Azila

521 38 5
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.

BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.

HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.

***

Setelah berada di rumah mertuanya, Azila terlebih dahulu menuju ke dapur karena kehausan, aksi marah-marahnya juga terselesaikan dengan baik, tentu karena Faizal.

Rumah tersebut juga masih sangat sepi.
"Ummi sama abi keknya ba'da dzuhur baru balik ke sini," ucap Faizal yang tiba-tiba saja sudah duduk disamping Azila.

"Gue laper, lo nggak?" tanya Azila.

"Lapar, tapi sebentar lagi adzan dzuhur," jawab Faizal.

"Iya juga sih."

"Kalau lapar kamu bisa makan lebih dulu," ucap Faizal lalu berdiri, memeriksa kulkas.

"Kamu mau masak apa? Kayaknya bahan di kulkas ummi cukup lengkap," ucap Faizal, kembali menutup kulkas.

"Enggak deh, sekalian sama lo aja entar," ucap Azila, Faizal mengangguk lalu kembali duduk, bedanya sekarang Dia duduk di depan Azila.

"Zal, gimana kalau kita nginep aja?" tanya Azila tiba-tiba.

"Alasannya?"

"Nggak ada alasan sih, mau aja. Soalnya waktu kita nginap disini gue nggak menikmati kehidupan ala-ala anak pesantren, penasaran sih lebih tepatnya," jelas Azila, Faizal tersenyum sambil menatap istrinya.

"Kenapa, lo? Serem tau nggak," ucap Azila lalu mengalihkan pendangan.

"Boleh, besok juga saya ada jadwal pagi-pagi, tapi ahad ini kita ke rumah orangtua kamu." Azila menoleh, menatap tidak setuju.

"Nggak adil Azila kalau kita sering nginap di sini, tapi di rumah orang tua kamu kita nggak pernah," nasehat Faizal, Azila menghembuskan nafasya berat.

"Terserah deh," ucap Azila lalu berdiri. Azila merasa berat jika harus menginap di rumah Zahrah dan Arkan, Dia masih belum terbiasa dengan keluarga barunya itu, bukannya benci. Dia justru merasa lebih nyaman berada dilingkungan keluarga Faizal.

"Mau kemana?" tanya Faizal sambil menahan tangan Azila.

"Gue mau ke kamar dulu sekalian bersih-bersih. Lo juga mau ke mesjid 'kan?" Faizal akhirnya melepaskan tangan Azila sambil mengangguk.

***

Malam harinya, Azila sibuk di dapur menemani mertuanya memasak, sedangakan Faizal dan Fausan, mereka belum kembali setelah shalat magrib, kalau kata Faizah, jika malam jum'at mereka akan pulang setelah shalat isya.

"Azila, suka memasak?" tanya Faizah memecah keheningan. Azila yang sedang mengaduk masakan menoleh sambil tersenyum.

"Hobi saya memang memasak, bu," ucap Azila yang tetap istiqomah dengan panggilan Ibu-nya, padahal Faizah sudah memintanya untuk memanggil Ummi saja.

"Masyaa Allah, kamu tahu, masakan yang kamu masak itu adalah kesukaan Faizal," ucap Faizah, Azila menatap ayam goreng kecap yang sebentar lagi matang, mungkin itu alasan Faizal yang beberapa kali memintanya memasak menu tersebut.

"Pantas dia suka suruh saya buat ayam goreng kecap," ucap Azila. Faizah tersenyum.

"Jadi kamu sering buat?" Azila mengangguk.

"Eh iya, kata Faizal yang siapin semua perlengkapan saya itu ibu ya? Soalnya pas saya kesini masih belum sebanyak tadi di lemari."

"Iya, jadi beberapa hari yang lalu, ummi pergi belanja keperluan perempuan, jadi sekalian beliin kamu, biar kalau kamu ke sini tidak perlu repot membawa apapun."

Persimpangan Jalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang