58. No one believed her

1.3K 77 8
                                    

Lampu kamar Leah tiba-tiba menyala bersamaan suara Saravati, “Adri? Kenapa ....”

Saravati menggantung ucapannya sendiri ketika melihat posisi kedua orang itu yang mencurigakan.

Dengan seluruh kekuatan yang ia miliki, Leah segera mendorong Adri supaya dia bisa melihat ibunya. “Bu, tolong!

Leah sudah pulang, Bu?” Kania yang baru tiba kemudian menatap Adri dan Leah yang sama-sama berantakan. “Apa ... yang kalian lakukan?

“Kak, aku melihat Bang—”

“Dia merayuku!”

Ketiga wanita beda usia itu terkejut menatap Adri. Dan pria itu menunjuk Leah.

Ha?” bisik Leah tidak bisa berkata-kata saking kagetnya.

“Bu, apa Leah selalu seperti ini? Apa dia sering membawa pria masuk ke dalam kamarnya dengan alasan minta tolong sesuatu lalu menggoda mereka?”

Saravati dan Kania tercengang dan tatapan mereka berakhir pada Leah. Tentu saja Leah menggeleng panik.

“Tidak. Aku tidak menggodanya.”

“Lalu, apa maksud semua ini?” Adri menoleh kepadanya, membelakangi Saravati dan Kania. Pria itu tersenyum. “Aku sudah berusaha untuk menghindar bahkan menahanmu yang sudah diselimuti nafsu. Lalu, sekarang kamu ingin bermain peran menjadi korban pelecehan, begitu? Astaga, Leah ....”

Leah menatap keluarganya. Melihat raut wajah mengerikan mereka yang diarahkan padanya membuat Leah mulai gemetar. Tidak mungkin .... Mereka akan percaya pada Adri begitu saja?  “Percayalah, aku tidak.”

Situasi di ruangan kecil menjadi tegang. Saravati terlihat menahan amarahnya berdiri di dekat pintu. Kania, kakaknya yang cantik tampak kecewa juga murka tengah menatapnya dengan mata terbelalak. Lalu satu-satunya pria, Adri si suami Kania berkacak pinggang sambil berdecak.

Tatapan-tatapan itu membuat ruangan tersebut semakin terasa mengecil dan sesak.

Aku tidak habis pikir keluargamu sungguh begitu memalukan, Kania.

Leah, wanita mungil itu terlihat gemetar sambil memeluk dirinya sendiri sebagai bentuk perlindungan. Air matanya sudah menumpuk ingin mengalir keluar hingga matanya kabur dan terasa kebas.

Sudah aku bilang, aku tidak melakukannya,” suara Leah terdengar bergetar.

Dia menggigit bibirnya berusaha untuk tetap tegar dan tidak menunjukkan betapa lemahnya dia. Karena tidak ada yang bisa dia harapkan di sini, sepertinya.

Lalu kau pikir aku yang berbohong? Apa kau gila? Tidak ada yang akan percaya itu! Tolong, berkacalah lebih dulu. Jangan merusak nama baikku dengan trik murahanmu ini.” Adri mendenguskan tawa menghina. “Aku jadi menyesal telah menolongmu.

Sudah aku bilang aku tidak melakukan itu!” Leah menggeleng sambil berteriak lalu menatap Kania. “Aku melihatnya keluar dari rumah sakit dengan seorang wanita hamil—

Karena tidak ada yang mempercayai kebohonganmu, sekarang kamu menambahkan kebohongan baru?” potong Ardi. “Betapa memalukannya kamu sampai menjelekkan nama baikku.”

Aku adikmu, kau tidak mempercayaiku?! Aku tidak mungkin melakukan itu, Kak!

Kania menggeleng pelan. Kekecewaan masih terpatri jelas di wajahnya. “Kau bukan adikku. Adikku tidak pernah membuat malu keluarganya ….

Mulut Leah terbuka seketika. Ucapan Kania sangat pelan tapi cukup menyakitkan untuknya. Bagaimana bisa kakaknya lebih mempercayai pria hina seperti Adri dibandingkan adik kandungnya yang sudah dia kenal selama 23 tahun?

Something About You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang