ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.
BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.
HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.***
Jika ada yang berhasil membuat Faizal khwatir selain orangtuanya, maka Azila orangnya. Jika ada yang berhasil membuat Faizal selalu merasa tertekan, maka Azila lagi orangnya, Azila itu, bagai rollercoster untuk Faizal.
Sampai saat ini, awal mula bagaimana sebuah hubungan dapat terjalin diantara Faizal dan Azila masih menjadi rahasia, saat Faizal mulai tertarik, menyukai, bahkan sampai pada tahap menikahi Azila, semua masih abu-abu. Karena untuk sekarang, biarlah hal tersebut menjadi rahasia dulu.
Mereka baru saja tiba di rumah Zahrah dan Arkan tepat saat adzan isya. Pasangan suami istri tersebut menyambutnya dengan bahagia di teras.
"Assalamu'alaiku, ummi, abi." Azila menyalami lebih dulu Zahrah, lalu Arkan. Diikuti Faizal yang membawa tas besar yang lebih didominasi oleh barang-barangnya, karena Azila tidak membawa baju begitu banyak.
"Wa'alaikumssalam."
"Abi mau ke mesjid?" tanya Faizal saat melihat Arlan yang sudah sangat rapi dengan sejadah yang tergantung di bahu kirinya.
"Iya, mau sekalian ikut?"
"Abi ini, menantumu baru sampai loh, belum juga masuk di rumah," omel Zahrah, Faizl dan Azila yang melihat itu hanya bisa tertawa kecil.
"Ya 'kan abi cuman nawarin," bela Arkan.
"Udah-udah, masuk dulu, nak," ucap Zahrah yang langsung menggandeng tangan Azila.
"Aku kayaknya ikut abi aja umm, sekalian," ucap Faizal, Arkan tersenyum bangga mendengarnya, sedangkan Zahrah hanya mengangguk.
"Biar aku yang bawa masuk," ucap Azila, berniat mengambil tas yang Faizal jenjeng, tapi Fauzal justru menjauhkan tas tersebut dari jangkauan Azila.
"Nggak usah, ini lumayan berat. Aku ikut ke dalam untuk letakin tas ini di ruang tamu, baru setelah itu ke mesjid," larang Faizal, Azila memandang Faizal dan tas tersebut secara bergantian. Memang apa yang Faizal bawa? Yang Azila masukkan seingatnya hanya pakaian mereka.
Mereka bertiga akhirnya masuk, selain Arkan yang memilih menunggu Faizal di teras. Hanya butuh waktu beberap menit, dan Faizal sudah kembali lagi, Arkan menyambut menantunya itu dengan senyuman, lalu saat mereka sudah berjalan meninggalkan rumah, Arkan menoleh sambil berdehem singkat, menatap serius pada Faizal yang berjalan di sampingnya.
Faizal menoleh. "Ada yang ingin abi katakan?" tanya Faizal langsung.
"Kemarin saya ketemu abi kamu." Faizal sepertinya sudah tahu kemana arah pembicaraan mereka kali ini. Jarak mesjid dan rumah memang cukup dekat, hanya perlu berjalan kaki.
"Kamu yakin dengan keputusan kamu?" tanya Arkan yang mendapatkan anggukan mantan dari Faizal.
"Aku khawatir dengan keadaan hubungan rumahtangga aku dan Azila nantinya, jika semakin lama menyembunyikan hal tersebut."
"Tapi kamu tahu 'kan resikonya?"
"Aku sudah siap, bi. Aku cuman mau minta tolong untuk bujuk ummi. Karena sampai sekarang ummi tidak setuju jika aku melakukannya sebelum enam bulan berlalu."
***
Azila menatap penuh tanya dengan isi tas yang Faizal bawa, sekarang Dia sudah berada di kamar, sedangkan Zahrah sedang shalat. Tadinya Faizal melarang Azila untuk mengangkat tas tersebut, dengan dalih karena berat, memang lumayan berat sebenarnya, tapi Azila tetap membawanya naik ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persimpangan Jalan
General FictionKira-kira bagaimana perasaan kalian, ketika ada beberapa orang yang tidak kalian kenali mengaku menjadi keluarga, bahkan salah satunya mengaku menjadi calon suami, bagaimana? Mungkin yang kalian rasakan adalah hal yang juga Aziza rasakan. Merasa as...