23

23 4 4
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK

BACK TO JOVAN SHERLY





"Halal gak sih numbalin Nyoto?"

-Inti Black-









Gadis bersurai hitam itu mengedarkan pandangannya di koridor rumah sakit. Ia lelah,namun tak mau berputus asa. Sudah puluhan bahkan ratusan kali ia melakoni kegiatan yang menurutnya sangat menyebalkan.

"Lo langsung masuk aja, gue tunggu di sini. Semangat Rara!." Ujar cowok itu menyemangati sang kembaran. Ia sedih, namun ia tak mau menunjukan kesedihannya pada gadis itu. Ia sebagai kakak harus terus menyemangatinya.

Sudah menjadi rutinitas gadis itu untuk melakukan cuci darah dari kecil. Gadis yang kerap di panggil Rara itu mengidap leukimia dan semakin bertambah parah ketika menginjak usia remaja. Sedari kecil Ainz dan sang kembaran harus hidup terpisah karena sang kembaran menjalani pengobatan di Amerika walaupun belum ada tanda-tanda kesembuhan.

Satu jam berlalu, setelah kegiatan mencuci darah selesai, Ainz masuk ke dalam ruang sang kembaran. Tak ada orang tua yang menemani, hal itu karena kesibukan sang Ayah. Ia terkekeh miris, bagaimana bisa anak sendiri di abaikan ketika mengidap penyakit berbahaya. Bahkan ketika di Amerika sang adik hanya tinggal bersama sang nenek, tapi takdir berkata lain. Nenek mereka harus menutup mata untuk selamanya. Hal itu juga yang menjadi alasan kepulangan gadis itu ke tanah air.

Gadis itu mengerjapkan mata menyusuikan dengan cahaya sekitar. Sepertinya efek obat bius sudah mulai menghilang.

"Abang....," lirihnya

"Ssstttt jangan banyak bicara dulu, kamu perlu istirahat." Ujar lelaki itu sambil mengelus pipi sang kembaran dengan sayang. "Papi gak dateng lagi ya?." Ada nada kesedihan di dalam pertanyaan yang di lontarkan gadis tersebut yang di sambut gelengan pelan.

"Udah gak usah terlalu di pikir, sekarang kamu tidur dulu kamu pasti masih lemes. Abang cari makan dulu ya!."

Gadis itu melihat punggung tegap Ainz menghilang di balik pintu. Ia menghela napas lelah, ia terkekeh miris ternyata masih ada orang yang peduli padanya walaupun hanya satu. Ia sangat menyayangi sang kakak.

Sudah dua puluh menit gadis itu termenung sambil menatap plafon rumah sakit yang di dominasi berwarna putih. Ia sungguh bosan, sangat malah.

Akhirnya ia memilih keluar mencari udara segar di taman rumah sakit. Walaupun kondisi tubuhnya yang masih lemas tetap saja ia memaksakan diri.

Brukk

Gadis itu meringis sakit karena pelipisnya menabrak dada bidang seseorang. Sungguh sangat sial.

"LO!."


----
Rama ingin rasanya merutuki nasib sialnya, bagaimana tidak semua ini gara-gara sang mami. Kemarin di suruh membeli susu ibu hamil untuk sang sepupu, kini malah ia di suruh menebus vitamin untuk sang sepupu yang tengah hamil. Ia menggerutu kecil setelah menebus barang yang disuruh.

"Kayak gak punya suami aja, kemarin susu sekarang vitamin. Besok apa lagi?, nyusain banget jadi orang Hah!" Dumel lelaki berkacamata itu sambil menenteng barang yang baru ia tebus tersebut. Kalau bukan karena sayang sama sang mami mungkin ia malas melakukannya.

Brukk

Karena sibuk mendumel, sampai-sampai ia tak melihat jalan sehingga menubruk seseorang di depannya.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang