Walimatul 'ursy

722 48 5
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.

BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.

HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.

***

"Nanti saya ajarkan, seberapa pentingnya hal-hal yang kamu anggap tidak penting itu. Terutama masalah ibadah, hijab dan patuh kepada suami."
By Faizal.

*

**

Hari-hari yang Azila harap akan lebih baik dari sebelumnya, ternyata justru berbanding terbalik dengan apa yang terjadi hari ini. Jam di dinding kamar masih menunjukkan puluk 04.49 tapi wanita yang mengaku sebagai Ummi atau dengan kata lain adalah Ibunya, berusaha membangunkan Azila.

"Ayo Azila sayang, bangun dong. Kita shalat berjama'ah." Azila merengek, dengan terpaksa Di bangun.

"Segera berwudhu, kemarin sudah Ummi ajarin, masih ingat 'kan?" tanya Zahrah, Azila hanya bergumam malas, lalu segera ke kamar mandi, mengambil wudhu dengan gaya ogah-ogahannya.

"Ini mukenahnya," ucap Zahrah sambil menyodorkan, Azila menerimanya, dengan cepat Dia menggunakannya.

"Ayo kita shalat berjama'ah, biar ummi yang jadi imamnya, abi dan abangmu shalat berjama'am di mesjid."

"Iya-iya, udah cepat, saya masih ngantuk banget ini," keluh Azila.

***

Setelah melaksanakan shalat subuh, Azila mengira Dia dapat tidur kembali, tapi ternyata berita yang Dia dengar dari Zahrah justru membuat rasa kantuknya munguap entah kemana.

"Saya menikah hari ini? Dimana? Jam berapa? Bukannya masih beberapa hari lagi?" tanya Azila beruntun. Zahrah tersenyum.

"Iya hari ini. Lokasinya di salah satu gedung yang biasa disewakan untuk acara walima, tidak jauh dari sini. Pukul 08.00 WIB, makanya harus cepat-cepat berbenah. Memang harusnya beberapa pekan lagi, tapi Faizal meminta dipercepat," jawab Zahrah, Azila mengumpati Faizal dalam hati. Jadi asal mula bencana ini adalah pemuda itu.

Baiklah, kita lihat. Sampai kapan lo mampu bertahan dengan pernikahan ini, palingan sebulan udah mau ceraiin gue. Gue bakal buat pernikahan ini seperti neraka untuk lo Faizal, tunggu aja.

Azila hanya diam, gadis itu mengikuti semua perintah dari Zahrah, mulai dari mandi, dirias dengan sederhana, sampai di garis finish, yaitu memakai gaun putih, dengan hijab menutup dada dan mahkota kecil.

"Masyaa Allah, anak ummi cantik banget. Yaudah, kita siap-siap berangkat. Satu jam lagi sudah akad."

Mereka turun dengan hati-hati, terlihat di ruang tamu sudah ada beberapa orang yang tentunya tidak Azila kenal sama sekali. Mereka semua tersenyum, Azila membalasnya dengan senyum tipis yang dipaksa, itupun tidak cukup satu detik, dan wajahnya kembali cuek.

"Masyaa Allah, adek abang cantik banget. Kalau begini rasanya tidak rela membiarkanmu menikah dengan Faizal," ucap seorang laki-laki dengan tubuh bugar yang dilapisi jas. Semua orang tertawa mendengarnya, tapi Azila justru memutar bola matanya malas.

Oke cukup, cukup gue pura-pura bersikap lembut, sekarang gue akan apa adanya, gue berubah pikiran.

"Gue nggak mau nikah," ucap Azila dengan sikap plin-plannya, suasana yang tadinya l nyaring tiba-tiba menjadi hening, kompak semuanya menatap Azila heran.

"Sayang, maksudnya apa? Bukannya kemarin sudah setuju?" tanya Zahrah, wanita itu juga membuat kode untuk keluarganya, dan semua paham, karena memang sebelumnya Arkan sudah menjelaskan tentang kondisi Azila.

Persimpangan Jalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang