glamora menatap Aletta si gadis cantik yang masih muda itu.

"Hum..". Aletta tampak berpikir, namun tidak ada jawaban yang didapat.

"Tapi nona, tuan Agler tidak seperti itu kok.. mungkin memang nona Sena saja yang dekat-dekat dengan tuan". Ucap Aletta mengalihkan percakapan tadi.

"Kenapa bisa kau bilang Agler tidak seperti itu?". Tanya Glamora heran, menunggu Aletta menjawabnya.

"Umm, harus darimana aku menjelaskannya?, Ah dari wilayah ini saja ya nona.., semua penduduk disini, selain keluarga Kyller itu, orang-orang yang Tuan Agler tolong dari ia masih berumur 18 tahun"

"Aku tahu ini dari nenek hehe, yang aku maksud dia menolong banyak orang itu, pertama, dulu saat tuan Agler sedang berjalan diarea rel kereta api, ia melihat pengemis dipinggir rel kereta, ada seorang ibu dan 3 anaknya yang sangat kotor dan terlihat kelaparan sekali, jadi mereka dibawa oleh Tuan Agler ke distric 1 dan diberi tempat tinggal olehnya"

Sambil berjalan Aletta menjelaskan panjang lebar bagaimana Agler sebenarnya dimata penduduk distric ini. "Ah yang dikiri sana nona.. itu salah satu orang yang dulu sempat Tuan Agler tolong". Aletta menunjuk ke arah pria muda yang sedang memarkirkan sepedanya.

"Kenapa dengan dia?". Tanya Glamora

Aletta menjawab lagi. "Pria itu dulu sangat malang nona, saat ia berusia 14, ia dan kedua orangtuanya kecelakaan mobil, dan naas kedua orang tuanya dinyatakan meninggal ditempat, karena Tuan Agler kasian saat melihat anak itu luntang-lantung dijalan, dan bekerja untuk biaya sekolah nya, akhirnya Tuan Agler membayar uang sekolah nya sampai ia lulus".

"Sebenarnya masih banyak yang harus dibicarakan jika itu tentang Tuan Agler nona.. tapi aku haus hehe". Aletta menyengir kecil sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal itu.

"Ayoo aku belikan minuman". Ajak Glamora menggenggam tangan kecil Aletta, berlari kecil menuju toko minuman"

Glamora dan Aletta pergi ke tempat minum didekat gerbang besar keluar dari distric 1, Glamora dan Aletta mencari tempat duduk yang berada didekat jendela, karena lebih nyaman, mereka memesan coffe dan cake kecil 🍰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Glamora dan Aletta pergi ke tempat minum didekat gerbang besar keluar dari distric 1, Glamora dan Aletta mencari tempat duduk yang berada didekat jendela, karena lebih nyaman, mereka memesan coffe dan cake kecil 🍰.

"Nona.. itu bukanya Nona Sena ya?". Tanya Aletta yang masih ragu dengan penglihatannya, ia menyipitkan matanya untuk memastikan. Mendengar itu, Glamora menengok ke belakang, dan benar itu Sena, dia seperti sedang berbicara dengan seorang pria, namun pria itu sangat tertutup sehingga tidak terlihat detail wajahnya.

Glamora melihat Sena memberikan secarik kertas kepada pria itu, otak Glamora langsung tertuju pada berkas yang waktu itu sempat Sena ambil diruangan yang sudah lama tidak terpakai, dengan cepat Glamora berlari ke arah dimana Sena dan Pria itu duduk bersama, lalu merebut kertas itu.

"Ehh Nonaa!". Teriak Aletta yang melihat Glamora tiba-tiba berlari seperti itu.

"HEI? GLAMORA?". Kaget Sena yang mendapat keberadaan Glamora dihadapanya mengambil kertas itu.

"Kenapa, apakah kertas ini penting?". Tanya Glamora penasaran, karena pasti didalam kertas ini sangat penting isinya.

GREPP!

Pria yang tadi sedang mengobrol dengan Sena tiba-tiba saja menahan tangan Glamora, berusaha mengambil kertas itu dari tangannya.

"Balikkan kertas itu Glamora!". Seru Sena geram dengan apa yang dilakukan oleh Glamora Sekarang.

"Tida-"

DORR!!

Suara tembakan yang ditembak oleh pria tadi ke atas langit-langit, semua orang didalam tempat itu berteriak histeris sampai bergerombolan untuk keluar dari tempat itu.

Aletta yang merasakan Glamora sedang dalam bahaya, akhirnya ia keluar dari tempat itu dan bergegas kembali pulang untuk memberitahu Agler.

Sementara itu, didalam toko, Glamora berusaha melepaskan genggaman tangan pria itu, sedangkan Sena berusaha mengambil kertas yang ada ditangan Glamora, Kertas itu sengaja diremas kuat oleh Glamora agar ia dapat menggenggamnya dengan erat, supaya tidak mudah untuk diambil oleh Sena ataupun pria itu.

"Sena!, Kembalikan padaku, dan aku akan menjauh dari Agler". Ujar Sena yang sedang memohon pada Glamora.

"Kau sedang mengemis padaku ya?". Pernyataan Glamora berhasil membuat Sena kali ini sangat marah, Sena mulai mencengkram tangan Glamora, kuku nya hampir membuat tangan Glamora berdarah, Glamora menahan rasa sakitnya.

Sampai.. "HEII?!, APA APAAN INI? LEPASKAN ISTIRIKU". Teriak Agler yang sedang berjalan menghampiri mereka, sampai sekarang mereka berempat.

"Lepas sena". Suruh Agler, karena ini Agler yang memerintahkan dengan cepat Sena melepaskan cengkraman itu, terlihat disana tangan Glamora tercetak bekas kuku Sena dan berdarah.

"Sialan". Agler mengumpat saat melihat tangan Glamora berdarah, Agler merobek kecil bagian lengan bajunya, lalu mengikatkan itu dilengan Glamora yang berdarah.

"Kau? Aku tidak pernah melihat mu disini". Agler melihat pria itu dari atas sampai bawah.

Agler melepaskan genggaman tangan pria itu yang sedang menggenggam tangan Glamora, lalu berusaha melepaskan masker yang sedang dikenakannya. Tentunya pria itu dengan kuat berusaha menahan tangan Agler agar maskernya tidak terbuka.

Sena khawatir saat melihat itu, ia melangkahkan sedikit demi sedikit kaki nya untuk keluar dari sana, namun ditahan oleh Glamora. "Mau pergi kemana?". Tanya Glamora mengeluarkan semirik nya.

Ck

"Kau tidak mau aku melihat wajah asli mu ya". Bicara seperti itu, Agler mengambil benda sedang dari kantung celananya, lalu menodongkan pistol itu dipelipis si pria. Pria itu pelan-pelan ingin menodongkan pistol yang ia bawa juga. Glamora yang melihat itu langsung berlari dan mengambil pistol yang sudah disiapkan pria itu.

"Pistolnya ditanganku sekarang, wlee". Glamora meledek pria itu, namun sayangnya Sena mengambil kesempatan itu untuk kabur dari sana.

"HEH, JANGAN KABURR!!". Seru Glamora yang menyaksikan itu. "Tidak usah dikejar, semua pintu sudah aku suruh tutup dan ada yang menjaganya". Ujar Agler pada Glamora, mendengar itu Glamora sangat legah.

Sekarang Glamora sedang melihat Agler yang masih berusaha membuka masker itu.

SREKK

"Akhh". Agler meringis karena pria itu barusan menyayat lengan Agler yang sekarang sudah keluar darah, karena sakit reflek Agler melepaskan cengkraman tangannya dikerah baju pria itu, pria itu berhasil lolos.

Glamora melepaskan robekan baju yang menyelimuti lengangnya, dan mengikatnya pada luka sayatan yang diterima Agler. "Duh tidak cukup". Ucap Glamora pelan. Tanpa berpikir panjang, Glamora merobek rok nya yang memang sudah pendek sepaha, karena dirobeknya rok itu semakin pendek dan memperlihatkan pesona paha nya yang mulus itu, Agler yang melihat itu menelan ludahnya, ia menahan dirinya untuk memakan wanita dihadapannya ini, ia mengalihkan perhatiannya agar tidak terus terusan melihat itu.

Tanpa berlama-lama, Glamora melilitkan robekan itu dilengan Agler, darah nya masih menembus, karena dirasa masih ada urusan yang mereka harus urus, akhirnya mereka keluar dari sana, dan mencari keberadaan pria itu, termasuk Sena yang terlibat.

I Fellin Love With a Criminal [END √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang