ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKTUH.
BAGAIMANA KABAR KALIAN? SEMOGA SELALU SEHAT DAN BAHAGIA.
HAPPY READING 📚.
SALAM SAYANG DARI AKU💙.***
Baru kali ini Azila melihat pernikahan tanpa musik, mempelai laki-laki dan perempuan yang justru dipisah, begitupun dengan tamu undangannya.
Azila kelelahan, sejak tadi ada banyak orang yang naik ke pelaminan dan langsung memeluknya, bahkan Azila tidak mengenal mereka semua.
Sesi bersalaman, mengucapkan selamat dan do'a, serta foto-foto dengan tamu akhirnya selesai. Azila yang mulai bosan, akhirnya mencari satu-satunya orang yang dapat Dia percaya.
"Alif, woyy!" panggil Azila saat melihat Alif yang lewat di samping, tidak jauh dari tempat Azila duduk. Suasana memang sudah cukup sepi, beberapa tamu telah meninggalkan lokasi, sisa keluarga inti saja.
Alif yang merasa dipanggil menoleh ke sumber suara. Melihat Aliza yang melambaikan tangannya, menyuruh agar mendekat.
"Ada apa?" tanya Alif, Azila mengadahkan tangannya.
"Pinjam hp lo dong, gue mau hubungin Bunda gue."
"Tunggu sampai acara benar-benar selesai," tolak Alif, membuat Azila menggerutuk.
"Ini acara kapan selesainya?"
"Tunggu aja, ini sudah mau selesai. Sekarang sisa sesi foto-foto mempelai, dan keluarga," jawab Alif, tepat setelah ucapannya selesai, rombongan laki-laki mulai berdatangan.
"Di percepat saja ya, karena shalat dzuhur sebentar lagi," ucap Faizal, dan dibalas anggukan. Faizal segera mendekat ke arah Azila, lalu sesi foto-foto dimulai.
"Acara malanya jam berapa?" tanya Azila di sela-sela berfoto.
"Tidak ada acara malam, acaranya memang berakhir sebelum dzuhur, setelah itu sudah tidak ada lagi," jawab Faizal, membuat Azila mengangguk paham.
"Kenapa singkat banget?"
"Sebenarnya memang tidak ada pesta malam, jadwal sebenarnya adalah sampai sore, tapi mengingat kondisi kamu, kami sepakat cukup sampai dzuhur saja," jelas Faizal, satu tangannya melingkar di belakang bahu Azila, menarik gadis tersebut agar lebih dekat dengannya, sesuai arahan dari fotografer.
Syukur deh, sesuai harapan, nggak rempong.
"Senyum," bisik Faizal membuat Azila refleks menoleh, detik berikutnya Dia terkejut saat menyadari betapa dekatnya jarak diantara merek berdua.
"Bagus, mempelai perempuannya bisa lebih rileks ekspresinya."
Faizal menoleh sambil senyum tipis, mendekatkan wajahnya pada telinga Azila.
"Rileks, nggak bakal saya apa-apain."
***
Setelah acaranya selesai, mereka segera berhambur, para sepupu dan sanak-sudara memilih pulang ke rumah masing-masing, ada juga yang memilih pergi jalan-jalan lebih dulu.
Keluarga inti dari Azila dan Faizal berkumpul di rumah yang sudah Faizal siapkan dari jauh-jauh hari, lokasinya tidak jauh dari pondok pesantren.
"Ini barang-barang kamu, tadi sebelum berangkat ummi sempat minta tolong ke bi Murni untuk siapkan pakaian yang sekiranya kamu butuhkan, beberapa juga masih ada di rumah, kalau kamu butuh bisa langsung ambil," jelas Zahrah sambil memberikan dua koper besar kepada Azila.
"Faizal, jaga baik-baik putri abi ya, sekarang tanggung jawab abi dan ummi sudah menjadi tanggung jawabmu. Tuntun dan selalu sabar menghadapinya. Semoga Allah mudahkan niat baikmu," ucap Arkan sambil menepuk pundak pemuda yang beberapa jam yang lalu sudah resmi menjadi menantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persimpangan Jalan
Ficción GeneralKira-kira bagaimana perasaan kalian, ketika ada beberapa orang yang tidak kalian kenali mengaku menjadi keluarga, bahkan salah satunya mengaku menjadi calon suami, bagaimana? Mungkin yang kalian rasakan adalah hal yang juga Aziza rasakan. Merasa as...