48. Meeting his mum

1.7K 79 4
                                    

“Tarik ke atas ...,” Esther berkata lambat sambil menatap fokus wajah Leah. Melihat tangan Leah yang gemetar, dia menambahkan, “Tidak apa-apa, Leah. Perlahan saja.”

Selesai mengerjakan alis, Leah kemudian menatap kedua wanita di depannya dengan muka polos. “Bagaimana?”

“Pftt.”

Vivi mencoba untuk menahan tawanya, akan tetapi dia menyerah. Seketika dia tertawa terbahak-bahak dan Esther pun menyusul. Leah yang malu segera menghapus bingkai alisnya.

“Sudah kuduga, pasti jelek,” gerutunya.

“Yang tadi itu hampir.” Vivi mengelap ujung matanya yang berair.

“Bohong!” seru Leah membuat mereka kembali tertawa. Dan kali ini dia pun tertawa.

Ben yang sedang meletakkan makanan yang dia pesan dari restoran cepat saji tidak bisa tidak melihat kamar Leah yang tertutup. Suara tawa mereka sungguh heboh sampai terdengar ke luar.

“Jika wanita sudah berkumpul, mereka tidak bisa berhenti heboh.”

Ben menoleh. Di depannya duduk Nolan, kekasih Esther. Akhir pekan ini mereka berkumpul di sini dan mencoba untuk berkenalan dengan baik. Esther yang memberi ide ini karena Leah yang salah mengira mengenai kekasihnya. Untuk Leah dan Ben sama sekali tidak mempermasalahkan. Jujur saja, Leah juga ingin seperti itu, namun dia malu untuk mengatakannya. Dan dia sangat berterima kasih pada Esther.

Ketika Nolan dan Esther tiba satu jam yang lalu, mereka saling berkenalan satu sama lain dan sangat cepat akrab.

“Tapi menyenangkan mendengar suara tawanya.”

Nolan tersenyum ikut menatap pintu. “Benar.”

Dia kemudian berdiri dan membantu Ben menyiapkan makan siang mereka.

“Sebentar lagi, para wanita akan kelaparan setelah tertawa tidak berhenti.”

Ben terkekeh singkat.

Apa yang Nolan katakan benar. Beberapa menit berikutnya, mereka bertiga keluar dari kamar Leah.

“Hmm, sesuatu yang harum masuk ke hidungku. Apa itu?” Esther bertanya.

Seafood,” jawab Nolan membuat Vivi berseru.

“Apa?! Sungguh?!”

Leah mendekati Ben dan membantu mengambil air minum untuk mereka.

“Apa yang kalian lakukan?” tanya Ben berbisik.

Mengedipkan matanya, Leah menjawab ikut berbisik, “Rahasia.”

Ben tertawa pelan.

Duduk bersama dengan piring-piring besar penuh makanan laut, mereka berlima makan dengan ceria. Bercerita, bercanda, hingga tertawa bersama. Sungguh hari yang hangat.

“Besok aku akan pulang ke rumah Mama,” ucap Vivi tiba-tiba membuat Leah menatapnya yang duduk di sampingnya.

“Secepat itu?” celetuk Leah tanpa sadar. Keberadaan Vivi di sini sangat menyenangkan. Unit ini terasa heboh dan ramai.

Vivi terlihat menghembuskan napas panjang. “Tempat ini angker. Aku tidak bisa tidur semalaman.”

“Su-sungguh?” Leah yang lugu mulai tgang. “Apa kamu mendengar sesuatu yang mengerikan?”

Memejamkan matanya, Vivi mengangguk. “Bunyi tempat tidur berderit sepanjang malam benar-benar membuatku yang lajang terguncang.”

Sebelum Leah bisa menatapnya prihatin dan ikut takut, suara tawa yang membahana milik Esther membuat dia menatap sahabatnya di seberang meja. Lalu, melihat Nolan yang terkekeh.

Something About You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang