54. He knows where she lives!

1.3K 71 1
                                    

Sejak hari itu, sudah tiga hari Leah tidak mengajar di sekolah maupun mengajar Ara. Selama tiga hari ini dia mengurung dirinya di dalam unit. Jika Ben perhatikan, kekasihnya itu tidak cemas seperti saat itu. Dia tampak seperti Leah  biasanya sebelum pertemuan dengan kakak iparnya di minimarket. Hanya saja, wanita itu seakan menyembunyikan dirinya.

“Hmm .... Ya, tidak perlu. Aku baik-baik saja. Hanya sedikit tidak enak badan .... Jangan mengkhawatirkanku. Senin aku akan kembali mengajar .... Hmm.”

Ben duduk bersandar di kepala ranjang melirik Leah yang berbaring di sampingnya. Mereka sedang menonton dari dalam kamar dan Esther barusan menghubungi Leah. Kekasihnya itu menyimpan ponsel di atas kasur dan kembali menonton.

“Dia pasti mengkhawatirkanmu,” ucap Ben.

“Tidak apa-apa.”

“Bagaimana dengan sekolah? Apa tidak masalah kamu tidak masuk selama ini?”

“Aku sudah minta izin ke kepala sekolah.”

“Lalu Ara?”

“Sama.”

“Kenapa kamu harus izin padahal tidak sakit?”

“Sudah kubilang aku tidak enak badan. Sebentar lagi haidku akan datang.”

Ben masih menatap Leah sedangkan pandangan wanita itu tetap ke layar laptop.

Selang beberapa menit diamnya mereka, Benjamin kemudian bertanya kembali, “... Aku ingin bertemu orang tuamu.”

Leah bergeming.

Ben membaringkan tubuhnya membelakangi Leah lalu memeluk kekasihnya dalam dekapan yang erat. “Kamu sudah bertemu mamaku.  Lalu kapan aku bisa bertemu orang tuamu?”

Bibirnya terbuka sedikit dan suaranya sedikit bergetar, “B-Ben—”

“Katakan padaku kenapa kamu ketakutan saat kakak iparmu muncul.”

Tubuh di dalam pelukannya tiba-tiba menegang.

“Apa yang sebenarnya terja—”

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja Leah berbalik dan menciumnya.

“Leah, aku belum selesai—”

Leah menangkup wajah kasar Ben, bergerak naik ke atas tubuh pria itu tanpa melepaskan ciuman mereka.

“Le—”

Leah membawa tangan Ben untuk memeluk pinggangnya sebelum menutup laptop dan berhenti menonton. “Lepaskan pakaianku.”

Membalas tatapan frustasi sekaligus menginginkan di mata gelap yang indah itu, Ben menghembuskan napas pelan.

***

Beberapa jam kemudian, tangan Ben bergerak mengambil ponsel di atas nakas samping tempat tidur. Melarikan selimut yang menutupi kakinya, dia kemudian menurunkan kakinya di lantai dan bergerak duduk di pinggir ranjang. Dia mengetik cepat di sana sebelum menoleh ke belakang di mana Leah sudah tertidur membelakanginya dengan punggung telanjangnya yang tidak tertutupi selimut.

Ben membawa semua rambut yang menutupi wajah Leah ke belakang lalu mengecup pelipis wanita yang ia cintai. Menyelimutinya dengan benar, kemudian berbisik, “Aku pergi sebentar.”

Dan Leah yang masih pulas hanya bergerak sedikit dengan nyaman.

***

“Ini dia.”

Mengambil kopi pesanannya, Esther mengucapkan terima kasih sambil tersenyum. Berbalik, dia kemudian berjalan menuju meja paling belakang di sudut ruangan.

Something About You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang