Happy Reading
Back to Josher
Jangan lupa vote dan komen yang banyak karena gratissss!!!
___________________________________________
"Bahagia terus Ly, walaupun bukan sama gue"
~Jovan Putra Mahendra
____________________________________________
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jovan tidak tahu Ia harus mengekspresikan dirinya ketika hendak bertemu dengan sang mama, Rasti Yudistira. Mantan nyonya Mahendra tersebut siang ini meminta Jovan menemuinya di salah satu kafe sepulang sskolah.
Tiga puluh menit tidak teejadi peecakapan diantara mereka, sang ibu terlihat sibuk dengan tablet di tangannya seperti sedang mengerjakan sesuatu, Jovan dengan sabar menunggu sang mama yang tengah sibuk.
"Ehem," deheman singkat dari sang mama membuat Jovan mendongak menatap sang mama. Ia dapat melihat raut datar wanita itu seperti biasanya jika bertemu atau berinteraksi dengannya. Wanita itu meletakan tabletnya di atas meja dan menatap serius sang putra.
"Jadi ada apa mama minta ketemu sama aku?."
"Memangnya tidak boleh saya mau bertemu dengan anak saya sendiri?."
"Bukan seperti itu, tapi mama sendiri tahu hubungan kita seperti apa? Bahkan Jo kaget denger mama nyebut Jo putra mama."
Rasti mengehela napasnya, lalu kembali menatap ke arah Jovan. "Ck, lupakan semua itu dulu, ada yang lebih penting."
"Apa yang lebih penting dari hubungan ibu dan anak, selama ini bahkan mama gak sudi di panggil mama." Sungut Jovan menatap sang mama yang masih berekspresi datar.
"Saya ingin, setelah lulus kamu harus pergi ke London. Kamu harus melanjutkan studymu disana." Tegas wanita berusia kurang lebih empat puluh tahun tersebut.
"Lucu banget ya? Dari dulu mama gak mau tau soal keadaan aku. Tapi sekarang? Dengan entengnya mama suruh aku buat ke London dengan alibi lanjutin study aku. Dimana mantan nyonya Mahendra yang dulu? Yang gak pernah peduli tentang anaknya?."
"Jaga ucapan kamu Jovan, kamu itu gak tau apa-apa, jadi lebih baik turuti kemauan saya. Disana mama sudah siapkan semuanya. Apa susahnya kamu mengikuti aturan saya?." Tanya Rasti dengan intonasi yang kurang bersahabat.
Jovan tak habis pikir, semuanya begitu runyam. Ia hanya merasa lucu saja, kenapa tiba-tiba sang mama sok peduli dengannya dan menyuruhnya pergi ke negara orang. Apakah mamanya tak berpikir jika disini hidup Jovan berada.
"Maaf mah, Jovan gak bisa. Hidup Jovan ada disini. Ada papah yang Jo harus jaga dan juga teman-teman Jovan dan-." Jovan menggantung ucapannya ketika ingin menyebutkan nama Sherly. Jovan tak boleh menyebutkan nama gadis itu di hadapan sang mama, bisa berbahaya.
"Dan perempuan itu?," senyuman mengejek terparti di bibir sang mama. "Punya apa kamu Jovan sampai-sampai kamu bisa menjaga mereka? Punya apa kamu hah? Apakah kamu bisa melindungi mereka dari ancaman kakekmu? Jangan bodoh Jovan. Mama mengirimkan kamu ke London supaya kamu bisa jauh dari si tua bangka itu agar hidup kamu tidak rusak seperti saya. Saya memang mengganggap kamu adalah kesialan terbesar dalam hidup saya, namun kesialan itu tidak tahu apa-apa. Jadi saya mohon Jovan, untuk turuti perkataan saya." Tegas Rasti dengan sedikit nada memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love
Teen FictionKamu adalah cerita yang ingin aku baca berulang kali, kamu adalah pelangi di saat aku adalah hitam dan putih. Kamu adalah part terindah dia antara yang terindah. I really love You. ~Jovano Putra Mahendra. Berkisah tentang Jovan ketua geng motor ber...