15. Not her banana

2.8K 95 7
                                    

H-Honey?

Di situasi yang mengejutkan ini membuat Leah tidak bisa berpikir jernih selain melamun dengan wajah bodohnya. Cara Gabriel memandangnya, sentuhan telapak tangannya yang hangat hingga cara dia bertanya pada Leah. Kenapa Leah sekarang mulai merasa gerah?

"Honey?"

Membuka mulutnya, Leah menjawab, "Pisang."

***

Mobil Gabriel berhenti di depan apartemen Leah. Pria itu melirik ke sampingnya sambil mencoba menghentikan senyum konyolnya. Sepanjang perjalanan mereka pulang, Leah tidak bersuara sama sekali dan hanya menunduk terus menatap rambut anaknya. Bisa dibilang wanita ini malu.

Apakah karena perilakunya beberapa waktu yang lalu di toko tadi?

Di sisi lain, Leah ingin sekali menenggelamkan wajahnya di mana pun. Bagaimana tidak? Hanya karena panggilan dan sentuhan Gabriel, otak Leah seketika berselancar ke mana-mana. Leah tidak membuat Gabriel jijik, bukan? Padahal dia tahu sendiri bahwa Gabriel hanya menolongnya di sana.

Dan ... pisang?! Dari sekian banyaknya buah, kenapa saat menatap Gabriel, Leah hanya bisa memikirkan buah itu? Apa yang salah dengannya? Apakah orang kaya memakan pisang? Jika tidak, sungguh sangat disayangkan buah itu akan dibuang begitu saja.

Leah segera melepaskan seat belt. Wanita ini bahkan tidak ingin menatap Gabriel ketika menundukkan kepalanya. "Saya permisi, Pak Gabriel. Terima kasih atas tumpangannya."

Entah kecepatan mana yang dia punya, tanpa membuat Ara turun, Leah bisa keluar dari mobil. Dia bahkan memiliki waktu untuk menggunakan seat belt untuk Ara sebelum menutup pintu mobil.

Gabriel menghela napas. Dia segera keluar dari mobil juga dan menghentikan Leah.

"Leah, tunggu sebentar!"

Leah yang melangkah tergesa-gesa seketika berhenti di tempatnya. Dia memejamkan matanya erat dan berdesis pelan. Mengambil napas dalam dan membuangnya dengan tenang, dia kemudian membalikkan tubuhnya.

Gabriel menghampirinya sambil berlari santai dengan kantong yang berisikan beberapa apel, jeruk, dan tentu saja pisang.

Oh tidak ... sepertinya Leah tidak bisa lepas dari pisang.

Pria itu mengulurkan tangannya dan berkata, "Ambillah ini."

Leah tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis ketika menerima itu. Dia hanya bisa berterima kasih dengan suara kecil.

"Uhm ... maaf untuk sikapku sebelumnya. Aku sadar bahwa aku bersikap kurang ajar kepadamu."

Leah otomatis menggeleng. Jika topik kurang ajar diangkat, Leah juga merasa kurang ajar karena membayangkan Gabriel tanpa malu di dalam toko serba ada sebelumnya. Bisa dibilang, secara halus dia sudah melecehkan Gabriel di dalam kepalanya.

"Oh tidak apa-apa, Pak. Saya tahu maksud Anda baik, menolong saya dari omongan para ibu di sana. Seharusnya saya berterima kasih kepada Anda."

Gabriel mengangguk lalu berdesis. "Maka dari itu aku minta tolong kamu ketika kami ingin ke sana. Jika hanya aku dan Ara saja yang masuk, satu dua ibu akan menghampiriku. Yah, kamu tahu apa yang terjadi selanjutnya ...."

Leah tertawa pelan. Dia mengikuti arah pandang Gabriel ke mobil di mana anaknya masih di sana kemudian berujar, "Saya tidak masalah dengan itu. Tapi, saya pasti merepotkan Anda karena buah-buah ini. Seharusnya saya tidak mengatakan pisang tadi. Semoga saja kakek dan nenek Ara suka pisang."

"Mereka menyukainya, tenang saja. Aku pun menyukai pisang, begitu juga Ara. Dan itu anggap saja rasa terima kasihku atas bantuanmu." Gabriel tersenyum lembut lalu menularkannya ke Leah.

Something About You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang