20

25 3 2
                                    


Happy Reading

Jangan lupa Vote dan Komen yang banyak

Mau ada rencana Revisi sih soalnya agak Freak awal cerita😭

Semangatin Author yak supaya ceritanya End sebelum Author lulus😋





Malam semakin larut, semua kegiatan yang di lakukan murid SMA Nusa Bangsa di bumi perkemahan telah usai beberapa jam lalu. Semua orang telah mengistirahatkan fisiknya guna mengisi tenaga untuk menjalani kegiatan di hari esok.

Suasana malam ini sangat indah dengan taburan bintang, sangat jauh dari hiruk-pikuk kebisingan ibu kota. Rasanya semua beban akan hilang apabila melihat keindahan bintang malam ini.

Jovan menghembusakan asap dari rokok yang Ia hisap ke udara, kini Ia berada di dekat sungai dengan arus pelan sambil menikmati kesunyian malam. Ia terbangun dari tidurnya karena mimpi sialan tentang kebencian sang ibu kepada dirinya. Ia terkekeh sinis dengan alur kehidupan yang sungguh menyebalkan.

Ia semakin larut dengan pemikirannya sendiri tanpa terasa ada kehadiran seseorang di sampingnya.

"Lo kenapa belum tidur Jo?," tanya gadis itu sambil menggosok-gosokan kedua tangannya. Ia adalah Sherly yang terbangun karena merasa haus. Namun, ketika Ia berjalan menuju dapur darurat atensinya teralihkan kepada Jovan yang sedang duduk dekat sungai tersebut.

"Kamu ngapain disini?, bukannya kamu harus istirahat?," bukannya menjawab pertanyaan Sherly, Jovan malah balik bertanya. Sherly menghembuskam napasnya lelah. Jovan langsung menginjakan puntung rokoknya yang masih sisa setengah.

"Kebiasaan, bukannya jawab pertanyaan gue malah balik tanya." Sherly hendak beranjak ke dapur namun Jovan dengan sigap langsung mencekal tangan Sherly.

"Kamu udah sehat yangg?."

"Yang-yang pala lo peyang!, gak usah pegang-pegang. Gue udah sehat, kalo gue gak sehat gak mungkin gue ada di sini." Sherly sangat malas meladeni makhluk semacam Jovan. Rasa kesalnya tentang ingatan pertikaiannya dengan Fatma yang berujung di bentak oleh Jovan membuat emosinya kembali naik.

Jovan tahu apa kesalahannya sehingga membuat gadisnya kian menjauhinya. "Aku minta maaf Ly!," ujar Jovan tulus sambil membawa Sherly duduk di sampingnya di bawah taburan bintang.
"Aku gak bermaksud kasar ke kamu, aku kelepasan. Maaf," tutur Jovan sambil memegang erat sang pujaaan hati.

"Gue udah maafin lo, dan thanks udah mau nolongin gue tadi. Lo harus jaga kesehatan jangan sering ngerokok," tatapaln sherly lurus kedepan sambil melihat arus air sungai yang menenangkan pikiran. Ia tak bisa marah kepada Jovan, bagaimana pun sudah banyak yang cowok itu lewati bersamanya.

Jovan tersenyum kecil saat ucapan itu keluar dari bibir Sherly. Ia merasa Sherly sangat perhatian pada dirinya. Sepertinya semesta sedang berpihak kepadanya, kapan lagi Ia bisa berduaan dengan Sherly seperti saat ini.

"Btw lo tadi ngelamunin apa?," tanya Sherly penasaran. Kini posisi tubuhnya sedikit menyerong ke Jovan. "Aku mikirin mama," balas Jovan setenang mungkin.

"Mama?."

"Iyah mama, aku rindu mama. Aku kadang bertanya-tanya kenapa mama bisa sebenci itu dengan aku. Apa karena aku lahir dari kesalahan mereka?." Menolong Jovan sambil menatap hamparan bintang itu. Tangannya terkepal erat ke samping namun bibirnya mengulas senyum paksa. Sherly dapat melihat sebuah kesedihan di mata Jovan. Hidup Jovan bagi Sherly terlalu rumit, mulai dari masalah Jovan dengan sang kakek hingga ketidakharmonisan Ia dengan sang ibu.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang