Lima ratus rupiah

455 27 2
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.

BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.

HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.
JANGAN LUPA BANYAK-BANYAK MENGINGAT RASULULLAH (AYO BERSHOLAWAT)💞

***

Meski sudah menjadi rutinitas, bangun di sepertiga malam masih menjadi hal yang sulit bagi banyak orang di luar sana, entah itu karena tidur terlalu larut, atau karena tidak dapat melawan rasa kantuk. Namun, setiap orang juga punya caranya sendiri untuk bisa bangun dan curhat kepada Allah, seperti memasang alarm misalnya.

Hal itu juga yang dilakukan oleh Faizal, walaupun sudah terbiasa, bahkan Dia bisa terbangun dengan sendirinya saat tepat di sepertiga malam, tapi hal itu tidak membuat Faizal berhenti memasang alarm. Dia sudah menjadwalkan di handphonenya setiap hari, karena terkadang Dia juga bisa tiba-tiba tidak terbangun, apalagi jika pada pagi sampai sore harinya banyak malakukan kegiatan atau aktivitas.

Sama seperti tahajjud kali ini, karena mungkin kelelahan menyetir, Faizal tidak terbangun dengan sendirinya, tapi Dia dibangunkan oleh bunyi deringan dari handponenya yang diletakkan di atas meja belajar.

Faizal melakukan hal itu agar ketika Dia mendengarnya, Dia pasti akan terbangun karena suara deringan tersebut, lalu akan beranjak dari tempat tidur ke arah sumber bunyi untuk mematikannya, dengan itu rasa kantuknya akan mulai menguap seiring langkah kakinya. Itu adalah tips yang diberikan oleh Abinya.

Jika alarm diletakkan di dekat kita saat tertidur, bisa jadi saat alarmya berbunyi kita hanya menggerakkan tangan tanpa membuka mata untuk mematikan alarm tersebut, dan berakhir tidak bangun untuk melaksanakan shalat tahajjud.

Hanya saja, malam ini sedikit berbeda bagi Faizal, mungkin karena hari-hari sebelumnya Dia selalu ditemani oleh istrinya, tapi khusus malam ini sampai tujuh hari yang akan datang, Dia akan melaksanakannya seorang sendiri.

"Aneh sekali, jadi begini rasanya jika sudah terbiasa dengan kehadirannya."

***

Setelah meenyelesaikan shalat tahajjud, Faizal membereskan alat shalatnya lebih dulu, lalu beralih mengganti pakaiannya menjadi lebih santai. Dia berjalan ke arah sisi kasur tempat Azila berbaring. Senyum kecil terbit di bibirnya memandangi wajah Azila yang terlihat tenang dalam tidurnya. Tangannya terangkat mengusap lembut rambut wanita tersebut.

"Semoga istiqomah ya humairaku, dan semoga saya benar-benar tidak akan pernah mengecewakanmu, jika suatu saat itu terjadi, maaf."

Kepercayaan besar yang Azila taruh untuk Dirinya menjadi khawatir terbesar pula untuk Faizal, Dia takut tidak dapat memikulnya, tapi Faizal harus yakin bukan kepada Allah? Tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada hubungan tanpa masalah, tidak ada hidup tanpa ujian, karena itu semua yang menjadi pemanis dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana ini.

Faizal selalu mengingatkan Dirinya, jika Dia hanya sebentar di dunia, Dia hanya singgah untuk mencicipi apa yang ada di dunia, karena tempatnya kekal adalah di akhirat, dan Dia akan kekal diakhirat, maka Dia butuh bekal, ya bekalnya adalah amalan kita kepada Allah. Faizal ingin, Azila juga paham akan hal tersebut.

Sepanjang Faizal bisa melantunkan do'a, maka sepanjang itu pula Dia akan selalu mendo'akan kebaikan untuk keluarga, istri, dan rumahtangganya. Karena Allah sudah mempertemukannya dengan Azila, maka hanya Allah jugalah yang dapat memisahkan mereka.

"Hamba mohon ya Allah, jauhkan hati ini dari perkara-perkara yang tidak seharusnya hamba lakukan. Engkaulah pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan bumi, maka jadikan hati hamba teguh keadamu, dan berdetak kencang hanya karena istri hamba."

Persimpangan Jalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang