49. Will it be a long night?

2.1K 84 1
                                    

Hai hai haiii! Diriku ingin ingatin lagi. Aku ada posting cerita baru di Dreame & Innovel judulnya CAN'T STAY AWAY. Kalian bisa cari penname Riri Lidya lalu cek di daftar karyaku di sana supaya lebih mudah didapat.

Vote dan komen ya:'
Selamat membaca, cintaku

•••

Memasuki kamar lama Ben, Leah melihat rak yang penuh mainan. Mulai dari robot, mobil-mobilan, hingga mainan berbentuk figur. Dari yang kecil hingga berukuran lumayan besar dan tentu saja berat.

“Kamu pasti kaget dengan sikap mamaku.”

Leah menoleh ke belakang di mana Ben tengah duduk di tepi ranjang. Kemudian menatap mainan lagi. “Awalnya, ya. Ternyata mamamu punya pemikiran yang terbuka tentang hubungan lawan jenis.”

Awalnya, Leah memang kaget sebab Ben adalah pacar pertamanya dan dia belum punya pengalaman sebelumnya. Tapi, mengingat lagi umur mereka yang bukan anak kecil lagi, belum lagi pergaulan Vivi yang lebih bebas dari Ben di luar sana, mungkin Suri sudah percaya pada anak-anaknya dengan kehidupan mereka.

“Kita sudah dewasa, tahu mana yang baik untuk kita sendiri. Jadi, Mama hanya mendukung keputusan kami asalkan masih berada di batas wajar dan mampu kami tanggung.”

Sesuai dengan pemikiran Leah. Dia kemudian bergeser ke rak penuh buku. Mengambil salah satu mengenai kode, dia membukanya dan membaca beberapa kalimat saja. “Aku hampir berpikir dia akan membenciku karena aku bukan wanita baik-baik. Aku tinggal bersamamu.”

“Maksudmu wanita jahat?”

Leah yang cemberut menolehkan kepalanya. “Aku seperti wanita gampangan.”

Ben mengulurkan tangannya. “Kemarilah.”

Menyimpan buku kembali, Leah menerima uluran tersebut. Di saat dia ingin duduk di sebelahnya, pria itu segera menarik pinggang Leah dan duduk di pangkuannya.

“Apa artinya?”

“Kamu mengerti maksudku.”

Ben terkekeh pelan. “Astaga, Leah. Kenapa kamu punya banyak sekali kata-kata asing di dalam kepalamu?”

Leah menunduk membuat Ben gemas. Dia mengangkat dagunya agar dia bisa melihat mata paling indah baginya.

“Dengar, tidak ada yang namanya bukan wanita baik-baik dan ... apa tadi?”

“Gampangan,” jawab Leah.

“Itu dia. Semua wanita tidak punya julukan seperti itu. Jadi, jangan menjelekkan dirimu dengan kata-kata asing itu lagi, Leah.”

Kedua pipi Leah mulai sedikit memerah. “Lalu, julukan seperti apa yang pantas untukku?”

Ben mengecup bahu Leah sebelum memiringkan kepalanya. “Murni dan berharga.”

Leah merasa kepalanya mulai berasap dan wajahnya menjadi kepanasan. Hanya tiga kata, namun cukup membuat dia bahagia sampai-sampai jantungnya berpacu sangat kuat hingga dadanya sesak. Dan rasa sakitnya terasa menyenangkan.

Melihat senyuman Ben yang memabukkan, Leah segera beranjak dari pangkuannya. Dia tidak boleh membiarkan Ben mengacaukannya di rumah orang tua pria itu.

“Aku tidak boleh lama-lama di sini,” ujar Leah membuat Ben terkekeh pelan.

Dan dia hanya melihat kepergian pacarnya begitu saja.

Setelah menemukan dapur yang tidak sulit untuk dicari, dia kemudian mendekati Suri yang sedang memotong ikan salmon. Dan jika bergeser sedikit ke kiri, Vivi sedang memasukkan tart pan ke dalam oven.

Something About You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang