bab 42

4.1K 179 3
                                    

Yibo berangkat kekantor dengan wajah murung dan tertekuk, sudah seharian penuh dan ini hari kedua Zhan mendiaminya. Dia terus memikirkan cara agar dia bisa membujuk istrinya, meminta maaf pada xiao Zhan. Ini sangat menyiksa batin yibo sekali. Hanya prihal dia membohongi xiao Zhan membuatnya harus seperti ini... Seperti anak ilang yg tidak diperhatikan oleh orang tuanya.

Bahkan penampilannya sekarang sudah amburadul, biasanya Yibo yg elegan pakaian rapih. Dasi terbentuk dengan sempurna celana yg tidak kusut kini semuanya menjadi berantakan. Kemeja kusut tidak digosok, baju dalam yg terlihat seperti baju bekas. Celana yg kusut ditambah dasi yg tidak terbentuk. Dan rambut yg acak-acakan.

Pria itu memasuki kantornya dengan wajah yg menunduk tidak mempunyai semangat, bahkan beberapa karyawan dan staf resepsionis pun kaget melihat penampilan Yibo yg acak-acakan. Dirumah membuatnya mood karena istrinya mengacuhkannya, di kantor malah semakin bertambah mood.

Yibo duduk dikursi ruang kerjanya, meremat rambutnya kencang dan berteriak. "ARGHHH SIALAN BANGSAT" umpat Yibo menggeram.

"Kenapa bos?" Tanya Roy tidak berdosa, dia sudah menduga pasti Zhan akan mendiami tuannya. Dan benar saja dugaannya, Yibo saat ini sedang dalam keadaan kacau berantakan seperti tidak diurus.

Yibo menatap Roy berkaca-kaca saking kesalnya karena terlalu diabaikan, "Roy" panggil yibo bergetar.

Roy merinding mendengarnya, dalam hatinya dia ingin tertawa melihat wajah Yibo yg ingin menangis. Roy memfoto Yibo diam-diam saat air mata Yibo sudah banyak dipelupuk matanya. "Kenapa? Tuan jangan menangis"

"Cerita padamu apa keluhanmu, siapa yg membuatmu menangis?" Tanya Roy sambil menarik kursi untuk duduk dihadapan Yibo.

Yibo menggebrak meja. "Roy, istriku mendiamiku." Beritahu Yibo lirih.

Ctass. Benarkan dugaannya. Tuannya itu pasti didiami oleh xiao Zhan. Hahahaha. Ingin tertawa saja Roy sekarang melihat komuk Yibo yg ingin menangis seperti bocah.
"Kenapa mendiami tuan? Tuan membuat salah?" Tanya Roy penasaran.

Yibo menunduk seperti baby lion, dia kembali menatap Roy. "Ah kau pasti tidak akan paham."

"Lah, katakan saja siapa tau aku bisa membantumu kan" ujar Roy tidak terima jika ceritanya di cancel begitu saja.

Yibo kembali menunduk. "Aku.. kemarin malam aku membohongi istriku" cicit Yibo sudah ingin menangis. Yibo menggigit bibir bawahnya.

"Membohongi apa tuan?"

"Aku membohongi istriku jika aku sedang meeting dan lembur. Tapi kenyataannya aku malah ke bar karena di paksa oleh linghe dan yg lainnya agar segera ke bar. Aku ingin menolak tapi hatiku juga berkata ya. Jadi aku membohongi istriku padahal aku sedang berada di bar bersama yg lainnya" jelas Yibo sudah ingin menangis. " Kau percaya kan bahwa aku tidak melakukan apapun disana? Aku bahkan tidak menyentuh wanita. Wanita yg menggodaku saja aku tendang dan menepisnya. Kau percaya kan? Kan?" Yibo menatap Roy dengan tatapan sendu.

Roy menggaruk tengkuknya, ya memang sih Yibo tidak melakukan apapun  didalam bar. Tapi... Pria itu aishh.. "anu tuan, kau berbohong pada istrimu kalau kau lembur dan ada meeting padahal kau ke bar? Begitu?"

Yibo mengangguk lesu, "padahal disini tidak ada yg memperhatikanku. Apa Darren yg memberitahu istriku?"

Roy membulatkan matanya, anjing. Jangan salah paham atau aku yg kena amukan Darren.... Roy kembali gugup "anu tuan, mungkin ada yg memata-matai tuan?"

Yibo memicingkan matanya menatap Roy yg bergelagat aneh, "kau yg memberitahunya?"

"YAKKK BUKAN." bentak roy tidak terima karena dirinya di tuduh, padahal kenyataannya dialah yg jadi biang kerok.

LION BABY S2-S3 (yizhan) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang