ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.
BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.
HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.***
"Azila, sayang? Kamu dengar aku 'kan?" tanya Faizal lembut sambil memegang sisi kiri pipi Azila, menepuknya pelan.
"S-sakit, Zal." Hanya itu yang sanggup Azila ucapkan. Matanya bahkan dengan setia tetap tertutup.
"Kamu tenang dulu," ucap Faizal sambil memeluk Azila, ikut memejamkan mata saat dirasa dadanya ikut bergemuru, kombinasi sempurna antara berlari dan rasa khawatir akan keadaan istrinya, tangannya tidak berhenti mengusap punggung istrinya.
"Tenang, aku ada di sini." Bohong jika Faizal tidak panik, tapi bagaimana pun Dia harus tetap tenang, dan jujur saja Dia bingung harus bagaimana, karena hal tersebut juga menjadi pengalaman pertama dalam hidupnya.
Beberapa saat kemudia, tidak ada lagi suara deru nafas yang terdengar, Faizal perlahan melonggarkan pelukannyan.
"Azila?" Faizal sedikit mengguncang tubuh Azila, tidak ada respon yang Azila berikan. Kekhawatiran mulai terlihat jelas dari wajahnya.
"Azila? Kamu dengar aku 'kan?" Masih tetap sama, Faizal segera mengangkat tubuh Azila, dan segera berjalan menuju rumah orang tuanya yang berada di kawasan asrama putra yang jaraknya cukup jauh dari gerbang asrama putri.
Lain halnya para santriwati hanya bisa diam, bingung harus bagaimana, sekaligus ikut khawatir dengan kondisi Azila.
"Kalian ikut ustadz, beliau pasti bingung apa yang sebenarnya terjadi," ucap Saskia pada Linda yang masib sedang mengatur nafasnya karena lelah berlari ke aula yang berada di asrama putra, dan Aliyah yang diwajahnya juga bercampur antara rasa khawatir dan takut.
"Tapi nggak akan dihukum 'kan?" tanya Aliyah takut.
"Ya nggak lah, kita bahkan nggak ngapa-ngapain kak Azila," jawab Linda.
"Yaudah, kita duluan ya, mau ke warung depan," pamit Saskia.
"Minta tolong mau nitip juga, sabun, deterjen dan odol, masing-masing 2," ucap Linda sambil menyerahkan uang.
***
Semua orang yang kebetulan berada di rumah orangtua Faizal terkejut dengan kedatangan pemuda tersebut sambil mengendong seorang gadis yang tidak sadarkan diri.
"Assalamu'alaikum." Faizal bahkan masih sempat mengucapkan salam, mungkin ada sekitar tujuh orang, dan salah satunya adalah tamu dari acara yang terselenggara di pondok.
"Wa'alaikumssalam."
Faizal hanya tersenyum kecil, lalu segera masuk ke dalam kamarnya tanpa mengucapkan apapun lagi, juga takut menganggu perbincangan para orang tua, walaupun pada kenyataannya Dia susah menarik banyak perhatian, apalagi yang belum mengetahui jika Faizal telah menikah.
"Zal, Azila kenapa?" tanya Faizah yang ternyata mengikutinya masuk ke dalam kamar, sedangkan Fausan tidak mungkin meninggalkan tamu mereka.
"Aku juga nggak tahu, umm," ucap Faizal setelah membaringkan Azila, Dia menghembuskan nafasnya gusar, tangannya membuka kopiah yang Dia gunakan.
"Azila?" Faizal masih mencoba membuat Azila sadar.
"Ini kejadiannya bagaimana?" tanya Faizah sambil membuka hijab yang Azila gunakan, Dia tidak kalah paniknya melihat keadaan Azila, tapi melihat putranya yang sudah tidak tenang membuat Faizah sebisa mungkin bersikap tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persimpangan Jalan
Fiksi UmumKira-kira bagaimana perasaan kalian, ketika ada beberapa orang yang tidak kalian kenali mengaku menjadi keluarga, bahkan salah satunya mengaku menjadi calon suami, bagaimana? Mungkin yang kalian rasakan adalah hal yang juga Aziza rasakan. Merasa as...