ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.
BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.
HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.***
Masih dengan perasan kesal yang berlanjut, Azila menghentakkan kakinya kasar, memandang dengan penuh amarah pada pintu kamar mandi yang tidak memiliki salah sama sekali.
"Mau-mau gue dong, mau suara gue dua oktaf kek, tujuh oktaf kek, bahkan seratus pun, lo nggak ada hak buat ngatur!" teriak Azila kesal, Dia menendang koper milik Faizal, lalu dengan kasar membuang badannya di atas kasur.
"Lama-lama gue darah tinggi, apaan banget tadi. Mau pamer gitu kalau badannya bagus? Masih bangusan juga badan Roni," ucap Azila, detik berikutnya Dia tiba-tiba terdiam.
Azila menunduk, melihat cincin yang melingkari jari manisnya, tiba-tiba Dia merasa ingin menangis, ada perasaan sedikit bersalah yang menyelimuti hatinya.
"Maaf banget Ron, gue rindu banget sama lo, maaf." Azila semakin menunduk, entah apa yang ada dipikirkannya sehingga tidak menyadari jika Faizal sudah berdiri di hadapannya.
"Azila," panggil Faizal, tapi tidak mendapat respon sama sekali. Azila tetap diam, membuat Faizal segera berlutut dihadapan perempuan tersebut.
"Kamu kenapa?" tanya Faizal dengan kedua tangan yang berada di bahu Azila yang sekarang sudah berstatus sebagai istrinya. Suara isakan kecil mulai terdengar.
"Kamu menangis?" tanya Faizal, yang justru membuat Azila semakin terisak. Gadis itu mengangkat kepalanya. Faizal terkejut melihat air mata di pipi Azila.
"Bisa nggak sih, nggak usah nanya, kamu menangis? Pertanyaan lo itu semakin buat gue mau nangis, padahal udah gue tahan mati-matian dari tadi," gerutuk Azila di sela-sela isakannya, Faizal dengan ragu perlahan menarik Azila ke dalam pelukannya. Takut ada penonalan dari sang empu, tapi setelah beberapa detik tidak ada perlawanan, membuat Faizal bernafas lega.
"Maaf, maaf kalau saya buat kamu sedih, maaf jika ada kata-kata yang menyakitimu, saya menyesali itu. Sungguh," ucap Faizal, tangannya mengusap punggung Azila. Sedangkan Azila seakan tuli, Dia tidak mendengar apapun selain isi kepalanya yang sangat berisik.
Maaf Ron, maafin gue, gue udah khianatin lo, gue menyesal Ron, kenapa gue memilih jalan ini, apa sekarang lo baik-baik aja? Maaf karena gue setuju menikah dengan laki-laki yang bahkan nggak gue kenal, tolong kasi gue waktu biar bisa lepas dari sini, setelah semua selesai gue akan langsung nemuin lo.
"Maaf, ke depannya saya akan lebih berhati-hati dalam mengatakan sesuatu." Faizal hanya merasa, jika sepertinya beberapa menit yang lalu Dia telah mengatakan sesuatu yang tidak disukai oleh Azila. Meski Dia tidak tahu itu apa.
Azila tidak menyadari jika sejak tadi Faizal memeluknya, dan setelah beberapa menit berlalu, saat Dia sudah merasa lebih tenang, Dia akhirnya menyadarinya, dengan kasar Dia mendorong Faizal, lalu berlalu tanpa mengatakan apapun, tapi dari matanya Faizal dapat menebak, jika gadis itu sangat marah.
Mood Azila memang sering kali memburuk setelah menangis, maka dari itu Azila memilih bersiap-siap untuk mandi daripada meluapkannya ke pada Faizal.
Sebelum menasuki kamar mandi, Azila membuka hijabnya, lalu mengambil handuk dan baju yang akan Dia pakai setelah mandi. Memang, sudah tidak ada gaun pengantin yang melekat di tubuhnya, karena tadi sebelum pulang Dia dan Faizal sudah berganti pakaian di rumah orangtua Faizal yang masih satu kawasan dengan pondok pesantren.
Sekarang, yang tersisa di tubuh Azila hanyalah abaya putih.
Azila merasa aneh dengan dirinya sendiri, bukankah Dia tidak menyukai benda yang sedari tadi menutup rambut indahnya itu? Tapi mengapa Dia tidak membukanya sejak tadi? Malah dengan santainya Dia menyusun baju dengan benda tersebut yang masih melekat sempurna di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persimpangan Jalan
General FictionKira-kira bagaimana perasaan kalian, ketika ada beberapa orang yang tidak kalian kenali mengaku menjadi keluarga, bahkan salah satunya mengaku menjadi calon suami, bagaimana? Mungkin yang kalian rasakan adalah hal yang juga Aziza rasakan. Merasa as...