Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.
Hai hai hai.
Ini cerita yang aku pikir cukup rumit, karena aku sendiri kadang dibuat bingung cara menjelaskannya agar kalian paham gitu, jadi mungkin kalian hanya perlu menunggu, tidak perlu menerka-nerka.Jangan lupa follow @fezyansa11 dan @wattpadzyaa_
Aku berharap, kita bisa lebih dekat.
Tolong hargai penulis dengan votenya dan koment semangat. Terima kasih, salam sayang dari aku.***
Kamis cerah, hari ini seorang gadis dengan balutan bergaya khas pekerja kantoran terlihat buru-buru keluar dari rumahnya.
"Baik Pak, saya akan segera ke kantor. Maaf jika sedikit terlambat." Panggilan itu pun diakhiri.
"Aziza, buru-buru banget ya?" tanya tetangganya sekaligus sahabat yang tinggal di samping rumahnya, Gita. Perempuan itu terlihat sedang menyiram tanaman.
"Iya nih Git, bos gue tiba-tiba hubungin gue, katanya ada pertemuan mendadak," ucap gadis yang bernama Aziza, lebih tepanya Aziza Jamila, itu terbukti dari papan nama yang tertempel di jas kantornya.
"Lo nggak izin? Bukannya hari ini lo mau
ke suatu tempat?""Izin kok, tapi tiba-tiba disuruh masuk, soalnya penting banget katanya."
"Seenggaknya rambut lo dirapihin dulu," saran Gita yang melihat rambut Aziza yang hanya diikat sembarangan.
"Entar di mobil, udah ya gue pergi dulu, bayy."
"Hati-hati."
***
Kamis cerah ternyata tidak berlangsung baik, diperjalanan menuju kantor tiba-tiba saja menjadi mendung, Aziza mengemudi dengan cepat, sesekali membenahi make-upnya dengan bantuan cermin persegi yang sengaja Dia simpan tepat di depannya.
"Gue telat sih ini, tiga menit lagi dan gue masih jauh dari kantor," gumam Aziza setelah melihat jam tangannya.
Lampu merah.
Aziza berdecak sebal, tidak ingin membuang-buang waktu, Dia segera membenahi rambutnya, tiga puluh detik sepertinya cukup.
Saat fokus dengan rambutnya, Aziza melihat ada pengendara motor yang berbelok ke kiri tepat di sampingnya membuat Aziza tanpa berpikir panjang mulai melajukan mobil karena memang dirinya berada dibarisan paling depan.
Padahal lampu masih berwarna merah di atas sana.
Aziza mengira jika lampu lalu lintas telah berubah menjadi hijau, tapi suara nyaring klakson yang berasal dari pengendara lain menyadarkan Aziza akan kesalahnnya, terlebih dengan suara kalkson panjang mobil trek dari arah samping membuat badannya menjadi kaku.
Otaknya seakan memberi perintah untuk segera melajukan mobil, tapi terlambat saat dentuman keras terdengar jelas. Lalu seluruh badannya terasa sakit, dan terakhir yang dapat Dia rasakan adalah mobil dan dirinya terseret jauh.
***
"Bunda." Suara itu terdengar sangat lemah, matanya masih tertutup rapat, terasa sangat sulit untuk dibuka, tapi telingan dan mulutnya sudah mulai berfungsi lebih baik.
"Nak, kamu sudah sadar? Apa yang sakit? Bilang sama ummi." Samar-samar suara itu teredengar sangat asing.
"Gimana, umm? Azila udah bangun?"
"Tadi ummi cuman dengar suaranya."
"Abi panggil dokter dulu."
***
Kamis cerah juga dirasakan oleh dua keluarga yang terlihat sibuk mempersiapkan acara pernikahan putra dan putri mereka di gedung yang biasanya digunakan sebagai lokasi pernikahan atau acara besar lainnya.
"Ummi, aku izin ke pondok sebentar ya, ada yang harus aku selesaikan," izin Faizal pada Umminya yang terlihat sibuk mondar-mandir sejak pagi buta tadi. Faizal Anugrah, dua hari lagi adalah pernikahannya dengan seorang gadis yang menjadi pilihan orang tuanya.
Faizal sendiri baru dua kali bertemu dengan gadis tersebut. Dia selalu percaya dengan pilihan kedua orang tuanya, karena menurutnya, semua orang tua ingin anaknya selalu bahagia.
"Iya, hati-hati."
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumssalam."
***
Di pondok sedang ada acara penyambutan donatur tetap, karena Abinya tidak bisa hadir, alhasil Faizal yang mewakili, tapi ditengah acara getaran pada saku celananya terasa menganggu. Takut akan menganggu orang yang ada di sampingnya, Faizal akhirnya memilih menjauhi kerumunan untuk mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari Umminya, Faizah.
"Assalamu'alaikum, umm. Ada apa?"
"Wa'alaikumssalam. Faizal, dia ... dia kecelakaan Zal, kita semua mau ke rumah sakit Mahardika, kamu menyusul ya?"
"Baik umm, Faizal langsung ke rumah sakit sekarang."
***
Pagi ini, Faizal dan keluarganya bergegas ke rumah sakit setelah mendapatkan kabar dari seseorang jika gadis tersebut telah siuman, padahal mereka baru saja landing beberapa menit yang lalu setelah melakukan perjalanan yang lumayan panjang.
"Bagaimana Zal, kamu sudah siap?" tanya Fausan, Abinya.
"Seperti yang Abi lihat," jawab Faizal sambil tersenyum.
***
TBC
SALAM HANGAT DARI AKU.
TIDAK JANJI, TAPI AKAN SELALU AKU USAHAKAN UP SETIAP PEKAN.
SO, STAY TUNED YA.
TERIMA KASIH 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Persimpangan Jalan
General FictionKira-kira bagaimana perasaan kalian, ketika ada beberapa orang yang tidak kalian kenali mengaku menjadi keluarga, bahkan salah satunya mengaku menjadi calon suami, bagaimana? Mungkin yang kalian rasakan adalah hal yang juga Aziza rasakan. Merasa as...