ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.
BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.
HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.***
Hari-hari berlalu begitu saja, dan Aziza masih tetap sama, jangankan untuk berdiskusi, menatap Faizal saja Dia enggan, rumah yang awalnya selalu dipenuhi oleh suara bising dari perempuan tersebut tiba-tiba hening, dan Faizal bingung harus melakukan apa lagi.
Seperti pagi ini, Faizal masih berusaha mencari waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya kepada Aziza, cukup berikan Dia waktu untuk menjelaskan tentang hubungan mereka, untuk hubungan antara anak dan orangtuanya tunggu saja sampai Zahrah ingin menjelaskannya sendiri, Faizal ragu jika menjelaskan semuanya tanpa izin dari wanita tersebut.
"Aziza," Faizal berjalan mendekati Aziza yang sibuk mengeluarkan pakaian dari mesin cuci, perempuan itu hanya berhenti sejenak dari kegiatannya, lalu kembali melanjutkannya tanpa mengatakan apapun, bahkan tanpa berbalik untuk menatap pemilik suara.
"Kamu tidak penasaran dengan ucapan aku tempo hari, kamu tidak ingin tahu bagaimana perasaanku?" Faizal memang sedikit bingung, Aziza tidak pernah mengungkit tentang hal tersebut, bahkan ketika Faizal ingin memulai obrolan, Aziza selalu memilih pergi.
"Aziza, tidak baik mengabaikam suami yang sedang bicara," ucap Faizal sambil menahan lengan Aziza saat perempuan tersebut kembali akan pergi.
"Bisa aku jemur ini dulu?" tanya Aziza, tatapannya bahkan tidak menampilkan raut marah atau sinis, hanya ada tatapan seperti tidak memiliki masalah, seperti mereka tidak mengenal satu sama lain, dan hal itu semakin menambah rasa bersalah Faizal.
"Aku bantu." Faizal mengambil alih keranjang baju yang sebelumnya ada di tangan Aziza, lalu berjalan lebih dulu ke arah belakang rumah, Aziza hanya mengikut.
"Biar aku aja, kamu tunggu di dalam," ucap Faizal sambil memakai sendalnya.
"Masuk, Aziza!" tegas Faizal saat istrinya itu terlihat kekeuh memakai sendalnya juga. Akhirnya Aziza mengangguk dan memilih kembali masuk, Faizal menghela nafas melihat tingkah Aziza.
***
Aziza duduk dengan tenang di ruang tamu, sejujurnya Dia tidak begitu marah kepada Faizal, hanya saja jiwa-jiwa gengsinya sudah mendarah daging.
Azila juga ingin melihat perjuangan Faizal untuk membujuk dan menjelaskan semuanya, tapi memang Faizal selama ini masih kurang berjuang? Dari awal pernikahan, pertengahan pernikahan, dan sampai hari ini saat usia pernikahan mereka sudah menghampiri empat bulan. Justru yang patut ditanyakan, dimana letak perjuangan Aziza?
Meski begitu, Aziza tetap memiliki sedikit rasa kecewa, bagaiamanapun Dia berharap bisa mengetahui semuanya dengan cara yang baik, mereka duduk tenang dan membicarakan semuanya dengan kapala dingin, bukan dengan cara seperti ini.
Aziza tidak tahu, jika Dia tidak mendengarkan pembicaraan Faizal dengan para orangtua saat itu, mungkin sampai saat ini Aziza masih belum mengetahui fakta tersebut, dan Faizal akan tetap merahasiakannya, bahwa Dia adalah istri ke dua.
Rasa percaya yang Aziza taruh kepada Faizal harusnya menjadi pertimbangan pria tersebut untuk lebih cepat memberi tahu Aziza yang sebenarnya, bukan malah menutupinya rapat-rapat. Hati Aziza tidak begitu sakit, karena sebelumnya Dia sudah mengira saat melihat foto pernikahan Faizal dengan sosok perempuan yang faktanya adalah kembarannya.
Sekarang, kemarahan Aziza hanya didominasi oleh fakta orangtua kandungnya, Dia tidak habis pikir bagaimana Zahrah dan Arkan yang seenaknya hadir dihidupnya setelah membiarkannya diasuh oleh orang yang entah siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persimpangan Jalan
Ficción GeneralKira-kira bagaimana perasaan kalian, ketika ada beberapa orang yang tidak kalian kenali mengaku menjadi keluarga, bahkan salah satunya mengaku menjadi calon suami, bagaimana? Mungkin yang kalian rasakan adalah hal yang juga Aziza rasakan. Merasa as...