Cemburu?

541 36 2
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.

BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.

HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.

***

Kedatangan Azila dan Faizal sepertinya masih menjadi hal yang aneh sekaligus ditunggu-tunggu oleh warga pesantren. Pernikahan yang sangat sederhana untuk seorang anak pemilik pesantren dengan perempuan yang mereka tidak ketahui, atau bisa jadi belum.

Area parkiran selalu menjadi hal yang menarik perhatian para santri yang bersantai di teras mesjid karena berhadapan langsung dengan parkiran. Hari ini mesjid juga terlihat lebih ramai dari terakhir kali Azila datang.

"Kamu ke rumah ummi, saya mau ke mesjid dulu." Belum Faizal pergi, Azila sudah lebih dulu menahannya.

"Gue mau ke asrama putri aja deh, boleh nggak?" tanya Azila, Faizal terlihat berpikir.

"Ayolah, janji deh nggak bakal keluar dari area pesantren," ucap Azila yang seakan tahu apa yang Faizal pikirkan.

"Hubungi saya jika ada apa-apa," pesan Faizal.

"Nggak bakal terjadi apa-apa, yakin deh. Gue cuman mau jalan-jalan, sekalian mau ketemu sama santriwati yang dulu gue temui. Gue bahkan belum ketemu lagi dan berterima kasih sama mereka berdua."

"Yaudah ayo," ucap Faizal sambil berjalan, Azila mengikut sambil mengernyitkan dahinya.

"Lo mau kemana? Bukannya mau ke mesjid?"

"Biar saya temani ke asrama putri." Azila langsung mencegah langkah Faizal.

"Eistss, ngapain? Nggak usah."

"Hanya sampai perbatasan," ucap Faizal, perbatasan maksudnya adalah tembok tinggi yang menjadi pemisah antara asrama putra dan putri. Rumah orangtua Faizal sendiri masuk dalam kawasan asrama putra.

"Yaelah Zal, jangan lebay deh. Pokoknya nggak usah, lo mending ke mesjid gue bisa sendiri."

"Tapi___."

"Udah ya, assalamu'alaikum suamiku."

***

Sedangkan di area mesjid, tempat para santri berkumpul lebih tepatnya.

"Ngapain kamu?" tanya seseorang sambil menepuk pundak temannya yang sedang menghayal.

"Dia lagi lihat pegantin baru yang masih hangat-hangat tai ayam," jawab temannya yang sedang memegang Al-qur'an, mewaliki.

"Bisa nggak ya, kita-kita dapat yang kayak istrinya ustadz? Masyaa Allah sekali, pakaiannya rapi, menutup aurat, wajahnya juga teduh, murah senyum, lembut lagi, paket komplit pokoknya." jawabnya yang tadi menghayal.

"Pandangannya awas, ketahuan ustadz kena hukum baru tahu rasa," celutuk temannya yang lain, sambil mengusap wajah santri yang tadi menghayal, dan sekarang malah sibuk memperhatikan istri dari ustadz mereka.

"Minimal paham agama dulu. Maksimalnya....."

"Maksimalnya, apa?" tanyanya yang sedang memegang Al-qur'an sambil menoleh.

"Anak pemilik pesantren."

"Yee, kalau itu mah udah mustahil."

***

Azila berjalan pelan menelusuri lorong-lorong di asrama putri, sesekali Dia tersenyum pada santri yang menyapanya.
Azila juga tadi sempat bertemu mertuanya, hanya saja wanita itu sepertinya sibuk, jadi hanya menyuruh Azila untuk jalan-jalan lebih dulu.

Persimpangan Jalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang