ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.
BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.
HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.***
"Jangan pernah melihat semua hal dari satu sampel, lalu kalian melabeli semuanya sama saja."
-Faizal Anugrah-***
Azila dibuat uring-uringan dengan sikap Faizal selama beberapa hari ini, pria itu sedikit berbeda, bukan sedikit lagi sebenarnya, tapi sudah sangat berbeda.
Perubahan itu mungkin dimulai saat malam dimana Azila mengatakan hal yang sejujurnya Dia sendiri tidak sangka-sangka kalimat itu akan keluar dari mulutnya. Semuanya refleks, Azila hanya mengikuti logikanya yang menyuruh mulutnya untuk mengatakan hal tersebut.
Selagi menunggu gilirannya untuk mandi, Azila memilih merapikan tempat tidur yang entah kenapa selalu berantakan setiap pagi, padahal Dia merasa tidak banyak bergerak, bahkan posisinya saat tertidur selalu sama saat Dia terbangun kembali.
Saat mengingat beberapa perubahan Faizal, Azila selalu menghayal, apa saat itu perkataannya salah? Tapi menurut Azila Dia tidak salah, Faizal memang harus mengetahuinya dengan cepat agar Dirinya juga bisa segera bebas, tapi lagi-lagi kenapa Dia selalu dibuat bingung dengan sikap Faizal?
"Sayang, mau ikut ke pondok hari ini?" Suara seseorang yang baru keluar dari kamar mandi mengejutkan Azila yang sedang membersihkan tempat tidur. Tentu, Dia Faizal, siapa lagi?
Salah satu dari banyaknya perubahan Faizal, sejak malam itu, Dia selalu memanggil Azila dengan sebutan sayang, hal yang membuat Azila merasa risih, ingin muntah, dan kesal secara bersamaan.
"Apan sih, Zal. Berhenti nggak panggil gue dengan sebutan itu," ucap Azila menatap tajam Faizal yang sedang mengeringkan rambutnya di depan cermin. Tatapan mereka saling beradu melalui cermin.
"Tidak bisa, saya sudah terbiasa." Setidaknya Faizal belum mengubah gaya bicaranya menjadi aku kamu, satu hal yang Azila syukuri, mungkin jika benar-benar berubah menjadi aku kamu, Azila bukan ingin lagi, tapi akan langsung muntah saat itu juga.
"Alasan aja," ucap Azila lalu mengambil handuk, ingin segera melakukan ritual paginya.
"Gue mau ketemu Roni hari ini," ucap Azila, Faizal terlihat menggeleng. Memang sejak malam itu, Azila tidak dibiarkan bertemu dengan Roni, bahkan tanpa Azila tahu Faizal sudah memblokir nomor laki-laki tersebut lalu menghapusnya. Kurang ajar memang.
Azila pikir, semua tindakan itu adalah bentuk amarah Faizal yang tidak Dia sampaikan lewat kata-kata atau tindakan kasar. Sekarang, justru sikap pria tersebut menjadi, emm sedikit romantis? Azila tidak tahu pasti, intinya Faizal berubah 90%.
"Memang kamu tahu dia dimana?" tanya Faizal sambil berbalik.
"Gue tahu dia kerja dimana."
"Saya tidak izinkan," ucap Faizal. Azila berdecak sebal, selalu saja seperti itu, dan anehnya Azila selalu merasa punya tekanan untuk mematuhi ucapan Faizal.
"Gue nggak butuh izin lo," ucap Azila sengit.
"Saya tidak akan membiarkan kamu keluar dari rumah," ucap Faizal santai, bahkan pria itu sudah duduk di sofa sambil memandangi Azila yang sudah siap mandi, rambut yang di cepol tinggi, handuk di tangan kanan, dan baju tidur selutut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persimpangan Jalan
General FictionKira-kira bagaimana perasaan kalian, ketika ada beberapa orang yang tidak kalian kenali mengaku menjadi keluarga, bahkan salah satunya mengaku menjadi calon suami, bagaimana? Mungkin yang kalian rasakan adalah hal yang juga Aziza rasakan. Merasa as...