56. She began to open up

1.4K 85 5
                                    

“Lalu kamu pikir semua orang sama? Bagaimana dengan Esther?”

Leah mengedikkan bahunya pelan masih tersenyum. “Mereka yang mengenalku semenjak aku kecil bahkan tidak mempercayaiku, apalagi Esther.”

“Leah ....”

“Kamu sangat ingin mendengarnya?”

Ben mengecup bibir Leah sangat lama sebelum mengangguk serius. “Aku ingin. Katakan padaku, tentang pria tadi dan alasan kamu takut dengannya.”

Melihat mata gelap yang menuntut, Leah mendesah lambat. Sebentar lagi, orang yang tidak mempercayainya akan bertambah.

“... Dia pria yang baik. Dan aku mengaguminya,” Leah mulai bercerita.

Leah, cepatlah!

Leah yang masih berumur awal 20-an saat itu berseru, “Tunggu, Bu!”

Dia mengisi mulutnya sesendok besar lagi sebelum berbalik dan tersenyum lebar. Kemudian tergesa-gesa mendekati pelaminan yang sangat indah dengan dekorasi bunga di mana-mana.

Kakak perempuannya yang bernama Kania menikahi Adri hari itu.

Kamu ini makan terus. Padahal ada sesi foto bersama.” Ibunya memukul lengannya lembut membuat Leah terkekeh.

Adri dan Kania tertawa melihat betapa lucunya kelakuan Leah.

Biarkan saja, Bu. Leah lapar,” Kania membela adik tercintanya.

Benar, Bu. Tidak apa-apa. Setelah ini kamu makan lebih banyak, ya,” Adri menambahkan dan Leah mengangguk antusias.

Hm!”

Mendengus pelan, ibunya tersenyum sembari mengusap rambut Leah.

Selama Kania dan Adri berpacaran, pria ini sering ke rumah mereka membawa banyak makanan untuk Leah. Dia sangat lembut, baik, dan penyayang sampai-sampai Leah berpikir jika Adri sudah seperti sosok ayah untuknya. Dia pun berharap kelak akan memiliki pasangan yang penyayang dan ramah seperti kakak iparnya.

Dia sudah memiliki Ibu dan kakak yang menyayanginya. Ditambah dengan kehadiran kakak ipar sebaik Adri sungguh melengkapi kebahagiaannya.

Sudah siap?” tanya sang fotografer.

Ayo, kemarilah.” Adri menarik Leah untuk berdiri di sebelahnya.

Dengan begitu dia diapit Kania dan Leah. Lalu ibu Leah di sisi sebelah Leah dan orang tua Adri di sebelah Kania.

Ketika merasakan remasan di lengannya, Leah menatap Adri dengan cengiran di wajahnya. Lagi-lagi dia menganggap itu jenis sayang seorang ayah untuknya.

Fotografer tersebut memberi aba-aba dan dua keluarga yang penuh senyuman itu berhasil diabadikan.

“Aku terlalu bodoh saat itu sampai tidak tahu maksud dari sentuhannya .... Setelah menikah, Adri tinggal di rumah kami sebab Kania masih mengkhawatirkanku dan Ibu yang hanya berdua saja. Beberapa hari setelahnya selepas pulang dari mengajar les aku melihatnya berada di dalam kamarku. Dia ... tidur di kasurku.”

Tangan Ben mulai mengepal di atas kasur.

“Saat itu Kania mengirim pesan kepadaku jika sedang pergi bersama Ibu dan pulang agak malam. Lalu aku pikir suaminya kelelahan pulang kerja jadi tidur di kamar yang paling cepat dicapai. Aku ... aku memutuskan untuk tidak membangunkannya dan pergi ke kamar mandi. Kembali ke kamar, dia sudah bangun tapi ....”

Leah yang sudah keluar dari kamar mandi dengan pakaian ganti melihat Adri sedang berbicara lewat ponsel.

Iya, Sher. Aku akan pulang besok. Hmm. Perhatikan anak kita, oke? Ya, sampai jumpa.

Something About You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang